Perajin Tenun Bali Bentuk Koperasi
DENPASAR,NusaBali
Para perajin tenun Bali bersatu dalam wadah koperasi. Cipta Wastra Sundaram, nama koperasi yang dibentuk para perajin tenun tersebut.
Selain untuk pemberdayaan, baik SDM dan juga usaha, pembentukan koperasi juga bertujuan meningkatkan nilai tawar perajin terhadap pihak luar. "Seperti lidi, jika bersatu kita akan kuat," ujar Sekretaris CWS I Nyoman Sudira, Minggu(26/12).
Selama ini para perajin tenun atau pelaku usaha sandang menghadapi dan menyelesaikan persoalannya secara sendiri. Persoalan - persoalan tersebut diantaranya masalah permodalan, pemasaran maupun peningkatan kapasitas SDM dan tata kelola usaha.
"Tentu tidak sedikit tantangan, yang kadang bisa membuat patah semangat," ujar Sudira. Apalagi dalam suasana dan masa pandemi, perajin jelas mengalami lebih banyak tantangan, karena berkaitan dengan kondisi perekonomian Bali secara umum yang masih belum pulih.
"Buktinya, daya beli masyarakat masih rendah,"ujar pria asal Desa Gelgel -Klungkung yang juga pemilik pertenunan 'Astiti' di Desa Gelgel, Klungkung.
Melalui wadah koperasi, persoalan-persoalan yang berkaitan dengan permodalan, SDM dan pemasaran bisa dicarikan jalan keluar secara koordinatif dan lebih efektif.
"Kita tak ingin, perajin kadang tidak dianggap oleh pihak lain. Karena itulah bersatu, dalam wadah koperasi untuk menunjukkan ekisstensi, agar jangan direndahkan orang lain, " tegas Sudira.
Untuk anggota koperasi CWS berjumlah 25 orang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Anggotanya, bukan saja pemilik usaha (UMKM), tetapi juga para tukang, seperti tukang celup, tukang canting dan yang lainnya.
Sementara untuk pemasaran produk tenun tradisional, seperti endek secara umum masih rendah. Namun demikian permintaan produk dari kalangan BUMN membantu terserapnya produk tenum tradisional. "Kami juga mendapat pesanan, cukup membantu dalam suasana sepi saat ini, "kata Sudira. *K17
1
Komentar