Pangdam Udayana Bangun Infrastruktur Pompa Hidran
Berupaya Bantu Warga Atasi Kesulitan Air di Sejumlah Desa di Bali
SINGARAJA, NusaBali
Jajaran TNI dari Kodam IX/Udayana membangun pompa hidran di Banjar Dinas Melaka, Desa Kayuputih Melaka, Kecamatan Sukasada, Buleleng, dan sejumlah desa lainnya di Bali.
Pembangunan infrastruktur jaringan air bersih tersebut dilakukan untuk mengatasi persoalan warga setempat yang selalu kesulitan air bersih seti-ap musim kemarau. Bantuan infrastruktur pompa hidran, antara lain, telah diserahkan secara simbolis oleh Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, di Banjar Melaka, Desa Kayuputih Melaka, Kamis (30/12) siang. Acara penyerahan bantuan dihadiri pula Gubernur Bali Wayan Koster, Kapolda Bali Irjen Pol Drs Putu Jayan Danu Putra SH MSi, Bu-pati Buleleng Putu Agus Suradnyana, dan Ketua DPRD Buleleng I Gede Supriatna.
Sebelum penyerahan bantuan pompa hidran tersebut, Pangdam Mayjen Maruli bersama Gubernur Koster menyempatkan meninjau proses pembangunan bak penampungan air bersih. Pangdam Mayjen Maruli pun sempat mencoba meminum air bersih yang telah dialirkan dari sumber mata air.
Pangdam Mayjen Maruli dalam sambutannya mengungkapkan, beberapa desa di Bali, termasuk kawasan Buleleng, masih banyak yang mengalami kesulitan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Jajaran TNI pun berkomitmen bantu membangun jaringan air bersih, untuk memudahkan masyarakat. Salah satunya, lewat pembangunan infrastruktur jaringan air dengan pompa hidran seperti di Desa Kayuputih Melaka ini.
Menurut Pangdam, semula pihaknya prihatin dengan kondisi warga yang kesulitan mencari air bersih ketika musim keramau. Situasi ini sudah berlangsung lama di Desa Kayuputih Melaka. Warga harus susah payah mendapatkan air untuk minum dan keperluan lainnya.
Dari situ, Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, kemudian diperintahkan Pangdam untuk melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan pemerintah desa setempat. Hasilnya, ditemukan sumber mata air baku yang bisa dialirkan ke rumah-rumah penduduk.
Sumber mata air baku ini selanjutnya dialirkan dengan jaringan pipa distribusi sepanjang 2.250 meter atau 2,25 kilometer. Kemudian, jajaran TNI bersama warga setempat membangun bak penampungan air berukuran 4 meter x 3 meter dengan tinggi 2 meter bertkapasitas 24 mjeter kubik air tak jauh dari pemukiman warga. Dengan begitu, warga bisa mengakses air bersih setiap saat dari bak penampungan tersebut.
Pengdam menyebutkan, Desa Kayuputih Melaka termasuk salah satu dari 6 desa di Kabupaten Buleleng yang mendapatkan bantuan pembangunan jaringan air bersih berupa pompa hidran. "Di Buleleng termasuk di sini (Desa Kayuputih Melaka) sudah ada 6 desa yang kita buat. Kalau di seluruh Bali, ada sekitar 30-an pompa hidran yang kita bangun. Kami juga sedang membuat dengan mesin alat bor di Karang-asem," terang Jenderal Bintang Dua TNI AD asal Sumatra Utara ini.
Bantuan pembangunan infrastruktur jaringan air bersih ini, kata Pangdam, bisa diperbanyak lagi di desa-desa yang masih mengalami persoalan air bersih, untuk memudahkan akses air bersih ke masyarakat. "Ini akan terus berlanjut karena TNI hadir untuk mendekatkan akses air bersih untuk kepentingan masyarakat," tandas Pangdam.
Sementara, Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh jajaran Kodam IX/Udayana dalam menjawab persoalan kesulitan air bersih yang terjadi di masyarakat. Berkat upaya dari Kodam IX/Udayana, persoalan air yang dialami warga Desa Kayuputih Melaka ini dapat teratasi dengan langkah cepat, tidak berbelit-belit dengan administrasi, dan biaya yang dibutuhkan tergolong murah.
"Kami apresiasi yang dilakukan jajaran TNI Kodam IX/Udayana dalam mengatasi air bersih yang cukup lama tidak terselesaikan, dengan langkah cepat dan biaya tergolong murah. Kami bersama bupati akan melanjutkannya. Dengan metode ini, pembiayaan lebih murah dan melibatkan masyarakat bergotong royong. Kami perlu melakukan penanganan dengan program serupa," kata Gubernur Koster.
Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini pun berjanji untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur air bersih di desa-desa yang masih kesulitan akses air bersih. Menurut Gubernur Koster, krisis air bersih akan ditangani dengan model penanganan yang dilakukan jajaran Kodam IX/Udayana, menggunakan sumber anggaran dari penyaluran Corporate Social Responsibility (CSR).
"Kalau di Buleleng, masalah air bersih masih ada di Kecamatan Tejakula, Kecamatan Banjar, Kecamatan Busungbiu, dan Kecamatan Gerokgak. Kami bersama bupati akan petakan desa-desa yang masih mengalami persoalan air bersih. Mulai 2022 nanti akan kita tangani dengan meniru model yang dijalankan TNI. Nanti akan melibatkan BUMN atau swasta untuk menyalurkan CSR buat pendanaannya," tandas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Sementara itu, Perbekel Kayuputih Melaka, Gede Gelgel Ariawan, mengatakan bantuan jaringan air bersih dari Kodam IX/Udayana ini akan membantu memenuhi kebutuhan air bagi 252 kepala keluarga (KK). Hanya saja, karena masih tahap awal, sambungan pipa belum bisa sampai ke rumah-rumah warga. “Buat sementara, air baru bisa dialirkan sampai di bak penampungan,” jelas Gelgel Ariawan.
Menurut Gelgel Ariawan, pemerintah desa setempat rencananya juga akan memasang beberapa titik keran umum yang bisa dijadikan lokasi untuk warga mengambil air bersih. "Kalau dari bantuan Pak Pangdam, air yang dialirkan belum bisa sampai ke rumah warga. Nanti akan kami pasang keran umum di titik keramaian. Kemudian, setelah itua akan kami kembangkan lagi hingga bisa dialirkan sampai ke seluruh rumah warga," tegas Gelgel Ariawan yang kemarin didampingi Kepala Dusun (Kadus) Melaka, Ketut Wenten.
Gelgel Ariawan mengatakan, setelah mendapat bantuan pipa dan pompa hidran dari Pangdam IX/Udayana, warga bersama aparat desa dan TNI bergotong royong membangun infrasruktur dan bak penampungan air bersih. Sumber mata air baku yang semula sulit diakses karena jauh terpencil, sekarang bisa dialirkan sampai di bak penampungan, dengan lokasi yang lebih dekat dengan pemukiman warga. *mz
1
Komentar