Warga Tegal Besar Budidaya Lele di Kandang Babi
SEMARAPURA, NusaBali
Warga Dusun Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, membudidayakan lele sejak pandemi Covid-19.
Budidaya ini pada bekas kandang babi yang diubah jadi kolam lele. Kamis (30/12), Ketua Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar, Dusun Tegal Besar, I Wayan Karma,50, mengatakan, budidaya ini karena bisnis lele cukup menggiurkan. Kandang babi yang digunakan itu merupakan kandang babi yang sudah lama tak terpakai, lanjut diubah menjadi kolam dengan melapisi plastik terpal. Saat ini ada 4 blok kandang babi menjadi kolam lele.
Para pembudidaya lele yang warga sekitar kini ada 12 orang. Mereka tergabung dalam sebuah kelompok budidaya ikan air tawar di Dusun Tegal Besar, Desa Negari.
Karma sendiri yang melontarkan ide dan memprakarsai mengubah kandang babi di Dusun Tegal Besar dijadikan kolam lele. Sejak awal pandemi Covid-19 melanda dan situasi agak ketat terkait prokes sejak Maret 2020, pria yang berprofesi sebagai juru masak di restoran ini, diam di rumah saja. "Saat di rumah, saya punya ide coba-coba pelihara lele dengan memanfaatkan kolam babi dengan memakai terpal. Ada kandang nggak isi babi, daripada diam lebih baik dimanfaatkan," kata Karma.
Awalnya Karma menebar 500 bibit lele dalam satu kolam seluas 2 m x 4 m di pekaarangan rumahnya. Akhirnya setelah tiga bulan berjalan hingga panen, dilihat oleh beberapa rekan-rekannya hingga mengikuti. "Hingga saat ini jumlah anggota kelompok kami 12 orang, dan ada 4 blok kandang babi berukuran 3 m x 4 m dialihkan menjadi kolam lele," kata Karma, sembari berkata selain itu juga ada 3 kolam berukuran 1,5 m x 3 m.
Kelompok ini juga mendapat pembinaan intensif dari Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Klungkung. Sekali panen bersama, anggota kelompok ini menghasilkan 400 kg - 450 kg lele, dengan harga per kg 18.000. "Dalam pemasaran, kami banyak punya pengepul," kata Karma yang juga instruktur tenaga swasta chef ini.
Karma berharap untuk kedepannya budidaya lele ini tetap eksis, terus berkembang hingga bisa mengusai pasaran, terutama untuk penjual lalapan. "Memelihara lele ini cukup gampang dan harga masih terjangkau," ujar Karma.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Klungkung, I Dewa Ketut Sueta Negara, mengatakan untuk di Kabupaten Klungkung memiliki 8 kelompok bididaya ikan (Pokdawan) yang aktif dan sudah teroganisir. "Harapan kami lewat asosiasi perkumpulan ini dapat mengatasi masalah pemasaran, sehingga terwujud kesejahteraan sejajar. Saling membantu, hubgga diatur pola tebar perkumpulan menjamin keberlanjutan," harap pejabat asal Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini. *wan
Komentar