Sambut Malam Tahun Baru Jual Beli Ikan Laut di Serangan Sepi
DENPASAR, NusaBali.com - Memanggang ikan laut sambil berkumpul dengan keluarga dan sahabat menjadi pilihan lumrah bagi warga Denpasar dan sekitarnya menghabislan malam tahun baru. Untuk berburu ikan segar warga biasanya ke kampung nelayan seperti misalnya di Pulau Serangan, Denpasar Selatan.
Pantauan NusaBali.com di Pulau Serangan, Jumat (31/12/2021) siang, hampir tidak ada sama sekali terlihat transaksi jual beli ikan yang biasanya ramai menjelang malam tahun baru. Selain sepi pembeli, penjual ikan laut yang biasanya ramai berjejer di pinggir jalan juga hampir tidak ada sama sekali.
“Sudah hampir sebulan tidak melaut, karena cuaca ekstrem tidak menentu. Sebentar melaut sudah hujan, balik lagi,” ujar I Made Kariaka, nelayan di Pulau Serangan.
“Kondisi air juga jelek, banyak sampah, warna air jelek karena curah hujan keras,” sambungnya.
Kariaka mengakui, sepinya aktivitas jual beli ikan di Serangan salah satunya disebabkan sedikitnya tangkapan yang didapat para nelayan. “Biasanya kan sudah ramai di pinggir jalan, sekarang begini kondisi cuacanya,” ungkapnya.
Bukan hanya dirinya, hampir semua nelayan di Serangan berpikir panjang untuk berangkat ke tengah laut, karena kalau tidak mendapatkan hasil, sudah pasti tekor biaya operasional. “Bukan hanya saya, teman-teman lain juga jarang yang melaut, sudah berapa kali merugi,” kata Kariaka yang juga Ketua Kelompok Nelayan Madu Segara.
Jika cuaca tidak terlalu buruk, Kariaka mestinya bisa melaut dan membawa pulang ikan jenis karang yang memang sedang musim, seperti ikan nyom-nyom, ikan jangki, atau giant trevally (gt).
Selain karena jumlah tangkapan nelayan Serangan yang menurun, sepinya transaksi jual beli ikan jelang malam tahun baru, juga disebabkan antuasiasme masyarakat yang menurun untuk membeli ikan jika dibandingkan dengan dengan tahun lalu. Meski pada tahun lalu juga masih dalam situasi pandemi, jual beli ikan pada akhir tahun ini tidak lebih baik dari akhir tahun 2020.
“Tahun lalu masih lebih mending dari sekarang,” keluh Kariaka.
Untuk mengantisipasi sedikitnya jumlah tangkapan nelayan Serangan, para penjual ikan ataupun pemilik rumah makan ikan laut di Serangan membeli ikan di Pasar Kedonganan, yang dikenal sebagai sentra perdagangan ikan laut di selatan Bali.
Salah seorang penjual ikan laut di Pulau Serangan yang tidak ingin disebutkan namanya mebenarkan jika jumlah pembeli pada akhir tahun ini menurun dibanding akhir tahun 2020 lalu. Perempuan yang juga menjual ikan laut di Pasar Badung (ex Tiara Grosir), mengaku membeli ikan di Pasar Kedongan untuk memenuhi stok ikannya.
“Sepi, biasanya saya sudah nyetok seminggu sebelumnya, sekarang paling dua harinya,” ujarnya.
Jika sebelum pandemi biasanya berhasil menjual sekitar 30 kilogram ikan laut, kali ini ia hanya menyediakan 5-10 kilogram ikan untuk dijual. Akhir tahun lalu ia menjual sekitar 10 kilogram ikan, tahun ini ia pesimis mencapai itu.
Keuntungan yang diraih pun menipis. Rata-rata harga ikan laut yang dijual seperti ikan kakap atau kerapu dijual dengan harga Rp 65. 000 per kilogram, harga yang bisa dijual sampai Rp 100.000 per kilogram sebelum pandemi.
“Masih ada orang bakar ikan, tapi tidak seperti tahun lalu orang berbondong-bondong,” ucapnya.
1
Komentar