Desa Adat Suwat Gelar Ritual Mendak Tirta untuk Netralkan Aura Negatif
GIANYAR, NusaBali.com - Krama Desa Adat Suwat menggelar ritual mendak (menjemput) tirta (air suci) pada Kamis (30/12/2021). Krama desa melakukan panglukatan dan persembahyangan bersama; guna menetralkan aura negatif dan membangkitkan aura positif.
Ritual mendak tirta yang diikuti oleh 40 warga Desa Adat Suwat tersebut terbilang cukup unik, prosesi dilakukan dengan cara berjalan kaki dimulai dari Pura Melanting Desa Suwat dan berjalan sekitar satu kilometer menuju panglukatan Siwa Melah Angge yang berada di sekitar wilayah Pura Dalem Suwat.
"Semua warga boleh berpartisipasi dalam ritual mendak tirta, sebenarnya ritual mendak tirta sudah ada sejak lama namun baru dikemas menjadi bagian dari Festival Air Suwat sekitar delapan tahun belakangan ini. Dan para pria hanya menggunakan kain saja tanpa busana baju," jelas Putu Partama, Ketua Panitia Pelaksana Festival AIir Suwat, Jumat (31/12/2021).
Sebelum melakukan ritual mendak tirta terlebih dahulu krama yang berpartisipasi menghaturkan pejati (sesajen) di Pura Melanting Desa Suwat dan kemudian berjalan kaki bersama-sama menuju sumber tirta yang ada di panglukatan Siwa Melah Angge sebagai wujud niat yang tulus ikhlas dalam memperoleh tirta, yang nantinya digunakan untuk kegiatan puncak Festival Air Suwat yakni kegiatan perang air.
Sesampainya di tempat tirta, krama bersama melakukan panglukatan dan melakukan persembahyangan bersama yang dipimpin oleh pemangku Pura Dalem guna menetralkan aura negatif dan membangkitkan aura positif.
Setelah melakukan persembahyangan dan panglukatan kemudian masing-masing warga yang berpartisipasi membawa wadah tirta dari tanah liat yang diusung di atas kepala. Setelah itu bersama-sama menuju kembali ke Pura Melanting untuk menyimpan tirta di tempat tersebut.
"Ada beberapa jenis tirta yang diperoleh yakni tirta pembersih, tirta Siwa, tirta Durga, tirta tujuh bidadari dan tirta Siwaratri. Yang pada intinya masing-masing tirta digunakan untuk melebur mala (hal yang bersifat kotor) sesuai dengan tema Festival Air Suwat tahun ini yakni bangkit dengan air," papar Putu Partama yang akrab disapa Putu Liong
Kegiatan mendak tirta pun berjalan dengan lancar yang turut diawasi oleh pecalang adat setempat, serta Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Suwat. "Selain bernuansa sakral, ritual mendak tirta ini juga merupakan atraksi budaya yang dapat disaksikan oleh masyarakat atau wisatawan yang sedang berkunjung ke Desa Suwat sebagai media promosi ciri khas dan potensi yang dimiliki oleh desa," kata Putu Liong.
Ritual mendak tirta sesuai jadwal harusnya digelar Jumat (31/12/2021).Namun karena krama Desa Adat Suwat pada memiliki kesibukan kegiatan ngaben sehingga ritual tahunan yang termasuk dalam rangkaian kegiatan Festival Air Suwat tersebut terpaksa dimajukan.
"Ada perubahan jadwal untuk kegiatan mendak tirta namun perubahan jadwal sama sekali tidak mengurangi makna dari ritual tersebut," terang Putu Liong.
Desa Suwat berlokasi di Kabupaten Gianyar yang berjarak 33,9 kilometer dari Kota Denpasar dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi sepeda motor maupun mobil dengan durasi sekitar satu jam lebih 11 menit. Suasana pedesaan sangat kental terasa di daerah tersebut dan Desa Suwat sedang menggencarkan serta menggali lebih dalam lagi potensi desa yang dimiliki seperti Air Terjun Suwat dan panglukatan Siwa Melah Angge yang jaraknya tidak berjauhan yakni di sekitar wilayah Pura Dalem Suwat.
Untuk ke depannya Desa Suwat akan mengembangkan wisata berbasis air seperti terapi refleksi air menggunakan ikan dan sedang mengembangkan wisata kuliner tradisional. Apabila berkunjung saat penghujung tahun seperti bulan Desember saat ini maka wisatawan akan dapat menyaksikan kegiatan tahunan yang berbentuk Festival Air Suwat yang biasanya terlaksana pada 28 Desember hingga 1 Januari di setiap tahunnya.
Komentar