Tari Kecak Tandai Dimulainya Kegiatan Bali Poleng
GIANYAR, NusaBali.com - Bertepatan dengan hari suci Siwaratri yang jatuh pada Saniscara Paing, Sasih Kapitu, Wuku Merakih kegiatan Bali Poleng yang diinisiasi oleh Yayasan 108 Bajra resmi dibuka yang mengambil tempat di wantilan Pura Samuan Tiga, Sabtu (1/1/2022) pukul 17.00 Wita.
Peresmian dibukanya kegiatan tersebut ditandai dengan pementasan Tari Kecak yang dipersembahkan oleh komunitas Bali Happy Movement dengan mengenakan seragam serba poleng (hitam, putih, abu-abu). "Ada 100 orang peserta Tari Kecak yang melakukan pementasan pada pembukaan kegiatan Bali Poleng hari ini," ujar Ketua Bali Happy Movement Kade Suambara yang sedang memberikan arahan kepada anggotanya.
Dalam sambutannya pendiri Yayasan 108 Bajra Dewa Puja Suradnya mengatakan bahwa kegiatan Bali Poleng merupakan wujud komitmen masyarakat yang ada di Bali untuk menuntaskan pandemi Covid-19 yang telah melanda selama hampir dua tahun dengan menggelar doa bersama pada tanggal 2 Januari 2022 dengan tidak memandang latar belakang agamanya.
"Pada tanggal 2 Januari 2021 mari seluruh rakyat Bali di mana pun berada agar menyempatkan diri melaksanakan doa agar pandemi ini segera berakhir. Dan tidak lupa agar masyarakat Bali menyuarakan kul-kul (kentungan) pada pukul 18.00 Wita selama kurang lebih 10 menit, dan mengenakan senteng (selendang) berwarna poleng dari pukul 06.00 hingga 18.00 Wita," ajaknya.
Lebih lanjut Dewa Puja Suradnya menjelaskan alasan digunakannya warna poleng pada kegiatan ini dikarenakan poleng memiliki nilai kewibawaan serta digunakannya kentongan karena merupakan salah satu alat komunikasi yang keberadaannya disakralkan oleh umat Hindu di Bali.
"Seperti pohon yang diberi kain poleng maka seolah-olah pohon tersebut memiliki energi dan aura tersendiri. Begitu juga dengan keberadaan kul-kul di Bali yang mampu menyatukan masyarakat disaat adanya kegiatan adat atau kepentingan lainnya," jelasnya.
Inisiatif yang dilakukan oleh Yayasan 108 Bajra kemudian diapresiasi oleh I Gusti Made Ngurah, Petajuh I Majelis Bendesa Adat Provinsi Bali, yang menyatakan bahwa kegiatan tersebut juga memiliki fungsi untuk mengangkat kearifan lokal dalam hal ini keberadaan kain poleng dan kul-kul sebagai sarana atau ciri khas budaya yang dimiliki oleh masyarakat Bali.
"Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan doa bersama Bali Poleng ini pikiran masyarakat menjadi positif sehingga dapat berdampak dengan melandainya kasus penyebaran Covid-19 yang ada," terangnya.
Apresiasi juga diberikan oleh Tjokorda Gede Putra Nindia Panglingsir Puri Peliatan Ubud yang menyatakan kegiatan pembukaan yang bertepatan dengan hari Siwaratri menjadi momen yang sangat baik bagi umat manusia untuk mengintropeksi dan mengevaluasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap sesama, lingkungan dan Sang Pencipta.
"Sejatinya jika dipetik hikmahnya pandemi yang terjadi mengajarkan manusia untuk bersyukur dan kembali memperhatikan hal-hal yang selama ini terlupakan seperti kelestarian alam dan lingkungan," tuturnya.
Kegiatan pembukaan diakhiri dengan memukul kentongan oleh I Gusti Made Ngurah yang kemudian diikuti oleh seluruh peserta yang ada dalam kegiatan tersebut.
Dewa Puja Suradnya pun berharap agar kegiatan Bali Poleng dapat diamalkan secara baik dan benar untuk mewujudkan dunia terbebas dari pandemi Covid-19 dan sebagai gambaran wujud persatuan masyarakat, khususnya masyarakat yang ada di Bali.
"Griya Lumajang Tabanan, Griya Pande Dawan, seluruh masyarakat Sambirenteng Singaraja sudah berkomitmen akan melakukan kegiatan Bali Poleng ini, jadi saya harapkan agar seluruh masyarakat juga ikut melaksanakannya," tutupnya.
1
Komentar