Stok Tukik di Pantai Yeh Gangga Menipis
TABANAN, NusaBali
Konservasi tukik (anak penyu) di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, terus berkembang.
Perkembangan ini karena keberhasilan penangkaran tukik yang siap dilepaskan. Namun awal tahun 2022, stok tukik ini menipis karena belum musim penyu bertelur.
Kini hanya ada 50 ekor tukik untuk bahan edukasi para pengunjung. Sebagaimana diketahui, konservasi tukik di Pantai Yeh Gangga atau konservasi Gangga Lestari dibuat tahun 2021. Konservasi dibuat Desa Adat Yeh Gangga untuk edukasi wisatawan agar mereka tak jauh-jauh melihat tukik sampai ke Kabupaten Badung. Tukik yang di konservasi seluruhnya disumbang dari penetasan telur penyu di kawasan Pantai Yeh Gangga.
Bendesa Adat Yeh Gangga I Ketut Dolia mengungkapkan, kini konservasi tukik telah berkembang. Namun sekarang stok konservasi tukik menipis karena tak musim penyu bertelur. "Sekarang stoknya sedikit, hanya 50 ekor ada ditangkar karena tak musim penyu bertelur, " ujarnya Minggu (2/1).
Kata dia, musim penyu bertelur pada Mei. "Kalau ada warga yang ingin melepas tukik ini, belum bisa. Karena harus pelepasan minimal setahun sejak tukik menetas," katanya.
Kendatipun stok penyu terbatas, wisatawan yang berkunjung antusias untuk melihat konservasi tukik yang dikembangkan. Sehari pengunjung bisa sampai 100 orang. "Yang berkunjung sampai 100 orang musim liburan begini, terbanyak domestik. Biasanya mereka berkunjung sore hari," katanya.
Dengan kunjungan ramai ke konservasi tukik, Dolia meminta kepada wisatawan yang berkunjung ikut memberikan perhatian terhadap konservasi tukik yang dibuat. Sebab konservasi yang dibuat bukan semata-mata untuk menarik kunjungan wisatawan, tetapi sebagai bahan edukasi agar masyarakat mengetahui bagaimana penyu menetas hingga dilepaskan. Karena penyu adalah hewan yang dilindungi. "Minimal ikut memberikan dana punia, untuk pemeliharaan ke depan," pintanya.
Sementara itu, kunjungan wisata selama tahun baru di Pantai Yeh Gangga meningkat. Sehari kunjungan mencapai 1.000 orang, hingga parkir kendaraan penuh. Dibandingkan dengan hari biasa, kunjungan hanya 200 orang. "Kunjungan ramai karena tahun baru, ramainya sejak tiga hari lalu," tegas Dolia.
Kunjungan wisatawan, diakui Dolia, tetap dengan protokol kesehatan Covid-19. Kunjungan tahun baru dibarengi dengan cuaca mendukung, maka wisata air dengan atraksi bebek-bebekan di kawasan Yeh Gangga tak bisa beroperasi, karena sungai banyak sampah kiriman.
Meskipun demikianm dia pun tetap bersyukur di tengah pandemi Covid-19, perputaran ekonomi terhadap masyarakat Yeh Gangga bisa membaik. Dia mengharapkan kondisi seperti ini terus terjadi dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19. "Harapanya biar begini ramai, supaya ada denyut kehidupan. Karena pariwisata kita sudah lama mati suri," tandasnya. *des
Komentar