Ajak Keturunan Jepang Ikut Kembangkan Kerajinan Bali
Putri Koster Tinjau Perajin Batik di Mas
GIANYAR, NusaBali
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini, tinjau Bali Handmade-Rindu Batik, usaha kerajinan batik yang ditekuni perempuan keturunan Jepang, Yuki Toyosaki, di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, Selasa (4/1).
Dalam kunjungan itu, istri Gubernur Bali Wayan Koster ini mengajak Yuki Toyosaki ikut kembangkan kerajinan khas Bali.
Yuki Toyosaki merupakan perempuan Jepang yang menikah dengan pria Bali dari Desa Mas, Kecamatan Ubud, I Wayan Gede Darmayuda. Dia sudah bertahun-tahun menekuni kerajinan batik di galerinya, Bali Handmade-Rindu Batik. Saat menerima kedatangan Putri Suastini Koster, Selasa kemarin, Yuki Toyosaki didampingi suaminya, Wayan Gede Darmayuda.
Dalam kesempatan itu, Putri Suastini Koster mengaku sangat mengapresiasi, karena ternyata kerajinan Bali tidak hanya dilirik oleh masyarakat lokal, namun juga dicintai warga keturunan asing yang sudah menetap lama di Bali, seperti halnya Yuki Toyosaki. “Hal itu tentunya harus menjadi kebanggan untuk kita,” jelas Putri Koster.
Putri Koster pun mengajak Yuki Toyosaki untuk ikut mengembangkan kerajinan khas Bali. Selain itu, Putri Koster juga mengajak dan merangkul Yuki Toyosaki untuk ikut memasarkan produknya.
Menurut Putri Koster, saat ini Dekranasda Provinsi Bali tengah getol mengadakan Pameran IKM Bali Bangkit, untuk membangkitkan gairah IKM/UKM di masa pandemi Covid-19, selain juga buat membantu bangkitnya perekonomian yang sempat terpuruk.
“Kita mengadakan pameran selama satu tahun di Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center Denpasar, Red), bernama Pameran IKM Bali Bangkit. Selain itu, dengan bantuan BPD Bali dan juga Bali Mall, kami bisa memasarkan pameran di Bandara Internasional Ngurah Rai dan mall-mall di seluruh Bali,” terang Putri Koster yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali.
Untuk itu, Putri Koster pun mengajak Yuki Toyosaki ikut bergabung dengan ratusan perajin di seluruh Bali binaan Dekranasda Provinsi Bali. “Tentu saja produksi terus, dan tetap gunakan style Bali. Kita akan kenalkan batik dengan gaya Bali mulai dari sini. Selama ini kan Bali terkenal dengan endek dan songket, sekarang koleksi kita bertambah. Ini tentu menjadi kebanggaan bagi kita,” tandas tokoh perempuan yang juga dikenal sebagai seniwati multitalenta ini.
Sementara, Yuki Toyosaki menyatakan sangat bangga dan mengapresiasi kunjungan Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Putri Koster. Yuki Toyosaki mengakui, meskipun galerinya kecil, namun dia bersemangat. Dan, kecintaannya terhadap Bali pula yang mendorong perempuan Jepang ini untuk terus berkarya.
Menurut Yuki, dirinya saat ini tengah belajar tentang patra-patra Bali, agar bisa menambah nuansa Bali dalam koleksi batiknya. “Saya sudah 35 tahun belajar. Saya akan terus belajar guna mengangkat nama Bali,” janji Yuki.
Mengenai ajakan Putri Koster untuk ikut memasarkan produknya, termasuk melalui Pameran IKM Bali Bangkit, Yuki menyambutnya dengan baik. Yuki pun berjanji untuk terus menambah koleksi batiknya, agar layak dipamerkan. “Harapan saya, ke depan semakin banyak masyarakat yang bisa menerima karya-karya kami,” harap Yuki.
Sementara itu, seusai tinjau galeri batik milik perempuan keturunan Jepang, Selasa kemarin Putri Koster berkesempatan meninjau Bidadari Mandala Art Shop milik Made Sudiana, di Desa Mas, Kecamatan Ubud. Putri Koster mengapresiasi karya-karya Made Sudiana, yang juga mengangkat tema Jepang dalam koleksi-koleksinya, selain batik Bali.
Saat berada di Bidadari Mandala Art Shop, Putri Koster sempat diberikan hadiah berupa lukisan Dewi Saraswati. Menurut pemilik galeri, Made Sudiana, semangat Dewi Saraswati sangat sesuai dengan sosok Putri Koster yang tak kenal lelah memberikan ilmu dan kesempatan bagi masyarakat Bali, khususnya perajin. 7 nat
1
Komentar