Karena Sering Caplok Penumpang Pariwisata
Dewan Minta Kaji Bus Trans Metro
DENPASAR, NusaBali
Para sopir angkutan pariwisata yang selama ini melayani wisatawan melalui konter-konter hotel menuju kawasan wisata, mengadu ke DPRD Bali.
Mereka mengeluh kehilangan penumpang, karena penumpangnya dicaplok Bus Trans Metro Dewata. DPRD Bali pun minta Pemprov Bali untuk mengkaji ulang beroperasinya Bus Trans Metro di Jalur Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan).
Anggota Komisi II DPRD Bali (yang membidangi pariwisata), I Ketut Suwandhi, mengatakan beroperasinya Bus Trans Metro sejak September 2020 mengakibatkan banyak turis beralih ke angkutan publik yang diluncurkan pemerintah pusat tersebut. Maklum, penumpang Bus Trans Metro digratiskan.
Suwandhi mengaku banyak menerima keluhan para sopir angkutan pariwisata, yang selama ini melayani wisatawan melalui konter-konter hotel menuju kawasan wisata. Namun, sejak beroperasinya Bus Trans Metro yang digratiskan, banyak wisatawan beralih ke angkutan publik tersebut.
"Para sopir angkutan pariwisata jadinya banyak kehilangan pelanggan, karena Bus Trans Metro ini menjadi pilihan wisatawan lanteran digratiskan," ujar Suwandhi dalam keterangan persnya di Denpasar, Rabu (5/1) siang.
Politisi senior Golkar asal asal Banjar Belaluan Sad Merta, Desa Dauh Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara ini ini menyebutkan, selama setahun lebih beroperasi, Bus Trans Metro sebenarnya mubazir. Karena tidak banyak penumpang umum yang memanfaatkan angkutan publik tersebut.
"Karena itu, lebih baik armada Bus Trans Metro ini dihibahkan kepada sekolah-sekolah untuk layanan antar jemput, daripada mematikan angkutan pariwisata," jelas mantan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 dan Ketua Komisi II DPRD Bali 2014-2019 ini.
Suwandhi menegaskan, para sopir angkutan pariwisata yang biasa mendrop turis dari konter hotel ke tempat wisata, kini kehilangan peluang rezeki di tengah pandemi Covid-19 ini. "Kami berharap Dinas Perhubungan Provinsi Bali melakukan kajian dengan stakeholder terkait. Ada ratusan unit Bus Trans Metro beroperasi mencaplok rezeki sopir angkutan pariwisata. Ada ribuan sopir itu kehilangan rezekinya," sodok politisi berjuluk’Jenderal Kota’ yang juga mantan Ketua DPD II Golkar Denpasar ini.
Sementara itu, Kadis Perhubungan Provinsi Bali, I Wayan Gede Samsi Gunarta, mengatakan ada 105 unit Bus Trans Metro beroperasi di Denpasar. Bus dengan kapasitas 24-32 kursi itu merupakan angkutan publik yang dioperasikan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan.
"Pemerintah pusat yang langsung mengoperasikan Bus Trans Metro, dengan dana dari APBN. Karena Undang-undang yang memang mengamanatkan pemerintah harus menyediakan layanan angkutan publik di kota besar," papar Samsi Gunarta saat dikmonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu kemarin.
Menurut Samsi Gunarta, Bus Trans Metro yang selama ini beroperasi sebenarnya sudah punya halte tersendiri, tidak boleh mengambil penumpang sembarangan. Bus tersebut melalui halte-halte yang tersedia, dengan durasi berhenti 10 menit. Kalau ada sopir bus yang melanggar, mereka dikenakan denda.
Samsi Gunarta menyebutkan, ke depan Bus Trans Metro akan diperuntukkan buat layanan anak-anak sekolah. Pasalmnya, transportasi publik ini menjadi angkutan paling aman bagi anak-anak sekolah.
"Hanya karena masih Pandemi Covid-19 saja belum banyak yang memanfaatkan. Nanti arahnya akan melayani anak-anak sekolah. Kasihan anak-anak kita pakai motor, rawan kecelakaan. Mereka generasi yang harus dijaga juga," tegas birokrat asal Desa Jegu, Kecamatan Penebel, Tabanan ini.
Soal Bus Trans Metro mencaplok rezeki sopir angkutan pariwisata, menurut Samsi Gunarta, Dinas Perhubungan siap menampung keluhan mereka. "Sebaiknya kita bicarakan baik-baik. Bus Trans Metro ini kan digratiskan. Kemudian, kalau jadi pilihan wisatawan, ya ini tantangan para usaha angkutan untuk meningkatkan kualitas," kata Samsi Gunarta.
Operasional Bus Trans Metro Dewata, yang merupakan layanan transportasi publik berbasis aplikasi, dilaunching Guybernur Bali Wayan Koster, 9 September 2020 lalu. Bus Trans Metro yang seluruhnya dirancang dengan armada 105 unit bus dan melayani 4 koridor di Jalur Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan) ini di-beri nama Teman Bus. Teman adalah singkatan dari transportasi ekonomis, mudah, andal, nyaman.
Ada empat koridor yang dirancang terintergrasi dengan trayek Bus Trans Sarbagita sebelumnya, trayek-trayek AKDP, trayek pelayanan KSPN, dan trayek Angkot Denpasar. Koridor I, dengan jumlah armada mencapai 31 unit Bus Trans Metro, melayani rute Terminal Pesiapan (Tabanan)-Central Parkir Kuta (Badung) sepanjang 63,6 kilometer PP, berisi 40 halte. Sedangkan Koridor II dengan jumlah armada 22 unit bus, melayani rute GOR Ngurah Rai (Denpasar)-Bandara Internasional Ngu-rah Rai Tuban (Badung) sepanjang 30,2 kilometer PP, dengan 24 halte.
Sementara Koridor III dengan jumlah armada 20 unit bus, melayani rute Pantai Matahari Terbit Sanur (Denpasar)-Desa Dalung (Kecamatan Kuta Utara, Badung), sepanjang 43 kilometer PP, dengan 24 halte. Sebaliknya, Koridor IV dengan 32 unit Teman Bus melayani rute Terminal Ubung (Denpasar)-Sentral Parkir Kuta (Badung)-Monkey Forest Ubud (Gianyar) sepanjang 55,3 kilometer PP, dengan 32 halte. *nat
Komentar