Kontrak Pasar Samplangan Sampai April
Pedagang Pasar Rakyat Gianyar Ambil Undian
GIANYAR, NusaBali
511 pedagang los Daging, ikan, tahu tempe, telor, makanan dan minuman mengambil nomor undian tempat jualan di Pasar Rakyat Gianyar, Kamis (6/1) pagi.
Pedagang di los mencapai 1.589 orang sehingga pengundian lapak berjualan ini selama 3 hari atau sampai Sabtu (9/1). Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar Luh Gede Eka Suary mengatakan pengundian lapak ini dilakukan secara bertahap. Sebab jumlah pedagang cukup banyak. ‘’Selanjutnya untuk pengundian pedagang di kios dan toko, akan dijeda beberapa hari setelah pengundian lapak los,’’ ujar pejabat asal Tabanan ini.
Sementara itu, Pasar Relokasi di Kelurahan Samplangan, Gianyar, diperpanjang sewa tanahnya oleh Pemkab Gianyar, sampai April 2022. Namun demikian, Eka Suary optimis Februari 2022, Ppasar Rakyat Gianyar sudah beroperasi. Pengundian lapak itu dihadiri Asisten Administrasi Ekonomi dan Pembangunan I Wayan Sadra.
Eka Suary mengatakan teknis pengundian terlebih dahulu mengundang pedagang yang sudah terdata dan sudah terverifikasi pada saat perpindahan (pedagang existing). Setelah mendapat undangan mereka datang dengan membawa surat undangan dan melakukan proses registrasi serta langsung mengambil undian. “Pengundian los dibagi empat pos/tempat berdasarkan jenis dagangan dan lantai, agar tetap mematuhi protokol kesehatan,’’ ujar Eka Suary.
Jelas dia, retribusi Pasar Rakyat Gianyar selama 6 bulan ke depan akan digratiskan. Selanjutnya akan dilaksanakan subsidi silang retribusi atau sewa dengan payung hukum berupa Perda Retribusi. “Sekarang karena kesepakatan, selama 6 bulan perpindahan ini, retribusinya akan digratiskan. Sudah dipersiapkan mulai dari sekarang serta dengan payung hukum Perda Retribusi yang sudah ada,” kata pejabat kelahiran 10 April 1970 ini.
Eka Suary memastikan pedagang yang berkesempatan mendapat tempat di Pasar Rakyat Gianyar hanya pedagang lama yang sudah terdata. "Tidak ada pedagang baru. Kalau pergeseran mungkin ada, dari orangtua ke anak, atau ponakan. Jadi ahli warisnya ganti nama dalam SK. Kalau merekrut dilempar ke publik sih tidak," tegas istri drh I Made Sadakarya ini.
Ibu dua anak ini juga mengatakan pengundian pedagang los ini sudah termasuk pedagang yang dulu berjualan di pelataran. Sebab ke depan, tidak boleh ada lagi pedagang pelataran di Pasar Rakyat Gianyar. "Jadi semua pedagang di dalam. Bupati tegas, semua di area radius 100 meter clear dari pedagang liar," jelasnya. Setelah pengundian selesai, diberikan waktu sekitar dua minggu pada pedagang untuk mobilisasi barang. "Kami akan cari hari bagus, awal Februari buka," ujar Eka Suary.
Terkait permintaan Gubernur Bali Wayan Koster agar pedagang memasang tarif, menurut Eka Suary sulit diterapkan di pasar tradisional dengan produk yang beragam. "Meski bangunan seperti mall, rohnya masih pasar tradisional. Mungkin ada yang bisa (pasang tarif), tapi produk petani dan IKM kan berbeda," ujarnya. Terkait pembatasan timbulan sampah plastik sebagaimana imbauan Gubernur Bali, dia mengaku sudah mengimbau pedagang agar mengurangi pemakaian plastik. ‘’Pembeli agar membawa tas dari rumah," imbuh alumni Magister Ekonomi Pembangunan Pascasarjana Unud ini.
Terkait pasar darurat (relokasi) Samplangan, jelas dia, akan diperpanjang sewanya kepada 10 pemilik lahan sampai April 2021. "Karena kan perlu waktu untuk relokasi. Jadi kami perpanjang sewa di sana. Kalau semua pedagang sudah masuk ke Pasar Rakyat Gianyar ini, lahan itu kami kembalikan pada pemiliknya. Bangunannya, karena itu aset Pemkab, mungkin akan ada penghapusan," tegas Eka Suary.
Salah seorang pedagang sayuran Wayan Mas yang memperoleh los di Pasar Rakyat Gianyar mengatakan, dirinya ragu apakah nanti bisa membayar sewa/retribusi karena kondisi ekonomi yang lesu di tengah pandemi Covid-19. Namun karena retribusi pasar akan digratiskan selama 6 bulan, dirinya merasa terbantu untuk memulai berjualan.
Pedagang lain, Ni Wayan Sriyani, 37, asal Desa Serongga, Gianyar belum bisa memprediksi situasi di pasar baru. Sriyani yang sudah 20 tahun berjualan daging babi ini hanya bisa berharap situasi pasar tempo dulu bisa dirasakan kembali. "Kalau sistem undiannya, saya rasa sudah terbuka dan adil. Tapi kalau soal ramai atau ndak nanti, belum tahu karena belum nyoba jualan di sini," ujarnya. *nvi
1
Komentar