Bendungan Jebol, Sawah Kekeringan
Puluhan bahkan hingga seratusan hektare sawah di dua desa yakni Desa Tamanbali dan Bunutin, Kecamatan Bangli, mangkrak.
BANGLI, NusaBali
Saluran irigasi mengering akibat longsor yang menimbun bendungan di Dusun Sidawa, Desa Tamanbali. Petani tidak bisa mengolah lahan sawah, padahal benih padi sudah siap tanam.
Penuturan warga subak, macetnya saluran irigasi sudah berlangsung sepekan lebih. “Ini kerusakan kedua,” kata I Wayan Bebas, seorang warga subak, Rabu (15/2).
Sebelumnya bendungan sempat jebol karena diterjang batang pohon tumbang yang hanyut. Kerusakan tersebut diperbaiki warga subak secara swadaya. Kerusakan kali kedua itulah yang menyebabkan sawah mengering. Memang belakangan hujan turun. Namun curah hujan tidak mencukupi kebutuhan sawah yang ditanami padi. “Hujan kan tidak terus-terusan,” lanjut Bebas.
Hal senada disampaikan Pande Ketut Darma, petani lainnya. “Jika irigasi tetap mati, benih padi sia-sia,” kata Pande Darma.
Pasalnya usia benih yang sudah tua, tidak baik ditanam. Rentan mati, karena akar serabut putus saat benih dicabut dari petak persemaian. Dikatakan rata-rata usia benih petani 14-15 hari. Menurut petani, benih umur 15 hari sudah bisa ditanam, dari umur ideal umur 17 dan 21 hari. Lebih dari 21 hari, bibit pada sudah termasuk wayah (tua), tidak baik ditanam. “Karena akarnya sudah pegat,” kata petani.
Menurut petani, setidaknya ada 6 subak dari Desa Tamanabali dan Bunutin yang irigasinya bersumber di bendungan Sidawa. Subak-subak tersebut adalah Subak Prayu, Subak Selat, Subak Bunutin, Subak Guliang Kawan, Subak Tamanbali, dan Subak Guliang Kangin. “Sawah yang sudah diolah rata-rata kering,” ujar Wayan Bebas.
Pantauan di Subak Guliang Kawan di Desa Bunutin, saluran irigasi subak setempat sudah mengering. Hamparan sawah sekitar telantar, karena tidak bisa diolah akibat tidak berair. Sementara bibit padi pada petak-petak persemaian beberapa di antaranya menguning, karena menua dan kekurangan air. Setidaknya perlu Rp 140 ribu untuk lahan seluas 30 are.
Terpisah Kepala Dinas PU Bangli I Wayan Lawe, menyatakan, pihaknya sudah mengecek bendungan yang tertimbun longsor di Dusun Sedawa Tamanbali. “Sudah dicek oleh Kabid Pak Agus Yudi,” ujar Lawe. Apakah akan dilakukan penanganan darurat? Lawe menyatakan perbaikan itu akan masuk dalam kegiatan APBD 2017. “Itu termasuk bencana,” ujarnya. Dikatakan belakangan ada beberapa saluran sarana dan prasarana irigasi yang longsor dan rusak karena bencana. Kata Lawe bendungan untuk sawah persubakan Desa Tamanbali dan Bunutin di Dusun Sedawa, salah satunya. Anggarannya sebesar Rp 500 juta. * k17
Saluran irigasi mengering akibat longsor yang menimbun bendungan di Dusun Sidawa, Desa Tamanbali. Petani tidak bisa mengolah lahan sawah, padahal benih padi sudah siap tanam.
Penuturan warga subak, macetnya saluran irigasi sudah berlangsung sepekan lebih. “Ini kerusakan kedua,” kata I Wayan Bebas, seorang warga subak, Rabu (15/2).
Sebelumnya bendungan sempat jebol karena diterjang batang pohon tumbang yang hanyut. Kerusakan tersebut diperbaiki warga subak secara swadaya. Kerusakan kali kedua itulah yang menyebabkan sawah mengering. Memang belakangan hujan turun. Namun curah hujan tidak mencukupi kebutuhan sawah yang ditanami padi. “Hujan kan tidak terus-terusan,” lanjut Bebas.
Hal senada disampaikan Pande Ketut Darma, petani lainnya. “Jika irigasi tetap mati, benih padi sia-sia,” kata Pande Darma.
Pasalnya usia benih yang sudah tua, tidak baik ditanam. Rentan mati, karena akar serabut putus saat benih dicabut dari petak persemaian. Dikatakan rata-rata usia benih petani 14-15 hari. Menurut petani, benih umur 15 hari sudah bisa ditanam, dari umur ideal umur 17 dan 21 hari. Lebih dari 21 hari, bibit pada sudah termasuk wayah (tua), tidak baik ditanam. “Karena akarnya sudah pegat,” kata petani.
Menurut petani, setidaknya ada 6 subak dari Desa Tamanabali dan Bunutin yang irigasinya bersumber di bendungan Sidawa. Subak-subak tersebut adalah Subak Prayu, Subak Selat, Subak Bunutin, Subak Guliang Kawan, Subak Tamanbali, dan Subak Guliang Kangin. “Sawah yang sudah diolah rata-rata kering,” ujar Wayan Bebas.
Pantauan di Subak Guliang Kawan di Desa Bunutin, saluran irigasi subak setempat sudah mengering. Hamparan sawah sekitar telantar, karena tidak bisa diolah akibat tidak berair. Sementara bibit padi pada petak-petak persemaian beberapa di antaranya menguning, karena menua dan kekurangan air. Setidaknya perlu Rp 140 ribu untuk lahan seluas 30 are.
Terpisah Kepala Dinas PU Bangli I Wayan Lawe, menyatakan, pihaknya sudah mengecek bendungan yang tertimbun longsor di Dusun Sedawa Tamanbali. “Sudah dicek oleh Kabid Pak Agus Yudi,” ujar Lawe. Apakah akan dilakukan penanganan darurat? Lawe menyatakan perbaikan itu akan masuk dalam kegiatan APBD 2017. “Itu termasuk bencana,” ujarnya. Dikatakan belakangan ada beberapa saluran sarana dan prasarana irigasi yang longsor dan rusak karena bencana. Kata Lawe bendungan untuk sawah persubakan Desa Tamanbali dan Bunutin di Dusun Sedawa, salah satunya. Anggarannya sebesar Rp 500 juta. * k17
1
Komentar