Satu Keluarga Tergigit Kuluk Rabies
Dari 12 warga yang tergigit kuluk positif rabies tidak ada gigitan berisiko tinggi sehingga semuanya tak mendapatkan serum anti rabies (SAR).
NEGARA, NusaBali
Satu keluarga di Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana tergigit kuluk (anak anjing) peliharaan yang positif rabies, Rabu (15/2). Satu keluarga itu terdiri dari 6 orang yakni Dewa Putu Ardana, 50, (kepala keluarga), Dewa Kade Ari, 21, dan Arum Wahyuni, 17, (anak kandung), Sayu Komang Suarni (ibu kandung), Dewa Komang Sugianyar, 40, (adik kandung), dan Ni Putu Lily Suatuti, 20, (menantu).
Kuluk berumur 3 bulan peliharaan Dewa Putu Ardana ini baru diketahui positif rabies pada Kamis (16/2) setelah menggigit anggota keluarganya. Dewa Ardana dapatkan kuluk itu dari seorang kerabat di Banjar Pancaseming, Desa Batuagung. Saat diminta, kuluk itu baru berumur 2 bulan. Kuluk yang dipelihara dengan dilepasliarkan itu diperkirakannya terserang rabies setelah kontak dengan sejumlah anjing liar di seputaran rumahnya. “Kuluk diserang banyak anjing di depan rumah. Tetapi saya tidak tahu siapa pemilik anjing itu, kemungkinan bukan milik warga di sini,” ujar Ardana, Jumat (17/2)..
Selang beberapa hari setelah dikeroyok anjing, kuluknya mendadak galak. Satu per satu anggota keluarganya, termasuk Dewa Ardana digigit kuluk pada Rabu (15/2). Begitu juga sejumlah tetangganya yang kebetulan lewat ikut tergigit. Akibat tergigit kuluk, adik kandung Dewa Ardana, Dewa Komang Sugianyar mendadak merasa panas dingin. Dewa Sugianyar berinisiatif memeriksakan diri ke Puskesmas Jembrana I di Desa Dangin Tukadaya, Kamis (16/2) pagi.
Mendapat informasi korban panas dingin setelah tergigit anjing, petugas Puskesmas Jembrana I berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jembrana yang melanjutkan kepada Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana. Petugas memutuskan mengeliminasi kuluk tersebut untuk sample. Lalu sample langsung dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Hasilnya, kuluk yang sempat mengigit keluarga tuannya itu positif rabies.
Petugas Bidang Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Kesehatan, termasuk Puskesmas Jembrana I turun mengabarkan kuluk itu positif rabies. Petugas sekaligus melakukan penyisiran untuk mengetahui sejumlah warga lainnya yang sempat tergigit kuluk tersebut. Kabid Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian Pangan Jembrana, Ir Anak Agung Ngurah Mahadikara didamping Kasi Pengamatan dan Penyidikan, drh I Wayan Widarsa, mengatakan, untuk 6 anggota keluarga pemilik kuluk itu dipastikan sudah semua mendapat VAR.
Berdasar penyisiran bersama kelian banjar setempat, diketahui ada 6 warga lainnya yang juga tergigit kuluk rabies. “Total ada 12 orang tergigit kuluk positif rabies. Sisanya, sudah kami pastikan mendapat VAR hari ini,” terang Ngurah Mahardika.
Ngurah Mahardika mengungkapkan, sesuai pendataan pada bekas luka gigitan, tidak ada satu pun dari 12 warga masuk kategori gigitan risiko tinggi. Sehingga mereka tidak perlu mendapatkan Serum Anti Rabies (SAR). Terkait temuan kasus positif rabies, Bidang Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan mengagendakan turun bersama Dinas Peternakan Pemrov Bali untuk mengeliminasi sekalian mengambil sample sejumlah anjing liar di Banjar Palungan. * ode
Satu keluarga di Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana tergigit kuluk (anak anjing) peliharaan yang positif rabies, Rabu (15/2). Satu keluarga itu terdiri dari 6 orang yakni Dewa Putu Ardana, 50, (kepala keluarga), Dewa Kade Ari, 21, dan Arum Wahyuni, 17, (anak kandung), Sayu Komang Suarni (ibu kandung), Dewa Komang Sugianyar, 40, (adik kandung), dan Ni Putu Lily Suatuti, 20, (menantu).
Kuluk berumur 3 bulan peliharaan Dewa Putu Ardana ini baru diketahui positif rabies pada Kamis (16/2) setelah menggigit anggota keluarganya. Dewa Ardana dapatkan kuluk itu dari seorang kerabat di Banjar Pancaseming, Desa Batuagung. Saat diminta, kuluk itu baru berumur 2 bulan. Kuluk yang dipelihara dengan dilepasliarkan itu diperkirakannya terserang rabies setelah kontak dengan sejumlah anjing liar di seputaran rumahnya. “Kuluk diserang banyak anjing di depan rumah. Tetapi saya tidak tahu siapa pemilik anjing itu, kemungkinan bukan milik warga di sini,” ujar Ardana, Jumat (17/2)..
Selang beberapa hari setelah dikeroyok anjing, kuluknya mendadak galak. Satu per satu anggota keluarganya, termasuk Dewa Ardana digigit kuluk pada Rabu (15/2). Begitu juga sejumlah tetangganya yang kebetulan lewat ikut tergigit. Akibat tergigit kuluk, adik kandung Dewa Ardana, Dewa Komang Sugianyar mendadak merasa panas dingin. Dewa Sugianyar berinisiatif memeriksakan diri ke Puskesmas Jembrana I di Desa Dangin Tukadaya, Kamis (16/2) pagi.
Mendapat informasi korban panas dingin setelah tergigit anjing, petugas Puskesmas Jembrana I berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jembrana yang melanjutkan kepada Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana. Petugas memutuskan mengeliminasi kuluk tersebut untuk sample. Lalu sample langsung dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Hasilnya, kuluk yang sempat mengigit keluarga tuannya itu positif rabies.
Petugas Bidang Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Kesehatan, termasuk Puskesmas Jembrana I turun mengabarkan kuluk itu positif rabies. Petugas sekaligus melakukan penyisiran untuk mengetahui sejumlah warga lainnya yang sempat tergigit kuluk tersebut. Kabid Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian Pangan Jembrana, Ir Anak Agung Ngurah Mahadikara didamping Kasi Pengamatan dan Penyidikan, drh I Wayan Widarsa, mengatakan, untuk 6 anggota keluarga pemilik kuluk itu dipastikan sudah semua mendapat VAR.
Berdasar penyisiran bersama kelian banjar setempat, diketahui ada 6 warga lainnya yang juga tergigit kuluk rabies. “Total ada 12 orang tergigit kuluk positif rabies. Sisanya, sudah kami pastikan mendapat VAR hari ini,” terang Ngurah Mahardika.
Ngurah Mahardika mengungkapkan, sesuai pendataan pada bekas luka gigitan, tidak ada satu pun dari 12 warga masuk kategori gigitan risiko tinggi. Sehingga mereka tidak perlu mendapatkan Serum Anti Rabies (SAR). Terkait temuan kasus positif rabies, Bidang Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan mengagendakan turun bersama Dinas Peternakan Pemrov Bali untuk mengeliminasi sekalian mengambil sample sejumlah anjing liar di Banjar Palungan. * ode
1
Komentar