Bali Masuk 11 Provinsi Kasus Naik Berturut-turut
Satgas Covid-19 Minta Krama Bali Waspada, Tetap Disiplin Prokes
Temuan kasus positif yang belakangan naik berturut-turut walau masih 1 digit di Bali tidak ada transmisi lokal atau tidak ditemukan penularan baru.
DENPASAR, NusaBali
Pasca Perayaan Natal dan Tahun Baru 2022 menjadi atensi Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. Sekretaris Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin mengungkap Bali menjadi 11 provinsi dengan kenaikan kasus berturut-turut sejak sepekan terakhir.
Rentin mengatakan krama Bali harus waspada dan tetap taat dengan prokes, sebab masa inkubasi virus Corona biasanya pada hari ke 10.
"Mudah-mudahan stabil pasca Natal dan Tahun Baru 2022 ini. Kita tunggu sampai tiga pekan sejak Perayaan Natal dan Tahun Baru 2022. Mudah-mudahan tidak ada kenaikan drastis," ujar Rentin saat dihubungi NusaBali, Senin (10/1).
Berdasarkan data dari Satgas Nasional Penanggulangan Covid-19 per 5 Januari 2022, 11 provinsi mengalami kenaikan kasus Covid-19 lebih dari satu minggu berturut-turut. Dari 11 provinsi tersebut ada 2 daerah yang konsisten mengalami kenaikan hingga 4 minggu berturut, yakni DKI Jakarta dan Kepulauan Riau.
Ada pula menurut Rentin yang mengalami kenaikan 3 minggu berturut-turut, yakni Kalimantan Selatan. "Kemudian 8 provinsi mengalami kenaikan kasus 2 minggu terakhir, termasuk Bali di dalamnya. Ya, ini harus menjadi kewaspadaan kita semua supaya kasusnya tidak meledak lagi," ujar pria yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali ini.
Dijelaskan Rentin, ada yang sudah alami kenaikan kasus selama 2 minggu berturut baru-baru ini, seperti Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
Menurut Rentin, sejak 2 Januari 2022, terjadi penambahan kasus setiap harinya, meski masih konsisten hanya satu digit, yakni pada angka 1, 5, 8, 1, 4, 5, 6,9 kasus positif. Beruntung baru, Senin kemarin turun hanya dengan 1 kasus baru.
“Kasusnya memang meningkat, tapi masih konsisten satu digit. Mari lebih waspada, tetap taat disiplin Protokol Kesehatan,” pinta birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini. Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya secara terpisah mengatakan kenaikan kasus berturut-turut di Bali memang harus diwaspadai. Sebab baru saja berakhir Perayaan Natal dan Tahun Baru. "Ya Bali juga berturut-turut ada kenaikan, makanya kita selalu wanti-wanti jangan pernah lelah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Itu saja kuncinya," ujar Suarjaya.
Kata Suarjaya, masih beruntung adanya temuan kasus positif yang belakangan naik berturut-turut dengan 1 digit tidak ada transmisi lokal. Artinya, ketika 1 orang ditesting positif kemudian ditracing, tidak ditemukan penularan baru. "Kasus yang naik sepekan dengan 1 digit tetapi tidak ada transmisi lokal. Artinya virus masih ada, maka kita minta taat Prokes selalu," ujar mantan Kabid Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit di Dinas Kesehatan Provinsi Bali ini.
Suarjaya membeber kasus positif yang tidak diawali dengan transmisi lokal ini, karena vaksinasi yang efektif. Sehingga menciptakan kekebalan komunal. "Mungkin saja ada yang tertular, tetapi yang bersangkutan tidak bergejala. Nah, ini diperkirakan karena mengikuti vaksinasi," beber Suarjaya.
Birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng ini menyebutkan kasus positif dengan 1 digit, tetapi tidak terjadi transmisi lokal, terdeteksi saat yang bersangkutan akan melakukan perjalanan keluar daerah. Sehingga dilakukan test PCR, ternyata hasilnya positif. "Tetapi kita tracing, nggak ada penyebaran. Mudah-mudahan sih ke depan makin landai dan virusnya hilang," ujar Suarjaya. *nat
Rentin mengatakan krama Bali harus waspada dan tetap taat dengan prokes, sebab masa inkubasi virus Corona biasanya pada hari ke 10.
"Mudah-mudahan stabil pasca Natal dan Tahun Baru 2022 ini. Kita tunggu sampai tiga pekan sejak Perayaan Natal dan Tahun Baru 2022. Mudah-mudahan tidak ada kenaikan drastis," ujar Rentin saat dihubungi NusaBali, Senin (10/1).
Berdasarkan data dari Satgas Nasional Penanggulangan Covid-19 per 5 Januari 2022, 11 provinsi mengalami kenaikan kasus Covid-19 lebih dari satu minggu berturut-turut. Dari 11 provinsi tersebut ada 2 daerah yang konsisten mengalami kenaikan hingga 4 minggu berturut, yakni DKI Jakarta dan Kepulauan Riau.
Ada pula menurut Rentin yang mengalami kenaikan 3 minggu berturut-turut, yakni Kalimantan Selatan. "Kemudian 8 provinsi mengalami kenaikan kasus 2 minggu terakhir, termasuk Bali di dalamnya. Ya, ini harus menjadi kewaspadaan kita semua supaya kasusnya tidak meledak lagi," ujar pria yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali ini.
Dijelaskan Rentin, ada yang sudah alami kenaikan kasus selama 2 minggu berturut baru-baru ini, seperti Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
Menurut Rentin, sejak 2 Januari 2022, terjadi penambahan kasus setiap harinya, meski masih konsisten hanya satu digit, yakni pada angka 1, 5, 8, 1, 4, 5, 6,9 kasus positif. Beruntung baru, Senin kemarin turun hanya dengan 1 kasus baru.
“Kasusnya memang meningkat, tapi masih konsisten satu digit. Mari lebih waspada, tetap taat disiplin Protokol Kesehatan,” pinta birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini. Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya secara terpisah mengatakan kenaikan kasus berturut-turut di Bali memang harus diwaspadai. Sebab baru saja berakhir Perayaan Natal dan Tahun Baru. "Ya Bali juga berturut-turut ada kenaikan, makanya kita selalu wanti-wanti jangan pernah lelah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Itu saja kuncinya," ujar Suarjaya.
Kata Suarjaya, masih beruntung adanya temuan kasus positif yang belakangan naik berturut-turut dengan 1 digit tidak ada transmisi lokal. Artinya, ketika 1 orang ditesting positif kemudian ditracing, tidak ditemukan penularan baru. "Kasus yang naik sepekan dengan 1 digit tetapi tidak ada transmisi lokal. Artinya virus masih ada, maka kita minta taat Prokes selalu," ujar mantan Kabid Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit di Dinas Kesehatan Provinsi Bali ini.
Suarjaya membeber kasus positif yang tidak diawali dengan transmisi lokal ini, karena vaksinasi yang efektif. Sehingga menciptakan kekebalan komunal. "Mungkin saja ada yang tertular, tetapi yang bersangkutan tidak bergejala. Nah, ini diperkirakan karena mengikuti vaksinasi," beber Suarjaya.
Birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng ini menyebutkan kasus positif dengan 1 digit, tetapi tidak terjadi transmisi lokal, terdeteksi saat yang bersangkutan akan melakukan perjalanan keluar daerah. Sehingga dilakukan test PCR, ternyata hasilnya positif. "Tetapi kita tracing, nggak ada penyebaran. Mudah-mudahan sih ke depan makin landai dan virusnya hilang," ujar Suarjaya. *nat
1
Komentar