Kasus DBD Menurun, Dinkes Tetap Ingatkan Warga Tak Lengah
SINGARAJA, NusaBali
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Buleleng menunjukkan penurunan kasus di tahun 2021 lalu.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, penurunan kasus DBD pada tahun 2021 dibandingkan dengan kasus 2020 menurun drastis hingga tiga kali lipat. Namun Dinkes tetap mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak lengah pada serangan nyamuk Aedes Aegypti pada cuaca ekstrem saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dr Sucipto ditemui di ruang kerjanya Selasa (11/1) kemarin mengatakan, sesuai data yang dimiliki, DBD yang merupakan penyakit endemis di Buleleng, sempat mengalami ledakan kasus pada tahun 2020 lalu. Tercatat sebanyak 3.402 kasus DBD dalam kurun waktu setahun. Angka kasus dengan lonjakan yang sangat tinggi itu terpantau sebagai siklus lima tahunan.
Beruntung pada tahun 2021 lalu, jumlah kasus DBD menurun drastis. Sepanjang tahun hanya tercatat 981 kasus. Meski demikian pejabat asal Busungbiu, Buleleng ini kembali mengingatkan masyarakat untuk waspada dan menjaga lingkungan rumah. Terlebih saat ini sedang berlangsung musim penghujan yang disertai cuaca ekstrem.
Merujuk data kasus di tahun-tahun sebelumnya, serangan DBD memang terjadi di rentang bulan Januari-Mei. Kasus mulai akan melandai pada bulan Juni saat memasuki musim kemarau.
“Yang paling tepat untuk mengantisipasi serangan DBD, adalah gerakan masyarakat (Germas) hidup bersih dan menjaga lingkungan sekitarnya, jangan sampai ada air menggenang yang bisa menjadi sarang nyamuk. Prinsip 3M yakni menguras, menutup dan mengubur masih efektif,” kata Sucipto.
Menurutnya, edukasi Germas merupakan program prioritas di Dinas Kesehatan untuk mengatasi DB. Germas ini pun harus dilakukan serentak oleh seluruh masyarakat, tidak oleh individu atau satu keluarga saja. Sehingga menutup peluang berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypty. Sementara itu penanganan kasus DBD di Buleleng juga didukung dengan penyebaran bubuk abate dan pelaksanaan fogging. *k23
Komentar