Karangasem Masih Terendah di Bali
Setahun kepemimpinan Bupati/Wakil Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dan I Wayan Arta Dipa (Mas–Dipa), tanpa malu-malu membeberkan bahwa di beberapa bidang capaiannya masih terendah di Bali.
Setahun Mas–Dipa Menjabat Bupati–Wakil Bupati
AMLAPURA, NusaBali
Guna mengikis ketertinggalan, Bupati Mas Sumatri bersama Wabup Arta Dipa dan jajaran OPD, berjanji bekerja lebih keras.
Sementara kemampuan Pemkab Karangasem mengejar ketertinggalan peringkat empat di Bali dengan skor 2,29. Bupati Mas Sumatri menyebutkan, Karangasem yang mewilayahi delapan kecamatan, 75 desa, dan tiga kelurahan, masyarakatnya termiskin di Bali. Angka kemiskinan 7,44 persen (30.330 jiwa) di akhir 2015. Angka itu mengalami kenaikan cukup tajam dibandingkan 2012, sekitar 5,63 persen (22.940 jiwa).
Tingkat pendidikannya terendah di Bali, dengan rata-rata lama sekolah mencapai 5,88 tahun. Itu berarti masyarakat Karangasem belum ada yang tamat SD. Pertumbuhan ekonomi pun jadi juru kunci, mencapai 5,73 persen, indek pembangunan manusia (IPM) mencapai 67,83 persen, angka harapan hidup hanya 65,00 persen juga terendah di Bali.
“Makanya perlu kerja keras, bersinergi dengan semua pihak,” tandas Bupati Mas Sumatri di acara evaluasi setahun pemerintahan Bupati/Wakil Bupati Karangasem dengan jargon Nawa Satya Dharma, di gedung UKM Center Amlapura, Jumat (17/2).
Bupati Mas Sumatri kemudian memotivasi seluruh OPD dan jajarannya, agar tidak larut dalam keterpurukan. Sebab, sebagai kabupaten termiskin di Bali, masih punya harapan dan kebanggaan yang perlu dipertahankan, di antaranya meraih opini WTP di 2016, peringkat keempat nasional PUPNS (Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil), meraih trofi Adi Wiyata Mandiri tahun 2016, juara parade busana di Taman Mini Indonesia Indah tahun 2016, sebagai kabupaten Peduli HAM, dan masuk dalam JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia). Maka dari itu, sementara belum mampu memuaskan warga masyarakat, tetapi mampu memberikan ketenangan warga yang datang ke Karangasem. “Sebab, Karangasem sebagai Spirit of Bali. mengingat banyak Pura Sad Kahyangan ada di Karangasem, salah satunya Pura Besakih. Juga sebagai hulunya Pulau Bali,” jelasnya.
Tetapi Karangasem telah mampu mengentaskan gepeng, melalui program pemberdayaan ekonomi kerakyatan. “Tinggal menjaga agar tidak kelayapan (beraksi menggepeng lagi),” ujarnya.
Bupati Mas Sumatri juga menyerahkan bantuan kursi roda, alat Bantu jalan, Kartu Karangasem Sehat (KKS), dan diakhiri potong tumpeng. Potongan tumpeng pertama diserahkan kepada Sekda I Gede Adnya Muliadi, sembari berpesan agar sisa kepemimpinan empat tahun diisi dengan kerja keras. “Kalau bisa diperpanjang hingga 10 tahun, tidak apa-apa kan?” ujar Bupati Mas Sumatri.
Ni Nengah Buntek dari Lingkungan Galiran Kaler, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, penerima bantuan kursi roda merasa senang. “Lama tidak bisa jalan, gara-gara punggung terjatuh, saya bersyukur dapat kursi roda,” ucapnya. * k16
AMLAPURA, NusaBali
Guna mengikis ketertinggalan, Bupati Mas Sumatri bersama Wabup Arta Dipa dan jajaran OPD, berjanji bekerja lebih keras.
Sementara kemampuan Pemkab Karangasem mengejar ketertinggalan peringkat empat di Bali dengan skor 2,29. Bupati Mas Sumatri menyebutkan, Karangasem yang mewilayahi delapan kecamatan, 75 desa, dan tiga kelurahan, masyarakatnya termiskin di Bali. Angka kemiskinan 7,44 persen (30.330 jiwa) di akhir 2015. Angka itu mengalami kenaikan cukup tajam dibandingkan 2012, sekitar 5,63 persen (22.940 jiwa).
Tingkat pendidikannya terendah di Bali, dengan rata-rata lama sekolah mencapai 5,88 tahun. Itu berarti masyarakat Karangasem belum ada yang tamat SD. Pertumbuhan ekonomi pun jadi juru kunci, mencapai 5,73 persen, indek pembangunan manusia (IPM) mencapai 67,83 persen, angka harapan hidup hanya 65,00 persen juga terendah di Bali.
“Makanya perlu kerja keras, bersinergi dengan semua pihak,” tandas Bupati Mas Sumatri di acara evaluasi setahun pemerintahan Bupati/Wakil Bupati Karangasem dengan jargon Nawa Satya Dharma, di gedung UKM Center Amlapura, Jumat (17/2).
Bupati Mas Sumatri kemudian memotivasi seluruh OPD dan jajarannya, agar tidak larut dalam keterpurukan. Sebab, sebagai kabupaten termiskin di Bali, masih punya harapan dan kebanggaan yang perlu dipertahankan, di antaranya meraih opini WTP di 2016, peringkat keempat nasional PUPNS (Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil), meraih trofi Adi Wiyata Mandiri tahun 2016, juara parade busana di Taman Mini Indonesia Indah tahun 2016, sebagai kabupaten Peduli HAM, dan masuk dalam JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia). Maka dari itu, sementara belum mampu memuaskan warga masyarakat, tetapi mampu memberikan ketenangan warga yang datang ke Karangasem. “Sebab, Karangasem sebagai Spirit of Bali. mengingat banyak Pura Sad Kahyangan ada di Karangasem, salah satunya Pura Besakih. Juga sebagai hulunya Pulau Bali,” jelasnya.
Tetapi Karangasem telah mampu mengentaskan gepeng, melalui program pemberdayaan ekonomi kerakyatan. “Tinggal menjaga agar tidak kelayapan (beraksi menggepeng lagi),” ujarnya.
Bupati Mas Sumatri juga menyerahkan bantuan kursi roda, alat Bantu jalan, Kartu Karangasem Sehat (KKS), dan diakhiri potong tumpeng. Potongan tumpeng pertama diserahkan kepada Sekda I Gede Adnya Muliadi, sembari berpesan agar sisa kepemimpinan empat tahun diisi dengan kerja keras. “Kalau bisa diperpanjang hingga 10 tahun, tidak apa-apa kan?” ujar Bupati Mas Sumatri.
Ni Nengah Buntek dari Lingkungan Galiran Kaler, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, penerima bantuan kursi roda merasa senang. “Lama tidak bisa jalan, gara-gara punggung terjatuh, saya bersyukur dapat kursi roda,” ucapnya. * k16
1
Komentar