Hiburan Musik Usai Peresmian Alun-alun Bangli Dihentikan
Gara-gara Lewat Batas Waktu dan Pengunjung Membeludak
BANGLI, NusaBali
Peresmian Alun-alun Kota Bangli dimeriahkan dengan acara hiburan berupa pentas musik pada, Rabu (12/1) malam.
Hanya saja baru berjalan beberapa saat hiburan musik tersebut dihentikan. Hiburan dihentikan lantaran acara sudah melewati batas waktu yang diijinkan. Selain itu pengunjung yang membeludak menjadi alasan lainnya. Kapasitas 750 orang, namun pengunjung yang hadir ribuan orang. Masyarakat yang haus hiburan ini pun akhirnya membubarkan diri.
Pantauan di alun-alun Kota Bangli, Rabu malam usai acara seremonial peresmian Alun-alun oleh Gubernur Bali Wayan Koster dilanjutkan acara hiburan berupa pentas musik. Rencana hiburan tersebut menghadirkan Band Nosstress dan Painful By Kisses (PBK). Penampilan masing-masing band ini direncanakan selama satu jam sejak pukul 20.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita. Namun acara molor salah satunya akibat hujan yang mengguyur kawasan kota Bangli, sehingga baru dimulai pukul 21.30 Wita. Pada pukul 22.00 Wita saat hiburan baru berjalan beberapa menit dihentikan oleh petugas lantaran ijin kegiatan hanya sampai pukul 22.00 Wita. Meski mereka belum tampil secara penuh.
Ketua Rise of Bangli Management, I Wayan Wahyu Pramana selaku panitia kegiatan peresmian Alun-alun Bangli menyampaikan permakluman dan permintaan maaf atas penghentian hiburan musik tersebut. Pengunjung yang hadir di luar perkiraan, jumlahnya membludak. Disampaikan alasan utama pembubaran karena kapasitas penonton. Di samping juga karena ada batas waktunya. "Kami atas nama panitia mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian kemarin. Untuk ke depannya, agar sama-sama bisa lancar," jelas Wahyu Pramana, Kamis (13/1).
Pihaknya juga menyadari, belum bisa bekerja secara maksimal. Disampaikan sesuai dengan ijin untuk kegiatan berlangsung hingga pukul 22.00 Wita. Sedangkan untuk kapasitas pengunjung 750 orang. "Kami mengajukan 1.500 orang, namun kapasitas 50 persennya saja," kata Wahyu. "Dari jadwal untuk perijinanan memang sampai jam 10 malam. Karena itu, kami mohon permakluman kepada masyarakat. Mungkin masyarakat kecewa, tapi kita juga berusaha menjaga untuk ke depannya jadi lebih baik lagi. Terutama terkait penerapan prokes,” sambungnya.
Sementara terkait kelanjutan event kegiatan serangkaian Peresmian Alun-alun Bangli dipastikan sesuai jadwal tetap sampai tanggal 16 Januari mendatang. Untuk itu, pihaknya akan memperhitungkan kapasitas penontonnya.
Ditegaskan pula atas dasar kesepakatan antara panitia dan pihak TNI/Polri sehingga hiburan musik pada malam itu distop acaranya. “Bukan dibubarkan. Karena memang melihat situasi jumlah massa banyak dan penerapan Prokes masing-masing pengunjung masih kurang. Sehingga atas dasar kesepakatan kami dari EO dan pihak TNI/Polri, menyetop acara tersebut,” ujarnya.
Dandim Bangli, Letkol Inf Putu Gde Suwardana saat dikonfirmasi menjelaskan rangkaian kegiatan peresmian Alun-alun Kota Bangli pada, Rabu malam kemarin sejatinya telah dilaksanakan dari pagi hingga malam. Disampaikan penghentian dilakukan karena memang sesuai rundown kegiatan selesainya hingga pukul 22.00 Wita. “Start dari pukul 18.15 Wita sampai 22.00 Wita. Memang dalam kegiatannya itu, harusnya space waktu untuk musik akustik itu, dari pukul 20.00 Wita sampai 22.00 Wita, dua jam harusnya. Namun karena dinamika dan segala macamnya, sehingga kegiatan itu baru bisa terlaksana sekitar pukul 21.30 Wita," ungkap Letkol Suwardana, Kamis kemarin.
Pihaknya menegaskan acara tersebut bukan konser. Melainkan, rangkaian acara Peresmian Alun-alun yang di antaranya ada hiburan musik. Sementara kondisi di lapangan, ternyata massa begitu banyak. "Kalau saya hitung cepat, mungkin antara 3.000 sampai 5.000 orang lebih," sebutnya. Letkol Suwardana mengatakan begitu massa bergerombol banyak telah ditegur. Disoroti pula banyak yang tidak menggunakan masker. "Pertama negur adalah Kabag Ops. Yang di barisan pertama yang disorot lampu itu, banyak yang tidak gunakan masker, tidak sesuai prokes,” bebernya.
Jadinya saat itu, begitu satu lagu dua lagu dibawakan massa semakin bertambah banyak dan tidak menggunakan masker juga. “Karena itu, kita hentikan. Kita cukupkan sampai di situ karena takutnya tambah ramai,” tegasnya.
Disampaikan pula, dari hasil survei yang dilakukannya dengan cara bertanya satu per satu secara acak, nyatanya banyak penonton yang datang bukan orang dari Bangli sendiri. Bahkan jika dipersentasekan sebagian pengunjung warga luar Bangli. Diakui pihaknya tidak ingin ketika ada kasus dan dilakukan tracing justru terungkap tertular setelah datang pada acara hiburan musik di Bangli.
“Kami takutnya, tahu-tahu mencuat kasus di suatu tempat, begitu ditracing ternyata habis dari acara music di Bangli. Kami tidak ingin ada istilah pembiaran dari aparat. Sudah tau salah, tapi kita tidak berbuat apa-apa. Makanya kami ambil langkah seperti itu (penghentian),” sambungnya. *esa
Komentar