Muliakan Valentine, Komunitas Peduli Bali Gelar Donor Darah
Sebanyak 240 kantong darah berhasil dikumpulkan dalam kegiatan donor darah ‘Valentine Blood Donation’ yang diselenggarakan berbagai komunitas yang tergabung dalam Komunitas Peduli Bali, di Legian Beach Hotel, Kuta, Badung, Sabtu (18/2).
MANGUPURA, NusaBali
Kegiatan ini dilakukan untuk 'memuliakan' makna valentine, yakni sebagai kasih sayang kepada orang lain. "Ini acara rutin tahunan kami dalam rangka valentine, di mana sebagai bentuk kasih sayang, kami lakukan kegiatan donor yang lebih bermanfaat untuk sesama," kata ketua panitia donor darah, Agung Suryawan Wiranatha. Sebenarnya ada 310 donatur yang disiapkan untuk ikut menyumbangkan darah. Namun hanya 240 orang yang lolos, sementara yang tidak lolos mencapai 70 orang, dikarenakan berbagai faktor, seperti tensi, hemoglobin, dan berat badan.
Dikatakan, kegiatan donor darah ini sebagai bentuk merubah image perayaan valentine yang identik dengan cokelat, bunga, boneka, jalan-jalan, bahkan tak jarang dimaknai secara negatif dengan seks bebas. "Kegiatan ini rutin kami lakukan, dan sekarang sudah pelaksanaan yang ke-19 tahun,” jelasnya.
Kegiatan ini awalnya diselenggarakan organisasi profesional di bidang pariwisata di Bali, yakni Parasparos. Seiring berjalannya waktu, banyak komunitas dirangkul atas dasar sukarela, seperti komunitas travel agent, GM hotel, restoran, bahkan berkembang ke komunitas masyarakat lain, seperti penggemar motor vespa, organisasi pertukaran pemuda (Purna Caraka Muda Indonesia), akademisi, dan komunitas lainnya, sehingga terbentuk satu Komunitas Peduli Bali, yang tiap tahunnya tanggap terhadap kebutuhan darah di PMI Bali.
Valentine Blood Donation kali ini menjadi pengalaman pertama bagi Mey Wijayanti, salah satu karyawati di The Royal Santrian Luxury Beach Villas, Tanjung Benoa. Pasalnya, baru kali ini dia lolos menjadi pendonor darah. "Saya pertama kali ikut. Saya takut jarum suntik, tapi penasaran juga. Dulu sempat saya mau ikut, dibilang tensi dan darah saya terlalu encer, jadi nggak lolos. Setelah tiga kali mencoba, akhirnya lolos juga," katanya.
Wanita bergolongan darah O ini sempat gelisah saat petugas Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Bali mulai melakukan proses pengambilan darah pada tangan kanannya. "Ternyata biasa saja. Malah saya jadi tertarik untuk donor rutin tiga bulan sekali, mulai saat ini," tuturnya, semangat.
Sementara asisten transfusi darah, di UTD PMI Bali, dr I Putu Winaya, mengatakan, dalam setiap bulan pihaknya harus mampu menyediakan 2.500 sampai 3.000 kantong darah untuk keperluan darai di RSUP Sanglah dan rumah sakit swasta lainnya. Untuk mencapai jumlah itu, UTD PMI Bali selain membuka layanan donor darah di kantor, juga aktif menerima undangan donor darah dari berbagai instansi. * in
Kegiatan ini dilakukan untuk 'memuliakan' makna valentine, yakni sebagai kasih sayang kepada orang lain. "Ini acara rutin tahunan kami dalam rangka valentine, di mana sebagai bentuk kasih sayang, kami lakukan kegiatan donor yang lebih bermanfaat untuk sesama," kata ketua panitia donor darah, Agung Suryawan Wiranatha. Sebenarnya ada 310 donatur yang disiapkan untuk ikut menyumbangkan darah. Namun hanya 240 orang yang lolos, sementara yang tidak lolos mencapai 70 orang, dikarenakan berbagai faktor, seperti tensi, hemoglobin, dan berat badan.
Dikatakan, kegiatan donor darah ini sebagai bentuk merubah image perayaan valentine yang identik dengan cokelat, bunga, boneka, jalan-jalan, bahkan tak jarang dimaknai secara negatif dengan seks bebas. "Kegiatan ini rutin kami lakukan, dan sekarang sudah pelaksanaan yang ke-19 tahun,” jelasnya.
Kegiatan ini awalnya diselenggarakan organisasi profesional di bidang pariwisata di Bali, yakni Parasparos. Seiring berjalannya waktu, banyak komunitas dirangkul atas dasar sukarela, seperti komunitas travel agent, GM hotel, restoran, bahkan berkembang ke komunitas masyarakat lain, seperti penggemar motor vespa, organisasi pertukaran pemuda (Purna Caraka Muda Indonesia), akademisi, dan komunitas lainnya, sehingga terbentuk satu Komunitas Peduli Bali, yang tiap tahunnya tanggap terhadap kebutuhan darah di PMI Bali.
Valentine Blood Donation kali ini menjadi pengalaman pertama bagi Mey Wijayanti, salah satu karyawati di The Royal Santrian Luxury Beach Villas, Tanjung Benoa. Pasalnya, baru kali ini dia lolos menjadi pendonor darah. "Saya pertama kali ikut. Saya takut jarum suntik, tapi penasaran juga. Dulu sempat saya mau ikut, dibilang tensi dan darah saya terlalu encer, jadi nggak lolos. Setelah tiga kali mencoba, akhirnya lolos juga," katanya.
Wanita bergolongan darah O ini sempat gelisah saat petugas Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Bali mulai melakukan proses pengambilan darah pada tangan kanannya. "Ternyata biasa saja. Malah saya jadi tertarik untuk donor rutin tiga bulan sekali, mulai saat ini," tuturnya, semangat.
Sementara asisten transfusi darah, di UTD PMI Bali, dr I Putu Winaya, mengatakan, dalam setiap bulan pihaknya harus mampu menyediakan 2.500 sampai 3.000 kantong darah untuk keperluan darai di RSUP Sanglah dan rumah sakit swasta lainnya. Untuk mencapai jumlah itu, UTD PMI Bali selain membuka layanan donor darah di kantor, juga aktif menerima undangan donor darah dari berbagai instansi. * in
Komentar