Asuransi Ternak di Bali Melonjak
Selain asuransi sawah, asuransi ternak diprediksi meningkat hingga 3.500 ekor sapi pada 2017.
DENPASAR, NusaBali
Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Bali optimistis serapan asuransi usaha tani padi dan ternak sapi tahun 2017 melonjak karena petani dinilai merasakan manfaat dengan ditanggungnya sebagian risiko apabila terjadi kegagalan.
"Kami gencarkan sosialisasi ke sentra ternak dan petani mudah-mudahan ini bisa mendongkrak (perlindungan) dengan semakin pahamnya masyarakat menyangkut asuransi," kata Koordinator TPAKD Bali sekaligus Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Zulmi.
Menurut Zulmi, tahun ini ditargetkan sebanyak 35 ribu hingga 40 ribu hektare lahan sawah bisa terlindungi asuransi dan untuk ternak sapi bisa terlindungi asuransi sebanyak 3.500 ekor sapi. Selama musim tanam 2016 lahan sawah yang terlindungi asuransi seluas 21.990 hektare dengan total premi sebesar Rp791,6 juta dan untuk ternak sapi sudah terlindungi asuransi sebanyak 2.966 ekor dengan premi Rp411,2 juta. "Jumlah sapi yang terlindungi asuransi melampaui target semula sebanyak 2.500 ekor," imbuh Zulmi.
Zulmi lebih lanjut mengatakan selain asuransi tani dan sapi itu pihaknya juga fokus dalam realisasi asuransi nelayan karena seluruh premi atau 100 persen dibayarkan oleh pemerintah. Berbeda dengan asuransi tani dan ternak sapi 80 persen premi dibayar pemerintah sedangkan sisanya petani dan peternak. "Asuransi bagi nelayan ini sangat bagus untuk mendorong nelayan melaut sehingga dapat meminimalkan impor ikan," ucapnya.
Selain itu, sesuai peta jalan dan program kerja prioritas TPAKD Bali, pihaknya mengoptimalkan peningkatan dan percepatan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) karena sebagian besar masih diserap sektor perdagangan.
Untuk itu Zulmi mendorong perbankan merealisasikan KUR kepada petani, peternak dan perikanan (nelayan) termasuk mengedukasi mereka dalam pengelolaan keuangan. "Perlu cerdaskan nelayan misalnya jika diberikan KUR mereka harus bisa menyisihkan pendapatan mereka untuk pembayaran ke bank. Bagaimana caranya mengelola uang, ini yang perlu diberi edukasi," katanya. *ant
"Kami gencarkan sosialisasi ke sentra ternak dan petani mudah-mudahan ini bisa mendongkrak (perlindungan) dengan semakin pahamnya masyarakat menyangkut asuransi," kata Koordinator TPAKD Bali sekaligus Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Zulmi.
Menurut Zulmi, tahun ini ditargetkan sebanyak 35 ribu hingga 40 ribu hektare lahan sawah bisa terlindungi asuransi dan untuk ternak sapi bisa terlindungi asuransi sebanyak 3.500 ekor sapi. Selama musim tanam 2016 lahan sawah yang terlindungi asuransi seluas 21.990 hektare dengan total premi sebesar Rp791,6 juta dan untuk ternak sapi sudah terlindungi asuransi sebanyak 2.966 ekor dengan premi Rp411,2 juta. "Jumlah sapi yang terlindungi asuransi melampaui target semula sebanyak 2.500 ekor," imbuh Zulmi.
Zulmi lebih lanjut mengatakan selain asuransi tani dan sapi itu pihaknya juga fokus dalam realisasi asuransi nelayan karena seluruh premi atau 100 persen dibayarkan oleh pemerintah. Berbeda dengan asuransi tani dan ternak sapi 80 persen premi dibayar pemerintah sedangkan sisanya petani dan peternak. "Asuransi bagi nelayan ini sangat bagus untuk mendorong nelayan melaut sehingga dapat meminimalkan impor ikan," ucapnya.
Selain itu, sesuai peta jalan dan program kerja prioritas TPAKD Bali, pihaknya mengoptimalkan peningkatan dan percepatan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) karena sebagian besar masih diserap sektor perdagangan.
Untuk itu Zulmi mendorong perbankan merealisasikan KUR kepada petani, peternak dan perikanan (nelayan) termasuk mengedukasi mereka dalam pengelolaan keuangan. "Perlu cerdaskan nelayan misalnya jika diberikan KUR mereka harus bisa menyisihkan pendapatan mereka untuk pembayaran ke bank. Bagaimana caranya mengelola uang, ini yang perlu diberi edukasi," katanya. *ant
1
Komentar