Hawk Academy Ungkap Kiat Bisnis Bisa Sustainable bagi Pelaku Usaha
GIANYAR, NusaBali.com – Tak sekadar melahirkan wirausahawan, namun bagaimana usaha yang dijalankan bisa berkesinambungan atau sustainable setidaknya 3 hingga 5 tahun mendatang harus bisa di-planning.
Konsep inilah yang diusung dalam Hawk Leadership Camp 1.0 yang diinisiasi oleh Inkubator Bisnis Universitas Hindu Indonesia (UNHI) dan disupport oleh Hawk Academy. Sedikitnya 16 peserta menyimak dengan penuh antusias dalam kelas yang diselenggarakan di Ubud pada 15-16 Januari 2022.
Mengusung tema The Startup Weekend : Surf or Drown, kamp selama dua hari tersebut diikuti berbagai kalangan. Mulai dari milenial yang baru akan memulai usaha, para profesional, staf hingga small medium enterprise.
“Tujuan kami sesungguhya adalah memberikan pelajaran atau guidance sebuah pelatihan, bagaimana membuat sebuah bisnis atau membuat bisnis yang sustainable untuk jangka panjang,” jelas Eko Yulianto, Founder Hawk Academy.
Eko Yulianto mengakui bahwa saat ini banyak small medium enterprise yang bermunculan, terutama startup. Namun disebutnya bahwa maraknya pelaku usaha baru ini tidak pernah memikirkan keberlangsungan bisnis tetap ada setidaknya 3-5 tahun ke depan.
“Mereka hanya berpikir bagaimana mendapatkan duit secara cepat,” sorot Eko Yulianto. “Hawk hadir bukan itu (sekadar cari duit), tapi wacana bagaimana bisnis mereka (pelaku usaha) tetap ada setidaknya sampai tiga tahun ke depan,” kata Eko Yulianto yang juga seorang pengusaha logistik ini.
Hawk Academy sendiri baru diluncurkan tahun lalu setelah tiga tahun mulai digagas. Akademi yang berpusat di Ubud ini digagas oleh tujuh pengusaha dari bidang usaha manufacturing, hospitality, retail dan lain-lainnya. “Sengaja dipilih bidang kepintaran yang berbeda-beda agar komplet,” terang Eko.
Hawk Academy disebut Eko hadir memfasiltasi selayaknya menjadi bapak angkat bagi para pelaku startup. “Orang-orang yang terlibat di sini adalah para pebisnis. Kami membagi waktu kami, kepintaran kami, tenaga kami, untuk memberikan yang terbaik agar (usaha) mereka bisa stabil,” kata Eko yang juga founder Enterprise Resouce Planning (ERP) ini.
Terkait dengan pelaksanaan camp selama dua hari, Eko menegaskan tidak ada keseruannya. “Bagaimana keseruannya? No, tidak ada serunya sama sekali,” jawab Eko. “Yang ada anda akan kagetan dan jantungan, ini camp terlarang dan tertutup hanya untuk yang kuat-kuat mental saja,” lanjutnya.
Tapi yang terpenting, kata Eko, adalah dalam Camp Startup Weekend yang dilangsungkan di Tree House Ubud tersebut mereka berhasil mengeluarkan semua isi kepala, isi perasaan, isi hati sampai ke tugas/karma hidupnya kenapa mereka ada di dunia ini.
“Semua itu di-brainstorming lewat berbagai cercaan pertanyaan yang bahkan mereka tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Dan ternyata mereka sangat luar biasa,” kata Eko.
Selanjutnya agar bisnis yang dijalankan bisa sustainable, Hawk Academy menegaskan hadir untuk mendampingi mereka-mereka yang benar-benar serius menjalani kehidupan mereka yang akan mereka driving melalui kendaraan bisnis mereka.
“Kenapa kami yakin mereka bisa? Karena semua itu ada polanya, ada rumusnya, ada strateginya dan ada caranya. Dan caranya sederhana yaitu persiapan dan latihan,” tuntas Eko bersemangat.
Sementara itu Co-founder Hawk Academy, Gusti Jayeng Saputra atau lebih dikenal dengan nama Aji Jaens Suputtra menekankan kembali bahwa Hawk Academy lahir dipicu kegalauan terhadap para pelaku usaha pemula. “Kami berpikir bagaimana membantu leadership, sistem bisnis hingga keuangannya,” kata Aji Jaens Suputtra.
Hawk sendiri di[ilih sebagai nama sebagai akronim dari Help Aquire Wealth Trough Knowledge yang artinya sebagai institusi untuk membantu memperoleh kekayaan melalui pengetahuan dan menjadi wadah pendampingan para inkubator bisnis dan small medium enterprise yang bergerak secara holistik dan sustainable.
Aji Jaens Suputtra yang dikenal sebagai pengusaha hospitality dan wellness di Kabupaten Gianyar ini pun menyebut tagline dari lembaga yang dimaksudkan pula untuk mendorong perekonomian lebih baik di masa pandemi. “Hawks Academy Anti Bahlul,” tegas Aji Jaens Suputtra.
Komentar