Ogoh-Ogoh Cupak Karya Jero Tainsiat Kitari Empat Catus Pata
DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-Ogoh dalam rangka palebon Ida Cokorda Pemecutan XI telah rampung dan siap diikutsertakan dalam rangkaian upacara palebon Cokorda Pemecutan. Ogoh-Ogoh yang dibuat Jero Tainsiat akan dibawa ke Puri Pemecutan Selasa (18/1/2022) , sebelum melakukan prosesi mapeed mengitari empat Catus Pata (perempatan) di Kota Denpasar.
Adapun empat Catus Pata yang akan dilewati Ogoh-ogoh karya Jero Tainsiat dimulai dari Catus Pata Jalan Thamrin, Catus Pata Patung Jalan Gajah Mada (Catur Muka), Catus Pata Suci (Jalan Hasanudin), dan terakhir Catus Pata di depan Puri Pemecutan.
“Dari sejak dahulu, keluarga besar Warih Anglurah Lanang Tainsiat (Wasiat) selalu mengikuti proses palebon Ida Cokorda sebelumnya, yaitu menghaturkan bale pamuspan dan ogoh-ogoh,” ujar AA Ngurah Agung Satria, Koordinator Generasi Muda Wasiat Pemecutan, ditemui NusaBali.com, Senin (17/1/2022) di Jero Tainsiat, Denpasar.
Agung Satria menuturkan, ogoh-ogoh bertema Cupak yang dibuat dalam rangkaian palebon Cokorda Pemecutan berbeda konsep dengan Ogoh-Ogoh yang biasanya dibuat pada saat sebelum perayaan Hari Raya Nyepi.
Ogoh-Ogoh akan mengitari empat catus pata pada salah satu rangkaian upacara Palebon Ida Cokorda Pemecutan XI, sebelum mengikuti puncak acara palebon dengan berada di depan iringan bale pemuspan, lembu, dan bade.
Pembuatan Ogoh-Ogoh Cupak mulai dikerjakan pada 28 Desember 2021. Setelah melakukan rapat internal, Jero Tainsiat mengundang maestro Ogoh-Ogoh Banjar Tainsiat, Komang Gede Sentana Putra (Kedux Garage) untuk membantu membuat sketsa Ogoh-Ogoh.
Dengan pertimbangan agar tidak menciptakan kerumunan di Jero Tainsiat pada saat proses pembuatannya, Ogoh-Ogoh akhirnya dibuat di Tampaksiring dengan menggandeng seniman Ogoh-Ogoh Gianyar, Ida Bagus Nyoman Surya Wigenam (Gusman).
Setelah selesai sekitar 95 persen, Ogoh-Ogoh kemudian dibawa ke Jero Tainsiat pada 15 Januari 2022 untuk dilakukan finising. Proses finishing berlangsung selama satu hari dilakukan oleh tim Kedux Garage dan Gusman.
“Mereka bekerja dari jam 10.00 pagi sampai jam 05.00 pagi untuk mengejar upaara mapeed di tanggal 18 Januari,” sebut Agung Satria.
AA Ngurah Rahma Wijaya, salah seorang Koordinator Generasi Muda Wasiat Pemecutan lainnya, menambahkan prosesi mengitari empat Catus Pata merupakan hal wajib dilakukan dalam upacara palebon pada tingkat utamaning utama.
“Ini bukan ogoh-ogoh sembarangan, konsepnya berupa Cupak, tapi sesuai dengan upakara yang dilaksanakan,” kata Rahma Wijaya.
Ia menambakan selain membuat Ogoh-Ogoh, Jero Tainsiat juga membuat Bale Pemuspan Tumpeng Solas yang juga akan disertakan dalam prosesi mapeed mengitari empat catus pata. Sementara pada puncak acara, Bale Pamuspan akan digunakan untuk membawa abu jenazah Ida Cokorda yang sudah dibakar untuk melakukan upacara penganyutan di pantai.
“Bale pamuspan akan dipakai pada saat puncak acara palebon, kalau sudah selesai pembakaran, sudah jadi galih, nanti akan dibawa ke pantai untuk upacara penganyutan,” terang Rahma Wijaya.
Sementara itu, arsitek Ogoh-Ogoh Cupak, Kedux Garage, juga menyebut pembuatan Ogoh-Ogoh untuk seremoni palebon Ida Cokorda Pemecutan XI berbeda konsep dengan Ogoh-Ogoh para perayaan Nyepi. Dalam mendesain Ogoh-Ogoh Cupak dirinya berusaha mempertahankan pakem yang telah ada sebelumnya.
“Saya berusaha untuk mempertahankan karakter Ogoh-Ogoh untuk seremoni bukan untuk memperlihatkan struktur pekerjaan yang ekstrem, memang sengaja mencari karakter yang sebelumnya,” ujar Kedux.
Kesederhanaan, ujar Kedux, juga tampak dalam bahan pembuatan Ogoh-Ogoh bertinggi 4,5 meter, yakni bambu, kertas, ijuk (rambut), dan material sederhana lainnya.
“Kalau zaman sekarang Ogoh-Ogoh itu gimana extreme dan konstruksinya, zaman Ogoh-Ogoh bergerak. Untuk down grade itu agak susah, saya berusaha gimana caranya biar tetap sederhana,” ujar Kedux.
Komentar