Warga Keluhkan Lumpur Proyek Jembatan Kaca
Maaf belum tahu tiyang), kapan itu? Soalnya proyek itu semua dihandle oleh bendesa adat. (Perbekel Kemenuh Dewa Nyoman Neka)
GIANYAR, NusaBali
Aspal Jalan Raya Tegenungan di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar, berlumpur. Lumpur tersebut menempel pada ban kendaraan truk pengangkut tanah uruk proyek. Akibatnya masyarakat yang kebetulan melewati jalan tersebut terganggu Warga setempat turut merasakan dampak lumpur itu.
Pantauan di lokasi, Senin (17/1), sepanjang jalan itu dipenuhi lumpur. Saat lumpur mengering karena tak ada hujan, maka muncul debu beterbangan. Menurut warga sekitar, lumpur dan debu ini berasal dari truk pengangkut tanah untuk proyek objek wisata jembatan kaca di sekitar lokasi. "Iya, saya merasa terganggu, sudah sejak 3 hari ini ada lumpur dari proyek jembatan kaca," ujar warga yang mengaku bernama Desi.
Karena debu cukup mengganggu, dia harus menyiram agar tak mengganggu lingkungan. Namun menyiram tidak berani terlalu basah karena takut jalan jadi licin dan memakan korban. "Biasanya tanah uruk di jalan raya itu dikerik oleh petugas proyek. Tapi lumpur dan debunya masih tetap nempel. Saya bisa siram, tapi tidak berani terlalu becek takut pengendara bisa jatuh," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Desa Kemenuh Dewa Nyoman Neka mengatakan pihaknya tidak tahu tentang hal tersebut. Sebab dirinya tidak dilibatkan dalam urusan proyek itu. Karena proyek itu ranahnya ada pada bendesa adat setempat yang mengelola. "Maaf belum tahu tiyang (saya), kapan itu? Soalnya proyek itu semua dihandle oleh bendesa adat, saya tidak bisa akses kesana. Konfirmasi saja bendesa atau kelian setempat," ujarnya.
Namun kelian adat setempat hingga kini belum bisa dikonfirmasi. Pesan singkat yang dikirimkan lewat whatsapp belum dibalas, meskipun ada centang biru pertanda pesan telah dibaca.
Bendesa Adat Tegenungan I Dewa Made Murtika saat dikonfirmasi, membenarkan adanya tanah proyek menempel di jalan aspal yang mengganggu warga. "Memang bener itu jembatan (proyek jembatan kaca). Pihak pelaksana proyek telah saya hubungi. Kalau sekarang selesai (pengerjaan tanah itu), besok akan dibersihkan," jelasnya singkat.*nvi
Pantauan di lokasi, Senin (17/1), sepanjang jalan itu dipenuhi lumpur. Saat lumpur mengering karena tak ada hujan, maka muncul debu beterbangan. Menurut warga sekitar, lumpur dan debu ini berasal dari truk pengangkut tanah untuk proyek objek wisata jembatan kaca di sekitar lokasi. "Iya, saya merasa terganggu, sudah sejak 3 hari ini ada lumpur dari proyek jembatan kaca," ujar warga yang mengaku bernama Desi.
Karena debu cukup mengganggu, dia harus menyiram agar tak mengganggu lingkungan. Namun menyiram tidak berani terlalu basah karena takut jalan jadi licin dan memakan korban. "Biasanya tanah uruk di jalan raya itu dikerik oleh petugas proyek. Tapi lumpur dan debunya masih tetap nempel. Saya bisa siram, tapi tidak berani terlalu becek takut pengendara bisa jatuh," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Desa Kemenuh Dewa Nyoman Neka mengatakan pihaknya tidak tahu tentang hal tersebut. Sebab dirinya tidak dilibatkan dalam urusan proyek itu. Karena proyek itu ranahnya ada pada bendesa adat setempat yang mengelola. "Maaf belum tahu tiyang (saya), kapan itu? Soalnya proyek itu semua dihandle oleh bendesa adat, saya tidak bisa akses kesana. Konfirmasi saja bendesa atau kelian setempat," ujarnya.
Namun kelian adat setempat hingga kini belum bisa dikonfirmasi. Pesan singkat yang dikirimkan lewat whatsapp belum dibalas, meskipun ada centang biru pertanda pesan telah dibaca.
Bendesa Adat Tegenungan I Dewa Made Murtika saat dikonfirmasi, membenarkan adanya tanah proyek menempel di jalan aspal yang mengganggu warga. "Memang bener itu jembatan (proyek jembatan kaca). Pihak pelaksana proyek telah saya hubungi. Kalau sekarang selesai (pengerjaan tanah itu), besok akan dibersihkan," jelasnya singkat.*nvi
1
Komentar