PASS Menang Telak di 50 Desa/Kelurahan
Tak jauh beda dengan real count kubu PDIP, hasil rekapitulasi suara tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) juga memastikan pasangan incumbent Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (Paket PASS) menang telak dengan 68,21 persen suara di Pilkada Buleleng 2017.
Bawaslu Bali Klaim Sukses Kawal Pungut Hitung Suara Coblosan Pilkada Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Sukses Paket PASS ini diwarnai aksi sapu bersih di seluruh kecamatan dan kemenangan telak di 50 desa.
Rekapitulasi suara tingkat PPK Pilkada Buleleng 2017 sudah tuntas, Minggu (19/2) dinihari. Berdasarkan hasil rekap PPK semua kecamatan, Paket PASS (pasangan incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB) meraih total 215.087 suara sah atau dominasi emenangan 68,21 persen.
Sedangkan lawannya, Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), pasangan calon jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat-PKS, hanya mendulang 100.262 suara sah atau 32,79 pesren. Dari totakl 9 kecamatan, tak ada satu pun yang berhasil dimenangkan Paket Surya. Namun, Paket Surya berhasil mencuri kemenangan di 12 desa dari total 148 desa/kelurahan se-Kabupaten Buleleng.
Desa-desa yang direbut Paket Surya ini tersebar di 6 kecamatan, yakni Desa Tembok (Kecamatan Tejakula), Desa Bungkulan (Kecamatan Sa-wan), Desa Panji (Kecamatan Sukasada), Desa Nagasepaha (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Kampung Anyar (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Kampung Bugis (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Kampung Kajanan (Kecamatan Buleleng), Desa Pejarakan (Kecamatan Gerokgak), Desa Pengulon (Kecamatan Gerokgak), Desa Desa Patemon (Kecamatan Seririt), Desa Ringdikit (Kecamatan Seririt), dan Desa Umeayar (Kecamatan Seririt).
Sebaliknya, Paket PASS memenangan 136 dari 148 desa/kelurahan se-Buleleng. Dari ratusan desa tersebut, ada 50 desa di mana Paket PASS menang telak rata-rata lebih dari 80 persen suara. Sebanyak 8 desa di antaranya kemenangan telak berada di wilayah Kecamatan Busungbiu, termasuk di Desa Kekeran (PASS dominasi 1.626 suara, sementara Surya hanya raih 37 suara), Desa Tinggarsari (PASS meraih 1.560 suara, Surya hanya kebagian 93 suara), dan Desa Busungbiu (PASS meraih 4.351 suara, Surya hanya kebagian 367 suara).
Sedangkan di Kecamatan Buleleng, yang menjadi tolok ukur kemenangan setiap perhelatan politik, Paket PASS meraih kemenangan telak di 6 desa/kelurahan dari total 29 desa/kelurahan yang ada. Termasuk di antaranya Kelurahan Banjar Bali (di mana PASS dominasi 1.176 suara, sementaa Surya hanya kebagian 146 suara), Desa Kalibukbuk (PASS dominasi 2.021 suara, Surya hanya mendapatkan 790 suara), dan Desa Sarimekar (PASS dominasi 1.191 suara, Surya hanya kebagian 431 suara). Data selengkapnya, lihat di halaman 16 (Gong Demokrasi).
Ketua Tim Pemenangan Paket PASS, Gede Supriatna, menyebutkan kemenangan telak incumbent di 50 desa dalam Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017, diraih karena kerja tim yang cukup baik. Selain itu, masyarakat juga sudah cerdas dalam menentukan pilihan, di mana mereka memilih Paket PASS karena sudah merasakan pembangunan.
“Ada beberapa hal di balik kemenangan Paket PASS. Pertama, karen kerja tim yang kompak terutama dari partai koalisi. Kemudian, tokoh di desa/kelurahan itu. Selain itu, memang desa/kelurahan tersebut selama ini jadi basis PDIP, seperti di Desa Busungbiu. Yang tak kalah penting, masyarakat sudah cerdas dalam memilih pemimpin,” ungkap Supriatna yang juga Ketua DPRD Buleleng saat dikonfirmasi di Singaraja, Minggu kemarin.
Paket PASS (Agus Suradnyana-Sutjidra) berstatus juara bertahan dalam Pilkada Buleleng 2017 ini. Mereka sebelumnya memenangkan Pilkada Buleleng 2012 lalu dengan dominasi 54.80 persen suara. Kala itu pun, Paket PASS menang di semua 9 kecamatan se-Buleleng.
Bedanya, dalam pilkada Buleleng 2012 ada empat pasangan calon yang bertarung. Berdasarkan hasil final penghitungan KPU, Paket PASS unggul dengan 186.814 suara atau mendominasi 54,80 persen dari total 340.896 suara sah. Sedangkan pasangan Gede Ariadi-Wayan Arta alias Geria 12 (diusung Golkar-PKPB-PAN) berada di posisi runner-up dengan 77.440 suara atas 22,72 persen. Sementara pasangan Putu Tutik Kusuma Wardani-Komang Nova Sewi Putra (diusung Demokrat-Pakar Pangan) berada di peringkat tiga dengan 73.663 suara atau 21,61 persen. Sebaliknya, Paket Wayan Gede Wenten Suparlan-IB Djodhi (diusung Koalisi Nurani Denbukit) harus puas di posisi juru kunci dengan hanya 2.979 suara atau 0,87 persen.
Sementara itu, Bawaslu Bali klaim sukses kawal tahapan paling krusial di Pilkada Buleleng 2017, yakni pemungutan dan penghitungan hasil perolehan suara, 15 Februari. Indikasinya, Bawaslu berhasil meminimalkan tindak pelanggaran selama proses tersebut. Ketua Bawaslu Bali, I Ketut Rudia, mengungkapkan pihaknya sukses mengawal tahapan Putungsura di 1.086 Tempat Pemungutan Suara (TPS), yang tersebar di seluruh desa di 9 kecamatan. Ini lebih sukses dibanding Pilkada Buleleng 2012 lalu.
“Lima tahun lalu, kita kewahlahan menerima dugaan pelanggaran hampir di setiap tahapan. Pada tahapan pemungusan suara, sampai malam hari, kami masih menerima dugaan money politics, juga pelanggaran pencoblosan yang diwakilkan. Semua pelanggaran tersebut berujung di meja hijau,” ungkap Ketut Rudia di Singaraja, Minggu kemarin.
Rudia yang juga mantan Ketua Panwas Pilkada Bupati Buleleng 2012, memaparkan saat perhelatan Pilkada Buleleng 2017, intensitas pelanggaran jauh berkurang. Saat pemungutan suara, pelanggaran hanya terjadi di satu TPS yakni TPS III Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, yang berujung digelarnya pemungutan suara ulang hari itu juga. “Hanya di TPS itu saja terjadi pelanggaran. Sisanya, di 1.085 TPS berjalan dengan baik,” terang Rudia.
Ditanya soal kunci kerberhasilan mengawal Pilkada Buleleng 2017, menurut Rudia, selain kesiapan jajaranya dari Panwas Kabupaten, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS, juga pengawasan massif sebagai upayaya pencegahan yang dilakukan Panwas. Upaya itu dianggap berhasil, dengan minimnya tindak pelanggaran Pilkada di masa kampanye sampai coblosan.
“Kami melakukan upaya-upaya pencegahan secara massif baik tertulis maupun secara langsung kepada semua pihak berkepentingan. Ada ratusan pencegahan baik tertulis maupun tidak tertulis kami lakukan,” beber Rudia.
“Yang paling terasa adalah pada saat tahapan kampanye. Kami melakukan pengawasan melekat. Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan, Panwas kami sudah berkoordinasi baik tertulis, lisan maupun by phone kepada penanggungjawab kegiata kampanye. Intinya kami sampaikan jangan ada pelanggaran. Kalau melanggar, akan ditindak dengan tegas,” imbuhnya.
Menurut Rudia, kemajuan teknologi juga sangat membantu cepatnya komunikasi antar sesama penyelenggara. “Panwas Kabupaten membuat grup WA sesama Panwas Kecamatan. Kemudian Panwas Kecamatan membuat grup dengan jajaranya di PPL. Sedangkan PPL membuat grup dengan jajaran Pengawas TPS. Begitu ada info-info penting, segera kami ketahui. Ini benar-bernar sangat efektif kami rasakan,” sebut Rudia.
Terkait rendahnya partisipasi masyarakat alias tingginya angka golput di Pilkada Buleleng 2017, Rudia enggan menjelaskan. Namun, Rudia mengaku telah secara massif juga melakukan sosialisasi pengawasan. Dalam kegiatan tersebut, selain disampaikan aturan dan sanksi pemilihan, juga mengimbau agar warga menggunakan hak pilihnya di Pilkada.
Menurut Rudia, di tiap kecamatan dilakukan sosialisasi masing-masing 4 kali. Kemudian, di kabupaten juga dilakukan sosialisasi dengan berbagai stakeholder. Bawaslu Bali juga menerjunkan sekitar 100 duta pengawasan dari sejumlah mahasiswa perguruan tinggi di Buleleng, yang sejak awal dibekali agar memberikan pendidikan politik kepada warga. * k19
SINGARAJA, NusaBali
Sukses Paket PASS ini diwarnai aksi sapu bersih di seluruh kecamatan dan kemenangan telak di 50 desa.
Rekapitulasi suara tingkat PPK Pilkada Buleleng 2017 sudah tuntas, Minggu (19/2) dinihari. Berdasarkan hasil rekap PPK semua kecamatan, Paket PASS (pasangan incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB) meraih total 215.087 suara sah atau dominasi emenangan 68,21 persen.
Sedangkan lawannya, Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), pasangan calon jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat-PKS, hanya mendulang 100.262 suara sah atau 32,79 pesren. Dari totakl 9 kecamatan, tak ada satu pun yang berhasil dimenangkan Paket Surya. Namun, Paket Surya berhasil mencuri kemenangan di 12 desa dari total 148 desa/kelurahan se-Kabupaten Buleleng.
Desa-desa yang direbut Paket Surya ini tersebar di 6 kecamatan, yakni Desa Tembok (Kecamatan Tejakula), Desa Bungkulan (Kecamatan Sa-wan), Desa Panji (Kecamatan Sukasada), Desa Nagasepaha (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Kampung Anyar (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Kampung Bugis (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Kampung Kajanan (Kecamatan Buleleng), Desa Pejarakan (Kecamatan Gerokgak), Desa Pengulon (Kecamatan Gerokgak), Desa Desa Patemon (Kecamatan Seririt), Desa Ringdikit (Kecamatan Seririt), dan Desa Umeayar (Kecamatan Seririt).
Sebaliknya, Paket PASS memenangan 136 dari 148 desa/kelurahan se-Buleleng. Dari ratusan desa tersebut, ada 50 desa di mana Paket PASS menang telak rata-rata lebih dari 80 persen suara. Sebanyak 8 desa di antaranya kemenangan telak berada di wilayah Kecamatan Busungbiu, termasuk di Desa Kekeran (PASS dominasi 1.626 suara, sementara Surya hanya raih 37 suara), Desa Tinggarsari (PASS meraih 1.560 suara, Surya hanya kebagian 93 suara), dan Desa Busungbiu (PASS meraih 4.351 suara, Surya hanya kebagian 367 suara).
Sedangkan di Kecamatan Buleleng, yang menjadi tolok ukur kemenangan setiap perhelatan politik, Paket PASS meraih kemenangan telak di 6 desa/kelurahan dari total 29 desa/kelurahan yang ada. Termasuk di antaranya Kelurahan Banjar Bali (di mana PASS dominasi 1.176 suara, sementaa Surya hanya kebagian 146 suara), Desa Kalibukbuk (PASS dominasi 2.021 suara, Surya hanya mendapatkan 790 suara), dan Desa Sarimekar (PASS dominasi 1.191 suara, Surya hanya kebagian 431 suara). Data selengkapnya, lihat di halaman 16 (Gong Demokrasi).
Ketua Tim Pemenangan Paket PASS, Gede Supriatna, menyebutkan kemenangan telak incumbent di 50 desa dalam Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017, diraih karena kerja tim yang cukup baik. Selain itu, masyarakat juga sudah cerdas dalam menentukan pilihan, di mana mereka memilih Paket PASS karena sudah merasakan pembangunan.
“Ada beberapa hal di balik kemenangan Paket PASS. Pertama, karen kerja tim yang kompak terutama dari partai koalisi. Kemudian, tokoh di desa/kelurahan itu. Selain itu, memang desa/kelurahan tersebut selama ini jadi basis PDIP, seperti di Desa Busungbiu. Yang tak kalah penting, masyarakat sudah cerdas dalam memilih pemimpin,” ungkap Supriatna yang juga Ketua DPRD Buleleng saat dikonfirmasi di Singaraja, Minggu kemarin.
Paket PASS (Agus Suradnyana-Sutjidra) berstatus juara bertahan dalam Pilkada Buleleng 2017 ini. Mereka sebelumnya memenangkan Pilkada Buleleng 2012 lalu dengan dominasi 54.80 persen suara. Kala itu pun, Paket PASS menang di semua 9 kecamatan se-Buleleng.
Bedanya, dalam pilkada Buleleng 2012 ada empat pasangan calon yang bertarung. Berdasarkan hasil final penghitungan KPU, Paket PASS unggul dengan 186.814 suara atau mendominasi 54,80 persen dari total 340.896 suara sah. Sedangkan pasangan Gede Ariadi-Wayan Arta alias Geria 12 (diusung Golkar-PKPB-PAN) berada di posisi runner-up dengan 77.440 suara atas 22,72 persen. Sementara pasangan Putu Tutik Kusuma Wardani-Komang Nova Sewi Putra (diusung Demokrat-Pakar Pangan) berada di peringkat tiga dengan 73.663 suara atau 21,61 persen. Sebaliknya, Paket Wayan Gede Wenten Suparlan-IB Djodhi (diusung Koalisi Nurani Denbukit) harus puas di posisi juru kunci dengan hanya 2.979 suara atau 0,87 persen.
Sementara itu, Bawaslu Bali klaim sukses kawal tahapan paling krusial di Pilkada Buleleng 2017, yakni pemungutan dan penghitungan hasil perolehan suara, 15 Februari. Indikasinya, Bawaslu berhasil meminimalkan tindak pelanggaran selama proses tersebut. Ketua Bawaslu Bali, I Ketut Rudia, mengungkapkan pihaknya sukses mengawal tahapan Putungsura di 1.086 Tempat Pemungutan Suara (TPS), yang tersebar di seluruh desa di 9 kecamatan. Ini lebih sukses dibanding Pilkada Buleleng 2012 lalu.
“Lima tahun lalu, kita kewahlahan menerima dugaan pelanggaran hampir di setiap tahapan. Pada tahapan pemungusan suara, sampai malam hari, kami masih menerima dugaan money politics, juga pelanggaran pencoblosan yang diwakilkan. Semua pelanggaran tersebut berujung di meja hijau,” ungkap Ketut Rudia di Singaraja, Minggu kemarin.
Rudia yang juga mantan Ketua Panwas Pilkada Bupati Buleleng 2012, memaparkan saat perhelatan Pilkada Buleleng 2017, intensitas pelanggaran jauh berkurang. Saat pemungutan suara, pelanggaran hanya terjadi di satu TPS yakni TPS III Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, yang berujung digelarnya pemungutan suara ulang hari itu juga. “Hanya di TPS itu saja terjadi pelanggaran. Sisanya, di 1.085 TPS berjalan dengan baik,” terang Rudia.
Ditanya soal kunci kerberhasilan mengawal Pilkada Buleleng 2017, menurut Rudia, selain kesiapan jajaranya dari Panwas Kabupaten, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS, juga pengawasan massif sebagai upayaya pencegahan yang dilakukan Panwas. Upaya itu dianggap berhasil, dengan minimnya tindak pelanggaran Pilkada di masa kampanye sampai coblosan.
“Kami melakukan upaya-upaya pencegahan secara massif baik tertulis maupun secara langsung kepada semua pihak berkepentingan. Ada ratusan pencegahan baik tertulis maupun tidak tertulis kami lakukan,” beber Rudia.
“Yang paling terasa adalah pada saat tahapan kampanye. Kami melakukan pengawasan melekat. Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan, Panwas kami sudah berkoordinasi baik tertulis, lisan maupun by phone kepada penanggungjawab kegiata kampanye. Intinya kami sampaikan jangan ada pelanggaran. Kalau melanggar, akan ditindak dengan tegas,” imbuhnya.
Menurut Rudia, kemajuan teknologi juga sangat membantu cepatnya komunikasi antar sesama penyelenggara. “Panwas Kabupaten membuat grup WA sesama Panwas Kecamatan. Kemudian Panwas Kecamatan membuat grup dengan jajaranya di PPL. Sedangkan PPL membuat grup dengan jajaran Pengawas TPS. Begitu ada info-info penting, segera kami ketahui. Ini benar-bernar sangat efektif kami rasakan,” sebut Rudia.
Terkait rendahnya partisipasi masyarakat alias tingginya angka golput di Pilkada Buleleng 2017, Rudia enggan menjelaskan. Namun, Rudia mengaku telah secara massif juga melakukan sosialisasi pengawasan. Dalam kegiatan tersebut, selain disampaikan aturan dan sanksi pemilihan, juga mengimbau agar warga menggunakan hak pilihnya di Pilkada.
Menurut Rudia, di tiap kecamatan dilakukan sosialisasi masing-masing 4 kali. Kemudian, di kabupaten juga dilakukan sosialisasi dengan berbagai stakeholder. Bawaslu Bali juga menerjunkan sekitar 100 duta pengawasan dari sejumlah mahasiswa perguruan tinggi di Buleleng, yang sejak awal dibekali agar memberikan pendidikan politik kepada warga. * k19
Komentar