Dua Pekan Nihil, Buleleng Catat 4 Kasus Baru
Berdasar catatan Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, 4 kasus terkonfirmasi baru itu terdata mulai Senin (17/1) hingga Rabu (19/1).
SINGARAJA, NusaBali
Sempat nihil kasus konfirmasi baru Covid-19 selama dua pekan, Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng kembali mencatatkan kasus sejak Senin (17/1) lalu. Hingga Rabu (19/1), jumlah pasien konfirmasi yang menjalani perawatan sebanyak 4 orang.
Berdasar catatan Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, sebanyak 4 orang pasien terkonfirmasi itu, 1 orang masuk pada Senin (17/1), kemudian disusul 2 orang pada Selasa (18/1), dan 1 orang pada Rabu (19/1).
Koordinator Bidang Data dan Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Ketut Suwarmawan, ditemui di ruang kerjanya, Rabu kemarin, mengatakan kasus baru yang tercatat merupakan hasil screening.
“Dari empat kasus kebanyakan didapatkan dari hasil screening. Seperti yang terkonfirmasi hari ini (Rabu kemarin), yang bersangkutan sedang liburan di Buleleng dan mau berangkat ke Jakarta jalani tes, ternyata hasilnya positif, sehingga harus menjalani perawatan di sini,” ucap Suwarmawan.
Hal yang sama juga terjadi pada pasien konfirmasi yang tercatat pada Selasa (18/1), dinyatakan terkonfirmasi setelah ada riwayat perjalanan ke luar daerah di Bali.
Suwarmawan yang juga Kepala Dinas Kominfo Santi Buleleng ini menjelaskan, munculnya kembali kasus konfirmasi baru diduga sejalan dengan prediksi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron sekitar bulan Februari atau Maret mendatang. “Kemungkinannya ada, tetapi untuk memastikan Omicron atau tidak, sampel apusan test swab pasien terkonfirmasi akan dibawa ke Labkes Provinsi Bali,” imbuh mantan Kabag Prokopim Setda Buleleng ini.
Terkait potensi masuknya Covid-19 varian Omicron ke Buleleng, Suwarmawan menyebut Satgas Kabupaten sudah melakukan pemetaan sebagai langkah antisipasi. Salah satu upayanya menggencarkan vaksinasi dosis 2 untuk anak usia 6-11 tahun dan vaksinasi booster untuk masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas lansia dan masyarakat rentan. Selain juga tetap menekankan disiplin prokes di masyarakat dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk memudahkan tracing.
Antisipasi lonjakan kasus gelombang ketiga, juga sudah berkoordinasi kembali dengan pemerintah desa (Pemdes) untuk tetap men-standby-kan tempat isolasi terpusat di desa bagi pasien tanpa gejala. Sedangkan isoter kabupaten yang sempat disiapkan dan ditutup karena kasus sudah melandai akhir tahun lalu, akan disiapkan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
“Sementara ini masih optimalkan isolasi terpusat di desa dulu. Pengalaman tahun lalu jumlahnya cukup banyak. Mudah-mudahan tidak ada lonjakan yang terlalu tinggi. Kalaupun ada, pasti mengarah ke sana (dibukanya kembali isoter kabupaten, Red),” imbuh Suwarmawan.
Perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng hingga Rabu (19/1), dengan penambahan satu kasus konfirmasi baru dari Kecamatan Sukasada, membuat jumlah kasus konfirmasi kumulatif menjadi 10.466 orang. Sebanyak 9.923 orang di antaranya sudah sembuh, 539 orang meninggal dunia, dan menyisakan 4 orang pasien masih menjalani perawatan. *k23
Berdasar catatan Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, sebanyak 4 orang pasien terkonfirmasi itu, 1 orang masuk pada Senin (17/1), kemudian disusul 2 orang pada Selasa (18/1), dan 1 orang pada Rabu (19/1).
Koordinator Bidang Data dan Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Ketut Suwarmawan, ditemui di ruang kerjanya, Rabu kemarin, mengatakan kasus baru yang tercatat merupakan hasil screening.
“Dari empat kasus kebanyakan didapatkan dari hasil screening. Seperti yang terkonfirmasi hari ini (Rabu kemarin), yang bersangkutan sedang liburan di Buleleng dan mau berangkat ke Jakarta jalani tes, ternyata hasilnya positif, sehingga harus menjalani perawatan di sini,” ucap Suwarmawan.
Hal yang sama juga terjadi pada pasien konfirmasi yang tercatat pada Selasa (18/1), dinyatakan terkonfirmasi setelah ada riwayat perjalanan ke luar daerah di Bali.
Suwarmawan yang juga Kepala Dinas Kominfo Santi Buleleng ini menjelaskan, munculnya kembali kasus konfirmasi baru diduga sejalan dengan prediksi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron sekitar bulan Februari atau Maret mendatang. “Kemungkinannya ada, tetapi untuk memastikan Omicron atau tidak, sampel apusan test swab pasien terkonfirmasi akan dibawa ke Labkes Provinsi Bali,” imbuh mantan Kabag Prokopim Setda Buleleng ini.
Terkait potensi masuknya Covid-19 varian Omicron ke Buleleng, Suwarmawan menyebut Satgas Kabupaten sudah melakukan pemetaan sebagai langkah antisipasi. Salah satu upayanya menggencarkan vaksinasi dosis 2 untuk anak usia 6-11 tahun dan vaksinasi booster untuk masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas lansia dan masyarakat rentan. Selain juga tetap menekankan disiplin prokes di masyarakat dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk memudahkan tracing.
Antisipasi lonjakan kasus gelombang ketiga, juga sudah berkoordinasi kembali dengan pemerintah desa (Pemdes) untuk tetap men-standby-kan tempat isolasi terpusat di desa bagi pasien tanpa gejala. Sedangkan isoter kabupaten yang sempat disiapkan dan ditutup karena kasus sudah melandai akhir tahun lalu, akan disiapkan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
“Sementara ini masih optimalkan isolasi terpusat di desa dulu. Pengalaman tahun lalu jumlahnya cukup banyak. Mudah-mudahan tidak ada lonjakan yang terlalu tinggi. Kalaupun ada, pasti mengarah ke sana (dibukanya kembali isoter kabupaten, Red),” imbuh Suwarmawan.
Perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng hingga Rabu (19/1), dengan penambahan satu kasus konfirmasi baru dari Kecamatan Sukasada, membuat jumlah kasus konfirmasi kumulatif menjadi 10.466 orang. Sebanyak 9.923 orang di antaranya sudah sembuh, 539 orang meninggal dunia, dan menyisakan 4 orang pasien masih menjalani perawatan. *k23
1
Komentar