Panyengker Pura Dalem Setra Bakas Ambruk
SEMARAPURA, NusaBali
Panyengker (tembok keliling) Pura Dalem Setra, Desa Adat Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, sepanjang 40 meter dengan tinggi 3 meter, tiba - tiba ambruk, Kamis (20/1) siang.
Panyengker berbahan batu bata ini ambruk setelah diguyur selama sepekan terakhir. Perbekel Desa Bakas Wayan Murdana mengatakan panyengker di sisi timur itu ambruk, Kamis siang pukul 13.00 Wita. Penyebabnya, selain kondisi bangunan sudah cukup lama, belakangan ini kawasan Desa Bakas diguyur hujan deras. "Sejak sepekan lalu terus turun hujan deras. Mungkin karena hujan lebat itu tembok panyengker ini jadi lembab hingga ambruk," ujar Murdana.
Kejadian ini juga sudah dilaporkan kepada petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung untuk dapat ditindaklanjuti. Sementara itu, hujan deras disertai angin kencang juga menyebabkan sebuah Balai Los/Wantilan di areal Setra Desa Adat Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, ambruk pada Selasa (4/1) dinihari.
Kondisi bangunan los dengan luas 14 meter x 6 meter tersebut sudah cukup lama, ditambah kondisi atapnya yang banyak tercongkel karena ulah monyet (bojog) yang naik dari Tukad Melangit. Begitu diterjang hujan deras disertai angin kencang menyebabkan bangunan itu hancur. Namun, karena kondisi sepi musibah ini tidak sampai menimbulkan korban. Hanya saja prajuru adat saat ini masih kesulitan dari segi keuangan akibat dampak pandemi Covid-19. Kami berharap bisa mendapat bantuan untuk memperbaiki, mengingat kondisi di desa adat lagi sulit di tengah pandemi Covid-19," kata Penyarikan/Sekretaris Desa Adat Bakas I Wayan Arsa. *wan
Kejadian ini juga sudah dilaporkan kepada petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung untuk dapat ditindaklanjuti. Sementara itu, hujan deras disertai angin kencang juga menyebabkan sebuah Balai Los/Wantilan di areal Setra Desa Adat Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, ambruk pada Selasa (4/1) dinihari.
Kondisi bangunan los dengan luas 14 meter x 6 meter tersebut sudah cukup lama, ditambah kondisi atapnya yang banyak tercongkel karena ulah monyet (bojog) yang naik dari Tukad Melangit. Begitu diterjang hujan deras disertai angin kencang menyebabkan bangunan itu hancur. Namun, karena kondisi sepi musibah ini tidak sampai menimbulkan korban. Hanya saja prajuru adat saat ini masih kesulitan dari segi keuangan akibat dampak pandemi Covid-19. Kami berharap bisa mendapat bantuan untuk memperbaiki, mengingat kondisi di desa adat lagi sulit di tengah pandemi Covid-19," kata Penyarikan/Sekretaris Desa Adat Bakas I Wayan Arsa. *wan
Komentar