Bali Gencarkan Testing 9.000 Per Hari
Kasus Covid-19 Kembali Naik, Masyarakat Diminta Waspada
Saat palebon Ida Tjokorda Pemecutan XI di Denpasar kemarin, Satgas Covid-19 Provinsi Bali lakukan testing kepada 500 orang
DENPASAR, NusaBali
Sempat mereda hingga catat rekor terendah dengan hanya 1 kasus sehari, pandemi Covid-19 di Bali kembali berkecamuk dalam 9 hari terakhir sejak 13 Januari 2022. Dalam kurun waktu tersebut, muncul 201 kasus baru Covid-19, sementara pasien yang berhasil sembuh hanya 35 orang, selain 2 pasien meninggal dunia. Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali pun gencarkan testing hingga 9.000 per hari.
Berdasarkan data terakhir yang diterima NusaBali dari Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, per Jumat (21/1) muncul 38 kasus baru bersamaan dengan 5 pasien sembuh. Ini turun sedikit dibanding sehari sebelumnya, Kamis (20/1), ketika di Bali muncul 43 kasus baru Covid-19 bersamaan dengan 7 pasien sembuh.
Dari 38 kasus baru Covid-19 per Jumat kemarin, 18 kasus di antaranya muncul di Kabupaten Badung. Sedangkan terbanyak kedua muncul di Kota Denpasar dan Jembrana masing-masing dengan 7 kasus baru, disusul Gianyar (3 kasus baru), Tabanan (2 kasus baru), dan Buleleng (1 kasus baru). Semantara di tiga daerah lainnya nihil kasus baru, yakni Bangli, Klungkung, dan Karangasem.
Ini hampir mirip dengan sebaran kasus sehari sebelumnya, Kamis, ketika Ba-dung mendominasi dengan 14 kasus baru, disusul Denpasar (8 kasus baru), Tabanan (8 kasus baru), Gianyar (5 kasus baru), Jembrana (4 kasus baru), Buleleng (2 kasus baru), Bangli (1 kasus baru), dan Karangasem (1 kasus baru).
Pandemi Covid-19 di Bali sempat mereda dengan 3 kali hanya muncul 1 kasus per hari di di awal tahun 2022 ini, masing-masing 1 Januari, 5 Januari, dan 10 Januari. Namun, pandemi kembali berkecamuk sejak 13 Januari 2022 lalu ketika muncul 26 kasus baru hari itu bersamaan dengan 1 pasien sembuh.
Walhasil, dalam kurun 9 hari terakhir sejak 13 Januari 2022 di Bali muncul 201 kasus baru, sementara pasien yang sembuh hanya 35 orang, dan meninggal dunia 2 orang. Jika dihitung sejak Natal, 25 Desember 2021, di Bali total muncul 280 kasus, dengan 101 pasien sembuh, dan 7 pasien meninggal.
Secara keseluruhan, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali sejak awal pandemi Maret 2020 hingga 21 Januari 2022 tembus 114.639 kasus. Dari jumlah itu, 110.351 orang di antaranya sudah berhasil sembuh. Artinya, tingkat kesembuhan di Bali tembus angka 96,26 persen dari total 114.639 kasus positif.
Sedangkan jumlah pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia sejak awal pandemi hingga saat ini mencapai 4.063 orang atau 3,54 persen dari total 114.639 kasus positif. Sementara jumlah kasus aktif (pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan maupun isolasi) di Bali saat ini mencapai 225 orang atau 0,20 persen dari total 114.639 kasus positif.
Sementata itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Kesehatan Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan pihaknya gencar melakukan testing 7.000 sampai 9.000 per hari. Bahkan, testing yang dilakukan Jumat kemarin tembus 9.300 orang.
Capaian testing 9.300 ini mencakup testing terhadap kontak erat kasus positif Covid-19, pelaku perjalanan yang melakukan rapid test antigen, kemudian testing setiap even yang dilaksanakan masyarakat di seluruh Bali. "Jadi, testing di Bali sudah sangat tinggi, bahkan meningkat terus menerus," ujar Made Rentin saat dikonfirmasi NusaBali terkait lonjakan kasus Covid-19 dalam kurun 9 hatri terakhir, Jumat kemarin,
Menurut Rentin, saat upacara palebon jenazah Raja Puri Pemecutan, Ida Tjokorda Pemecutan XI, di Denpasar, Jumat kemarin, juga dilakukan testing kepada 500 orang dari panitia pelaksana dan penggarap palebon. "Sebelumnya, sudah sejak 2 hari lalu kami tes antigen di Puri Pemecutan untuk pelaksanaan Prokes. Tes antigen untuk 500 orang saat palebon ini atas perintah Gubernur Bali Pak Wayan Koster,” terang birokrat yang juga Kepala BPBD Bali ini.
Sedangkan untuk tracing, kata Rentin, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali bersama Dinas Kesehatan Provinsi Bali melakukan pola 1 berbanding 10. Kalau standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), 1 berbanding 15. “Kami di Bali lebih perketat lagi. Karena kita antisipasi kemungkinan besar munculnya varian Omicron. Mudah-mudahan sih tidak ada Omicron di Bali," harapnya.
Terkait tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Bali yang belakangan sangat rendah dan nyaris selalu di bawah jumlah kasus baru, menurut Rentin, hal itu tergantung kasus positif yang muncul. Masa kesembuhan adalah ketika pasien dirawat 7 sampai 10 hari. "Bila ditarik mundur 7-10 hari, dapat disimpulkan, kasus sembuh menjadi sedikit karena kasus baru muncul signifikan pada 4 hari terakhir," beber Rentin.
"Sebaliknya, kesembuhan akan tinggi ketika ditesting pada hari ke-7 atau ke-10. Atau yang isolasi mandiri pada hari ke-7 biasanya dinyatakan sembuh. Bagaimana kita bisa berharap banyak sembuh, sedangkan kasus positif Covid-19 baru naik pada 4 hari belakangan? Kan perlu kita tunggu. Kayak dulu lagi, menunggu sampai 7, 10, 14 hari, " tegas birokrat asal Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Pada bagian lain, Rentin mengatakan kalau kasus varian Omicron, penyebarannya cepat, namun gejalanya cukup ringan, hingga pasien dapat pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit. Meski demikian, masyarakat diharapkan tetap meningkatkan kewaspadaan, tidak gegabah, maupun panik dengan segala kemungkinan yang terjadi.
Cara positif menyikapi kenaikan kasus varian Omicron, kata Rentin, adalah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang disiplin dan segera mengikuti program vaksinasi bilamana sudah mendapat jadwal. "Meski sudah mengikuti vaksinasi, protokol kesehatan juga tetap harus dijalankan dengan ketat. Setidaknya, demi 5 alasan: untuk melindungi diri sendiri, melindungi orang lain, mencegah munculnya varian baru, menghentikan rantai penyebaran virus, serta menjaga rumah Sakit dan tenaga kesehatan tetap aman," pinta Rentin.
Menjurut Rentin, dikhawatirkan terjadi penyebaran virus yang cepat tatkala masyarakat mulai lengah. Rentin pun mengajak masyarakat untuk kembali mengingat keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 di Bali sebelumnya, yang bisa dilewati secara bersama-sama, dengan semangat gotong royong, sinergi antara kebijakan yang diterapkan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, serta peran masyarakat yang antusias untuk bisa terlepas dari kekangan pandemi.
"Yuk, tetap taat laksanakan protokol kesehatan dengan pakai masker secara benar setiap bepergian, jaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain, rutin mencuci tangan pakai sabun setelah menyentuh benda yang dipegang banyak orang, serta membuka jendela untuk sirkulasi udara yang lebih baik, dan tidak lupa sigap menutup mulut dengan siku terlipat ketika batuk atau bersin. Jika bukan kita yang saling jaga, siapa lagi?" katanya. *nat,nar
Berdasarkan data terakhir yang diterima NusaBali dari Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, per Jumat (21/1) muncul 38 kasus baru bersamaan dengan 5 pasien sembuh. Ini turun sedikit dibanding sehari sebelumnya, Kamis (20/1), ketika di Bali muncul 43 kasus baru Covid-19 bersamaan dengan 7 pasien sembuh.
Dari 38 kasus baru Covid-19 per Jumat kemarin, 18 kasus di antaranya muncul di Kabupaten Badung. Sedangkan terbanyak kedua muncul di Kota Denpasar dan Jembrana masing-masing dengan 7 kasus baru, disusul Gianyar (3 kasus baru), Tabanan (2 kasus baru), dan Buleleng (1 kasus baru). Semantara di tiga daerah lainnya nihil kasus baru, yakni Bangli, Klungkung, dan Karangasem.
Ini hampir mirip dengan sebaran kasus sehari sebelumnya, Kamis, ketika Ba-dung mendominasi dengan 14 kasus baru, disusul Denpasar (8 kasus baru), Tabanan (8 kasus baru), Gianyar (5 kasus baru), Jembrana (4 kasus baru), Buleleng (2 kasus baru), Bangli (1 kasus baru), dan Karangasem (1 kasus baru).
Pandemi Covid-19 di Bali sempat mereda dengan 3 kali hanya muncul 1 kasus per hari di di awal tahun 2022 ini, masing-masing 1 Januari, 5 Januari, dan 10 Januari. Namun, pandemi kembali berkecamuk sejak 13 Januari 2022 lalu ketika muncul 26 kasus baru hari itu bersamaan dengan 1 pasien sembuh.
Walhasil, dalam kurun 9 hari terakhir sejak 13 Januari 2022 di Bali muncul 201 kasus baru, sementara pasien yang sembuh hanya 35 orang, dan meninggal dunia 2 orang. Jika dihitung sejak Natal, 25 Desember 2021, di Bali total muncul 280 kasus, dengan 101 pasien sembuh, dan 7 pasien meninggal.
Secara keseluruhan, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali sejak awal pandemi Maret 2020 hingga 21 Januari 2022 tembus 114.639 kasus. Dari jumlah itu, 110.351 orang di antaranya sudah berhasil sembuh. Artinya, tingkat kesembuhan di Bali tembus angka 96,26 persen dari total 114.639 kasus positif.
Sedangkan jumlah pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia sejak awal pandemi hingga saat ini mencapai 4.063 orang atau 3,54 persen dari total 114.639 kasus positif. Sementara jumlah kasus aktif (pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan maupun isolasi) di Bali saat ini mencapai 225 orang atau 0,20 persen dari total 114.639 kasus positif.
Sementata itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Kesehatan Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan pihaknya gencar melakukan testing 7.000 sampai 9.000 per hari. Bahkan, testing yang dilakukan Jumat kemarin tembus 9.300 orang.
Capaian testing 9.300 ini mencakup testing terhadap kontak erat kasus positif Covid-19, pelaku perjalanan yang melakukan rapid test antigen, kemudian testing setiap even yang dilaksanakan masyarakat di seluruh Bali. "Jadi, testing di Bali sudah sangat tinggi, bahkan meningkat terus menerus," ujar Made Rentin saat dikonfirmasi NusaBali terkait lonjakan kasus Covid-19 dalam kurun 9 hatri terakhir, Jumat kemarin,
Menurut Rentin, saat upacara palebon jenazah Raja Puri Pemecutan, Ida Tjokorda Pemecutan XI, di Denpasar, Jumat kemarin, juga dilakukan testing kepada 500 orang dari panitia pelaksana dan penggarap palebon. "Sebelumnya, sudah sejak 2 hari lalu kami tes antigen di Puri Pemecutan untuk pelaksanaan Prokes. Tes antigen untuk 500 orang saat palebon ini atas perintah Gubernur Bali Pak Wayan Koster,” terang birokrat yang juga Kepala BPBD Bali ini.
Sedangkan untuk tracing, kata Rentin, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali bersama Dinas Kesehatan Provinsi Bali melakukan pola 1 berbanding 10. Kalau standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), 1 berbanding 15. “Kami di Bali lebih perketat lagi. Karena kita antisipasi kemungkinan besar munculnya varian Omicron. Mudah-mudahan sih tidak ada Omicron di Bali," harapnya.
Terkait tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Bali yang belakangan sangat rendah dan nyaris selalu di bawah jumlah kasus baru, menurut Rentin, hal itu tergantung kasus positif yang muncul. Masa kesembuhan adalah ketika pasien dirawat 7 sampai 10 hari. "Bila ditarik mundur 7-10 hari, dapat disimpulkan, kasus sembuh menjadi sedikit karena kasus baru muncul signifikan pada 4 hari terakhir," beber Rentin.
"Sebaliknya, kesembuhan akan tinggi ketika ditesting pada hari ke-7 atau ke-10. Atau yang isolasi mandiri pada hari ke-7 biasanya dinyatakan sembuh. Bagaimana kita bisa berharap banyak sembuh, sedangkan kasus positif Covid-19 baru naik pada 4 hari belakangan? Kan perlu kita tunggu. Kayak dulu lagi, menunggu sampai 7, 10, 14 hari, " tegas birokrat asal Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Pada bagian lain, Rentin mengatakan kalau kasus varian Omicron, penyebarannya cepat, namun gejalanya cukup ringan, hingga pasien dapat pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit. Meski demikian, masyarakat diharapkan tetap meningkatkan kewaspadaan, tidak gegabah, maupun panik dengan segala kemungkinan yang terjadi.
Cara positif menyikapi kenaikan kasus varian Omicron, kata Rentin, adalah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang disiplin dan segera mengikuti program vaksinasi bilamana sudah mendapat jadwal. "Meski sudah mengikuti vaksinasi, protokol kesehatan juga tetap harus dijalankan dengan ketat. Setidaknya, demi 5 alasan: untuk melindungi diri sendiri, melindungi orang lain, mencegah munculnya varian baru, menghentikan rantai penyebaran virus, serta menjaga rumah Sakit dan tenaga kesehatan tetap aman," pinta Rentin.
Menjurut Rentin, dikhawatirkan terjadi penyebaran virus yang cepat tatkala masyarakat mulai lengah. Rentin pun mengajak masyarakat untuk kembali mengingat keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 di Bali sebelumnya, yang bisa dilewati secara bersama-sama, dengan semangat gotong royong, sinergi antara kebijakan yang diterapkan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, serta peran masyarakat yang antusias untuk bisa terlepas dari kekangan pandemi.
"Yuk, tetap taat laksanakan protokol kesehatan dengan pakai masker secara benar setiap bepergian, jaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain, rutin mencuci tangan pakai sabun setelah menyentuh benda yang dipegang banyak orang, serta membuka jendela untuk sirkulasi udara yang lebih baik, dan tidak lupa sigap menutup mulut dengan siku terlipat ketika batuk atau bersin. Jika bukan kita yang saling jaga, siapa lagi?" katanya. *nat,nar
1
Komentar