PHDI Bangli Siap Fasilitasi Praktik Ilmu Pengleakan
Ketua PHDI Bangli I Nyoman Sukra menyatakan PHDI Bangli siap memfasilitasi pihak-pihak atau orang yang berkeinginan tahu lebih banyak soal praktik pengleakan.
BANGLI, NusaBali
Fasilitasi tersebut dalam bentuk pertemuan antara praktisi (penekun ilmu pengleakan) dengan mereka yang berminat mendalami soal leak dan pengleakan, serta bagaimana proses atau tahapan-tahapan ngleak tersebut.
“Nanti akan dipandu para panglingsir (penekun ilmu pengleakan),” ujar Sukra, di sela acara Seminar Ilmu Pengleakan di Sekretariat PHDI Bangli di Jalan Nusantara, lingkungan Kelurahan Cempaga, Bangli, Selasa (21/2).
Sukra menyebut sejumlah nama tokoh yang dikenal sebagai penekun ilmu pengleakan. “Tadi dalam seminar kan sudah ada yang secara gamblang menyebut diri bisa ngleak,” tutur Sukra.
Dikatakannya, praktik ilmu pengleakan dilakukan di sekretariat PHDI bertujuan untuk pengenalan lebih mendalam soal leak dan ilmu pengleakan berlangsung dengan nyaman. “Kalau di luar itu khawatir terjadi mispersepsi,” kata Sukra didampingi pengurus PHDI Bangli, I Wayan Wira. Hal itu tidak lepas dari beragamnya pemahaman dan tafsir tentang ilmu leak atau pengleakan. “Praktiknya nanti pada malam hari,” tandas Sukra.
Sebelumnya, Jro Mangku Made Subagia, salah seorang urati (pemerhati) pengleakan, menyebut ada dua karakter atau sifat leak. Dua jenis karakter leak tersebut yakni Leak Sari atau Penengen dan Leak Pemoroan, yang sering disebut Aji Wegig atau Aji Pengiwa. “Leak Sari atau penengen merupakan pengamalan kekuatan energi dengan mengaktifkan aksara suci dalam angga sarira atau tubuh,” jelas Jro Mangku Subagia. Kemudian mengolahnya menjadi kekuatan pemelihara. Sebaliknya dalam Leak Pamoroan atau Pengiwa kekuatan aksara suci digunakan untuk menghancurkan. Asal–usul istilah leak, menurut Jro Mangku Subagia, berasal dari lelintihan aksara (liak), yang merupakan ajaran dari Tantra Bhairawa.
Ida Pandhita Mpu Girinata, salah seorang sulinggih yang hadir dalam seminar tersebut, menuturkan, image tentang leak sebagai sesuatu yang bercitra negatif, tidak lepas dari cerita Calonarang. “Padahal sesungguhnya tidak demikian,” tutur sulinggih dari Griya Penida di Banjar Nyalian Bangli. Dalam pandangan Ida Pandhita Mpu, ngleak merupakan perwujudan kekuatan yang berasal dari alam yang dilakukan dengan cara nglia (rahasia), apa itu dalam bentuk yoga atau semadi.
Dari pantauan pembahasan tentang pengleakan ini memang mengundang perhatian banyak kalangan. “Ini penting, untuk memahami agar tidak salah persepsi tentang leak,” ujar I Nengah Atub, salah seorang bendesa dari puluhan orang yang mengikuti seminar leak yang digelar PHDI Bangli. * k17
Fasilitasi tersebut dalam bentuk pertemuan antara praktisi (penekun ilmu pengleakan) dengan mereka yang berminat mendalami soal leak dan pengleakan, serta bagaimana proses atau tahapan-tahapan ngleak tersebut.
“Nanti akan dipandu para panglingsir (penekun ilmu pengleakan),” ujar Sukra, di sela acara Seminar Ilmu Pengleakan di Sekretariat PHDI Bangli di Jalan Nusantara, lingkungan Kelurahan Cempaga, Bangli, Selasa (21/2).
Sukra menyebut sejumlah nama tokoh yang dikenal sebagai penekun ilmu pengleakan. “Tadi dalam seminar kan sudah ada yang secara gamblang menyebut diri bisa ngleak,” tutur Sukra.
Dikatakannya, praktik ilmu pengleakan dilakukan di sekretariat PHDI bertujuan untuk pengenalan lebih mendalam soal leak dan ilmu pengleakan berlangsung dengan nyaman. “Kalau di luar itu khawatir terjadi mispersepsi,” kata Sukra didampingi pengurus PHDI Bangli, I Wayan Wira. Hal itu tidak lepas dari beragamnya pemahaman dan tafsir tentang ilmu leak atau pengleakan. “Praktiknya nanti pada malam hari,” tandas Sukra.
Sebelumnya, Jro Mangku Made Subagia, salah seorang urati (pemerhati) pengleakan, menyebut ada dua karakter atau sifat leak. Dua jenis karakter leak tersebut yakni Leak Sari atau Penengen dan Leak Pemoroan, yang sering disebut Aji Wegig atau Aji Pengiwa. “Leak Sari atau penengen merupakan pengamalan kekuatan energi dengan mengaktifkan aksara suci dalam angga sarira atau tubuh,” jelas Jro Mangku Subagia. Kemudian mengolahnya menjadi kekuatan pemelihara. Sebaliknya dalam Leak Pamoroan atau Pengiwa kekuatan aksara suci digunakan untuk menghancurkan. Asal–usul istilah leak, menurut Jro Mangku Subagia, berasal dari lelintihan aksara (liak), yang merupakan ajaran dari Tantra Bhairawa.
Ida Pandhita Mpu Girinata, salah seorang sulinggih yang hadir dalam seminar tersebut, menuturkan, image tentang leak sebagai sesuatu yang bercitra negatif, tidak lepas dari cerita Calonarang. “Padahal sesungguhnya tidak demikian,” tutur sulinggih dari Griya Penida di Banjar Nyalian Bangli. Dalam pandangan Ida Pandhita Mpu, ngleak merupakan perwujudan kekuatan yang berasal dari alam yang dilakukan dengan cara nglia (rahasia), apa itu dalam bentuk yoga atau semadi.
Dari pantauan pembahasan tentang pengleakan ini memang mengundang perhatian banyak kalangan. “Ini penting, untuk memahami agar tidak salah persepsi tentang leak,” ujar I Nengah Atub, salah seorang bendesa dari puluhan orang yang mengikuti seminar leak yang digelar PHDI Bangli. * k17
Komentar