15 Siswa Terpapar Corona, PTM Satu SMA Dihentikan
Sehari, 96 Kasus Baru Covid-19 di Bali
DENPASAR, NusaBali
Pendemi Covid-19 di Bali kembali menunjukkan peningkatan. Per 25 Januari 2022 kemarin, terjadi lonjakan 96 kasus baru Covid-19, bersamaan dengan 10 pasien sembuh.
Dari 96 kasus baru positif Covid-19 tersebut, 15 orang di antaranya adalah siswa satu sekolah SMA Negeri di Denpasar. Pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah itu pun terpaksa dihentikan sementara.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Selasa (25/1), dari 96 tambahan kasus baru kemarin, terbanyak berada di Kabupaten Badung mencapai 26 orang. Tambahan kasus terbanyak berikutnya terjadi di Kota Denpasar mencapai 23 orang, disusul kemudian Tabanan (15 kasus baru), Jembrana (11 kasus baru), Klungkung (9 kasus baru), Buleleng (8 kasus baru), dan Gianyar (4 kasus baru).
Walhasil, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali sejak awal pandemi pada Maret 2020 hingga saat ini tembus 114.860 kasus. Dari jumlah itu, 110.410 orang atau 96,13 persen di antaranya sudah berhasil sembuh. Sedangkan pasien yang meninggal dunia mencapai 4.066 orang atau 3,54 persen dari total 114.860 kasus positif. Sebaliknya, kasus aktif (pasien positif Covid-19 yang masih dalam perawatan atau isolasi) mencapai 384 orang atau 0,33 persen dari total 114.860 kasus positif.
Perlu dicatat, kasus aktif terbanyak saat ini berada di Badung mencapai 126 orang. Sedangkan kasus aktif terbanyak kedua berada di Denpasar mencapai 97 orang, disusul Jembrana (60 orang), Tabanan (44 orang), Gianyar (25 orang), Buleleng (19 orang), Klungkung (10 orang), Bangli (2 orang), dan Karangasem (1 orang).
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan dari 96 kasus baru per Selasa kemarin, sebagian merupakan anak sekolah. Banyak juga kalangan lanjut usia (Lansia). Kasus positif mencapai 96 orang tersebut bukan karena varian Omicron, seperti yang dikhawatirkan selama ini. "Ini bukan karena varian Omicron,” jelas Made Rentin saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.
Menurut Made Rentin, karena menyangkut anak sekolah, maka pihaknya sudah koordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, supaya diambil langkah untuk mencegah meluasnya kasus di sekolah. Termasuk, proses belajar mengajar juga dievaluasi. "Untuk di sekolah, kalau ada kasus positif Covid-19, itu mengikuti mekanisme sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. Tanya saja kepada Kadisdikpora," jelas birokrat asal Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Badung, yang juga Kepala BPBD Bali dan merangkap Plt Kadis Kesehatan Provinsi Bali ini.
Sementara itu, Kadisdikpora Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, mengakui ada 15 siswa salah satu SMA Negeri di Denpasar yang positif Covid-19. Namun, kondisi mereka tidak bergejala dan disarankan untuk isolasi mandiri. "Awalnya, pagi hari ada 6 siswa Kelas X yang dilaporkan positif Covid-19. Kemudian, kami cek bersama Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, sorenya bertambah lagi 9 siswa dari Kelas XII yang terpapar Covid-19. Jadi, total 15 orang dalam kelas berbeda yang terpapar," ujar Ngurah Boy saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, tadi malam.
Menurut Ngurah Boy, siswa yang positif Covid-19 ini ditengarai terpapar saat beraktivitas di luar sekolah atau ada keluarga yang terpapar di luar rumah. Di masing-masing kelas yang ditemukan positif Covid-19, berawal dari adanya testing di internal keluarga siswa. Setelah dilakukan tracing erat, akhirnya merembet ke sekolah.
"Jadi, siswa ini kenanya di luar sekolah. Kalau di sekolah, kami sudah sejak awal terapkan protokol kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka (TPM) terbatas ini. Jarak duduk antar siswa juga diatur, istirahat dan belajar pun terbatas. Kantin tidak boleh buka, jadi sangat ketat Prokesnya," tegas birokrat asal Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Ngurah Boy menegaskan, sesuai aturan dalam SKB 4 Menteri (Mendikbud Ristek, Mendagri, Menkes, Menag), dalam penanganan pandemi Covid-19 di lingkungan sekolah, begitu ada siswa yang positif Covid-19, kegiatan TPM langsung dihentikan di sekolah bersangkutan. Maka, kegiatan PTM di SMA Negeri yang 15 orang siswanya terpapar Covid-19 pun dihentikan.
"Hari ini saya sudah minta kepada kepala sekolah SMA Negeri di Denpasar tersebut, untuk menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Itu kan mekanisme di SKB 4 Menteri," terang mantan Sekretaris Inspektorat Provinsi Bali ini.
Ngurah Boy menambahkan, untuk sekolah SMA/SMK dan SLB yang berada di bawah Pemprov Bali, kini menjadi atensi penuh, terutama pelaksanaan Prokesnya. "Kalau Prokes sih kami yakin sekolah disiplin menerapkannya. Hanya saja, anak-anak kita di luar sekolah kan tidak tahu, mereka ke mana saja? Makanya, kita minta sekolah sosialiasi kepada orangtua dan anak-anak untuk waspada dan taat Prokes," tandas Ngurah Boy. *nat,nar
1
Komentar