Marketing 5.0: Teknologi Tak Bisa Abaikan Manusia
Hermawan Kartajaya Beri 'Wejangan' di STIKOM Bali Grup
DENPASAR, NusaBali.com – Teknologi saat ini bukan lagi hal yang luar biasa, karena sudah menjadi kebutuhan. Namun demikian, teknologi perlu disertai dengan sisi humanity atau kemanusiaan.
Konsep yang disebut sebagai Marketing 5.0 ini dipaparkan oleh Hermawan Kartajaya di Aula ITB STIKOM Bali Kampus Renon, Denpasar, Jumat (28/1/22), di hadapan para pimpinan dari 30 unit lembaga dan bisnis STIKOM Bali Grup,
Hermawan Kartajaya menegaskan era Marketing 5.0 adalah adalah kolaborasi technology for humanity. Maksudnya, kemajuan teknologi tidak boleh mengabaikan peran manusia.
Menurut mantan Presiden World Marketing Association ini, teknologi adalah alat untuk memudahkan cara kerja memasarkan produk, sedangkan manusialah yang memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dengan kejujuran dan humanis. "Kejujuran itu tidak tergantikan oleh mesin," pesan Hermawan.
Founder and Chairman MarkPlus Inc ini mengingatkan kalau bisnis ingin maju dan bisa mendapatkan outcome yang optimal, maka bisnis tersebut harus bisa mengombinasikan dua kekuatan, yakni kekuatan human dan ditopang oleh teknologi seperti mesin dengan artificial intelligence (AI) di baliknya.
Disebutkan, hal itu bertumpu pada lima aspek utama. Pertama, data-driven marketing. Di sini, aktivitas marketing berbasis data yang kuat dan real time sehingga tidak ada gap waktu yang lebar antara pengumpulan data dengan pengambilan keputusan.
Kedua, predictive marketing yang memanfaatkan kekuatan analitik untuk memprediksi sebuah hasil. Contohnya, PepsiCo yang menggunakan sosial data untuk menemukan rasa yang cocok bagi produk snack-nya sesuai dengan preferensi pelanggan.
Ketiga, contextual marketing. Di sini, teknologi berperan membantu melakukan personalisasi dan kustomisasi produk dan layanan sesuai dengan profil pelanggan. Wallgreens di Amerika, misalnya, sudah menerapkan teknologi ini.
“Wallgreens menyediakan teknologi yang disematkan dalam sebuah layar kulkas yang bisa mengenali kebutuhan pelanggan melalui face recognition,” sebut Hermawan.
Keempat, augmented marketing. Contohnya, peranti lunak HubSpot yang menggunakan chatbot untuk B2B sales lead generation and nuture. “Di sini, lead dikerjakan lebih dulu oleh mesin dan baru kemudian akan diserahkan ke salesman,” urai sosok yang pernah dinobatkan Chartered Institute of Marketing yang berkedudukan di Inggris sebagai sebagai ‘50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing’ ini.
Kelima, agile marketing yang mengacu pada mindset. Dalam organisasi, misalnya, keputusan diambil tidak hanya berdasar pada data tetapi juga kelincahan dalam melakukan eksperimentasi secara sering dan rutin. “Contohnya, Zara yang barang dan desain di outletnya bergerak dinamis,” kata pakar kelahiran 18 November 1947 ini.
Konsep Marketing 5.0 itu sendiri dituangkan dalam sebuah buku yang ditulis Hermawan Kartajaya bersama dengan Philip Kotler dan Iwan Setiawan, CEO MarkPlus, Inc. Hanya dalam waktu enam bulan setelah rilis, buku yang berjudul Marketing 5.0 Technology for Humanity tersebut telah diterjemahkan dalam 15 bahasa. Selain itu, buku ini juga masuk ke dalam penghargaan Soundview sebagai 2021 Best Business Book.
Sementara itu pada Rapat Koordinasi STIkOM Bali Grup, Jumat (28/1/2022), , Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar Prof Dr I Made Bandem MA meminta kepada semua pimpinan unit lembaga dan usaha STIKOM Bali Grup agar mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik dari apa yang sudah diraih tahun sebelumnya.
"Meski saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19 , tetapi dengan kempuan teknologi informasi dan sumber daya manusia yang kita miliki, semua unit bisnis agar bisa bersinergi untuk mencapai hasil yang lebih baik pada tahun 2022 ini," pinta Prof Made Bandem dalam sambutannya.
Sementara itu Kepala Eksekutif STIKOM Bali Grup yang juga Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan menjelaskan, pihaknya mengundang Hermawan Kartajaya untuk membagi ilmu marketingnya, bagaimana mengembangkan bisnis, terutama lembaga pendidikan di tengah situsai Pandemi Covid-19 ini.
Menurutnya upaya memasarkan lembaga pendidikan atau unit bisnis lain di lingkungan STIKOM Bali Grup bukan semata tugas bagian marketing, melainkan menjadi tanggung jawab semua karyawan, guru. dosen. tenaga kependidkan, bahkan satpam dan petugas cleaning service sekalipun. "Kalau semua bersinergi tentu hasilnya akan lebih baik," imbau Dadang.
Ke-30 unit bisnis STIKOM Bali Grup tersebut adalah ITB STIKOM Bali Kampus Renon, ITB STIKOM Bali Kampus Jimbaran. ITB STIKOM Bali Kampus Abiansemal, STTB Bandung Jawa Barat Kampus Suta dan Kampus Baleendah, Politeknik Nasional Denpasar, Politeknik Ganesha Guru Singaraja, SMK TI Bali Global Denpasar, SMK TI Bali Global Jimbaran.
Selanjutnya ada SMK TI Bali Global Dalung Kuta Utara. SMK TI Bali Global Karangasem, SMK TI Bali Globali Singaraja, SMKTI Bali Global Klungkung, SMK TI Indonesia Global Ponorogo, Jawa Timur, SMK Pandawa Bali Global Abiansemal, Bisma Informatika Dempasar, PT. Datayasa Computer Denpasar, PT Widya Dharma Shanti Denpasar, PT Widya Dharma Sidhi Denpasar, PT Mitra Bisnis Cipta Karya Denpasar, LPK Darma, Bank Fajar Sejahtera Bali, LPBAI Denpasar, LPBAI Bandung, dan LPBAI Baleendah Jawa Barat.
1
Komentar