Satgas Covid-19 Buleleng Jemput 29 Pasien untuk Isoter
Presiden Jokowi Minta Pasien Tanpa Gejala Isolasi Mandiri Selama 5 Hari
SINGARAJA, NusaBali
Pandemi Covid-19 di Bali semakin berkecamuk, ditandai munculnya 311 kasus baru per Jumat (28/1), bersamaan dengan 24 pasien sembuh dan 2 pasien meninggal dunia.
Kabupaten Bulelen sebagai salah satu daerah di Bali dengan tambahan kasus signifikan, pun jemput 29 pasien Covid-19 gejala ringan untuk menjalani isolasi terpusat. Berdasarkan data terbaru yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Jumat kemarin, ada 5 daerah yang diterjang kasus baru Corona dalam jumlah cukup signifikan, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Buleleng, Tabanan, dan Gianyar. Jumlah kasus terbanyak muncul di Denpasar dengan 110 kasus baru Covid-19.
Sedangkan jumlah terbanyak kedua, lagi-lagi, terjadi di Badung dengan 95 kasus baru Covid-19, disusul Buleleng (30 kasus baru), Tabanan (25 kasus baru), Gianyar (25 kasus baru), Jembrana (13 kasus baru), Karangasem (9 kasus baru), Bangli (2 kasus baru), dan Klungkung (2 kasus baru).
Ini merupakan rekor kasus harian tertinggi di Bali selama 4 bulan terakhir sejak September 2021. Ledakan 3011 kasus baru kemarin naik tajam dibanding sehari sebelumnya, Kamis (27/1), ketika di Bali muncul 212 kasus baru bersamaan dengan 13 pasien sembuh, dan 2 pasien meninggal.
Walhasil, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali sejak awal pandemi pada Maret 2020 hingga saat ini tembus 115.522 kasus. Dari jumlah itu, 110.456 orang atau 95,62 persen di antaranya sudah berhasil sembuh. Tingkat kesembuhan di Bali turun lagi sekitar 0,25 persen dibanding sehari sebelumnya.
Sedangkan jumlah kumulatif pasien yang meninggal dunia kini mencapai 4.078 orang atau 3,52 persen dari total 115.522 kasus positif. Sebaliknya, kasus aktif (pasien positif Covid-19 yang masih dalam pera-watan atau isolasi) kini bertambah menjadi 996 orang atau 0,86 persen dari total 115.522 kasus positif.
Perlu dicatat, kasus aktif terbanyak saat ini masih tetap berada di Badung mencapai 297 orang. Sedangkan kasus aktif terbanyak kedua ada di Denpasar mencapai 288 orang, disusul Jembrana (120 orang), Tabanan (98 orang), Buleleng (95 orang), Gianyar (65 orang), Klungkung (15 orang), Karangasem (12 orang), Bangli (5 orang), dan luar Bali (1 orang).
Sementara, Satgas Penangnan Covid-19 Kabupaten Buleleng mengambil langkah taktis untuk antisipasi penyebaran kasus yang semakin berkecamuk dalam beberapa hari terakhir. Salah satunya, menjemput 29 pasien Covid-19 kategori Orang Tanpa Gejala dan Gejala Ringan (OTG-GR) untuk menjalani karantina ke tempat Isoter di Asrama Mahasiswa Undiksha Singaraja kawsasan Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng. Mereka dijemput satu per satu dari rumahnya masing-masing, sejak Kamis sore hingga Jumat kemarin.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Ketut Suwarmawan, mengatakan hingga kemarin sore tercatat sudah 29 orang OTG-GR yang diisolasi di tempat Isoter. Mereka menempati ruang di Asrama Gedung C, sesuai dengan yang sudah disiapkan sebelumnya.
“Penjemputan OTG-GR dilakukan bertahap sejak Kamis sore. Kami dibantu petugas TNI/Polri, BPBD, dan camat. Petugas kesehatan dan BPBD juga sudah standby di lokasi Isoter, sehingga pengawasan nantinya dapat dilaksanakan dengan maksimal,” ungkap Suwarmawan saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Jumat kemarin.
Suwarmawan menjelaskan, skema karantina di Isoter persis sama dengan yang telah dilakukan tahun lalu Pasien OTG-GR yang dikarantina di tempat Isoter akan diberikan pelayanan dan asupan gizinya. Selama menjalani karantina, mereka juga akan dilibatkan untuk melakukan olahraga serta berjemur setiap pagi dan sore hari, sebagai salah satu langkah pemulihan,” kata Suwarmawan.
“Pemerintah juga telah menyiapkan anggaran khusus penanganan Covid-19, termasuk operasional Isoter melalui pos anggaran Belanja Tidak Terduga,” jelas birokrat yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Kominfo Santi Kabupaten Buleleng ini.
Sementara itu, Presiden Jokowi memprediksi kasus Covid-19 akibat penyebaran varian Omicron bakal terus melonjak dalam beberapa pekan ke depan. Jokowi menyatakan pemerintah sudah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi lonjakan tersebut.
"Saat ini kita menghadapi lonjakan kasus varian Omicron dan kenaikan ini diperkirakan masih akan terus terjadi dalam beberapa minggu ke depan. Belajar dari lonjakan kasus varian Omicron yang sudah terjadi terlebih dulu di berbagai negara, pemerintah sudah melakukan banyak persiapan untuk menghadapinya," ujar Jokowi dilansir detikcom di Jakarta, Jumat kemarin.
"Perbaikan berbagai sarana dan prasarana fasilitas kesehatan disesuaikan dengan karakter varian Omicron, yang berbeda dengan sebelumnya. Ini membutuhkan penanganan yang berbeda pula," imbuhnya
Jokowi mengatakan, salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah layanan telemedicine. Versi Jokowi, tidak semua kasus Omicron membutuhkan pelayanan langsung. "Yang paling penting meminimalkan kontak ini akan mencegah penyebaran yang lebih luas. Ketika hasil tes PCR saudara positif tanpa ada gejala, silakan melakukan isolasi mandiri di rumah selama 5 hari," ujar Jokowi.
Bagi mereka yang mengalami gejala batuk atau pilek, disarankan untuk menggunakan aplikasi telemedicine. Mereka juga disarankan untuk menghubungi Puskesmas. "Bila ada gejala batuk, pilek atau gejala demam silahkan gunakan layanan telemedicine atau ke Puskesmas atau ke dokter terdekat. Dengan demikian, beban Faskes dari Puskesmas sampai RS bisa berkurang." Intinya, hanya pasien Covid-19 gejala berat yang dirawat di rumah sakit. *k23,nar
Komentar