WBT dan Rai Mantra Masuk Survei Demokrat
Demokrat sudah menggodok nama-nama kandidat Calon Gubernur (Cagub) Bali untuk tarung Pilgub 2018.
DENPASAR, NusaBali
Selain Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta, dua figur non kader juga masuk dalam survei internal Demorat, yakni Wisnu Bawa Tenaya (WBT) dan IB Rai Dharmawijaya Mantra.
Sekretaris DPD Demokrat Bali, I Wayan Adnyana, menegaskan trio Made Mudarta, Wisnu Bawa Tenaya, IB Rai Mantra masuk nominasi papan atas kandidat Cagub Bali ke Pilgub 2018. “Mereka isurvei bersama sejumlah tokoh lainnya,” ujar Wayan Adnyana yang juga Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali kepada NusaBali di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Selasa (21/2).
“Ada nama-nama lain lagi yang masuk dalam list (daftar) survai internal kami. Tetapi, tiga nama yakni Made Mudarta, WBT, dan Rai Mantra memiliki potensi untuk diusung maju ke Pilgub Bali 2018,” lanjut politisi asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini.
Made Mudarta merupakan politisi-pengusaha asal Jembrana yang sudah dua kali periode menjadi Ketua DPD Demokrat Bali (2011-2016, 2016-2021). Sedangkan Wisnu Bawa Tenaya adalah pensiunan perwira tinggi TNI AD asal Mengwi, Badung yang mantan Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana. Saat ini, dia menjadi Ketua Umum PHDI Pusat.
Sebaliknya, Rai Mantra adalah Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021) yang diusung PDIP. Rai Mantra sudah dicalonkan NasDem sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. Belakangan, Gerindra juga galang dukungan untuk Rai Mantra.
Adnyana menegaskan, untuk mengukur elektabilitas kandidat Cagub Bali, metode ilmiahnya adalah dengan survei. Pola-pola ini sudah berlaku hampir di setiap partai politik dan hajatan Pemilu. “Untuk mengukur keinginan masyarakat, kriteria figur adalah dengan survei,” kata anggota Komisi III DPRD Bali ini.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPD Demokrat Bali, Gede Ngurah Wididana alias pak Oles, mengatakan untuk menghadapi Pilgub Bali 2018 mendatang, partainya menyusun Tim Pilkada yang akan merumuskan strategi politik. Hal ini mengacu hasil Pilkada Buleleng 2017 di mana Demokrat menyokong pasangan calon Independen, Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya).
“Dalam waktu dekat, kami akan rapat di DPD Demokrat Bali untuk merapatkan barisan terkait dengan Tim Pilkada yang akan menyusun strategi pertarungan Pilgub 2018 nanti,” ujar mantan ketua DPD Hanura Bali ini. Menurut Pak Oles, bukan hanya Pilgub Bali 2018 yang akan jadi fokus Tim Pilkada Demokrat, namun juga tarung Pilkada Klungkung 2018 dan Pilkada Gianyar 2018.
“Rentetan event politik itu berantai. Event politik yang awal berdampak dengan event politik berikutnya,” kata Pak Oles. “Pilkada Buleleng 2017 jelas akan berdampak terhadap Pilgub Bali 2018 dan Pilkada 2018. Demikian juga Pilgub Bali 2018 akan berdampak ke Pileg 2019 dan seterusnya. Ini mata rantai yang harus dijaga.” * nat
Selain Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta, dua figur non kader juga masuk dalam survei internal Demorat, yakni Wisnu Bawa Tenaya (WBT) dan IB Rai Dharmawijaya Mantra.
Sekretaris DPD Demokrat Bali, I Wayan Adnyana, menegaskan trio Made Mudarta, Wisnu Bawa Tenaya, IB Rai Mantra masuk nominasi papan atas kandidat Cagub Bali ke Pilgub 2018. “Mereka isurvei bersama sejumlah tokoh lainnya,” ujar Wayan Adnyana yang juga Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali kepada NusaBali di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Selasa (21/2).
“Ada nama-nama lain lagi yang masuk dalam list (daftar) survai internal kami. Tetapi, tiga nama yakni Made Mudarta, WBT, dan Rai Mantra memiliki potensi untuk diusung maju ke Pilgub Bali 2018,” lanjut politisi asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini.
Made Mudarta merupakan politisi-pengusaha asal Jembrana yang sudah dua kali periode menjadi Ketua DPD Demokrat Bali (2011-2016, 2016-2021). Sedangkan Wisnu Bawa Tenaya adalah pensiunan perwira tinggi TNI AD asal Mengwi, Badung yang mantan Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana. Saat ini, dia menjadi Ketua Umum PHDI Pusat.
Sebaliknya, Rai Mantra adalah Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021) yang diusung PDIP. Rai Mantra sudah dicalonkan NasDem sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. Belakangan, Gerindra juga galang dukungan untuk Rai Mantra.
Adnyana menegaskan, untuk mengukur elektabilitas kandidat Cagub Bali, metode ilmiahnya adalah dengan survei. Pola-pola ini sudah berlaku hampir di setiap partai politik dan hajatan Pemilu. “Untuk mengukur keinginan masyarakat, kriteria figur adalah dengan survei,” kata anggota Komisi III DPRD Bali ini.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPD Demokrat Bali, Gede Ngurah Wididana alias pak Oles, mengatakan untuk menghadapi Pilgub Bali 2018 mendatang, partainya menyusun Tim Pilkada yang akan merumuskan strategi politik. Hal ini mengacu hasil Pilkada Buleleng 2017 di mana Demokrat menyokong pasangan calon Independen, Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya).
“Dalam waktu dekat, kami akan rapat di DPD Demokrat Bali untuk merapatkan barisan terkait dengan Tim Pilkada yang akan menyusun strategi pertarungan Pilgub 2018 nanti,” ujar mantan ketua DPD Hanura Bali ini. Menurut Pak Oles, bukan hanya Pilgub Bali 2018 yang akan jadi fokus Tim Pilkada Demokrat, namun juga tarung Pilkada Klungkung 2018 dan Pilkada Gianyar 2018.
“Rentetan event politik itu berantai. Event politik yang awal berdampak dengan event politik berikutnya,” kata Pak Oles. “Pilkada Buleleng 2017 jelas akan berdampak terhadap Pilgub Bali 2018 dan Pilkada 2018. Demikian juga Pilgub Bali 2018 akan berdampak ke Pileg 2019 dan seterusnya. Ini mata rantai yang harus dijaga.” * nat
Komentar