Bupati Soroti Orangtua Jarang Ajarkan Anaknya Berbahasa Bali

Bupati menyoroti kebanyakan orangtua jarang mengajari anak-anaknya berbahasa Bali. Lebih memilih berbahasa Indonesia untuk memudahkan komunikasi di sekolah. Bupati juga menyoroti banyak krama berbahasa Bali tak sesuai sor singgih. Pembukaan Bulan Bahasa Bali di Karangasem dihadiri Sekda I Ketut Sedana Merta, Bendesa Madya MDA Karangasem I Ketut Alit Suardana, dan undangan lainnya.

Menurut Bupati Gede Dana, melestarikan Bahasa Bali merupakan tanggungjawab bersama karena bahasa Bali. Bupati mengajak para orangtua mengingatkan anak-anaknya komunikasi dengan bahasa Bali. Membiasakan diri menggunakan bahasa Bali yang baik dan benar sesuai sor singgih. “Sebagai krama Bali bangga punya aksara dan Bahasa Bali, keduanya dikuasai dan berkomunikasi dengan Bahasa Bali,” pesan Bupati Gede Dana. Bupati kelahiran Banjar Lebah, Desa Datah, Kecamatan Abang ini membuka Bulan Bahasa Bali dengan menuangkan air ke bonsai kelapa sebagai lambang pelestarian lingkungan.

Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Karangasem, I Wayan Astika, mengaku telah berupaya meyakinkan masyarakat pentingnya membiasakan berbahasa Bali mulai dari anak-anak hingga orangtua. Berbahasa Bali yang baik dan benar tidak semata-mata dipelajari di sekolah, tetapi bisa mahir di masyarakat. Wayan Astika mengungkapkan, Bulan Bahasa Bali dilaksanakan dari tanggal 2-10 Februari mulai dari tingkat desa dinas, desa adat, hingga kabupaten. 

Wimbakara (lomba) yang dilaksanakan tingkat kabupaten yakni nyurat aksara Bali tingkat SD, wimbakara di desa dinas yakni debat berbahasa Bali tingkat SMA/SMK, dan pidarta antar bendesa adat. Ada juga lomba ngawacen aksara Bali tingkat teruna dan teruni dan masatua Bali. Wimbakara tingkat kabupaten untuk menyeleksi peserta dalam lomba di Provinsi Bali, 16 Februari nanti. 7 k16