Belajar Daring Lagi, Ortu Siswa Ngaku Kerepotan
DENPASAR, NusaBali
Setelah Pemkot Denpasar memutuskan untuk menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tingkat PAUD hingga SMA / SMK di Denpasar, orangtua (Ortu) siswa mengaku kerepotan mendampingi anaknya belajar.
Saat belajar di rumah orangtua siswa tidak bisa fokus melaksanakan pekerjaan rutin mereka seperti biasanya. Ditambah dengan belajar di rumah, mereka tidak fokus belajar seperti diajarkan guru. Hal itu diungkapkan salah satu orangtua siswa, Ni Komang Wirianti saat diwawancarai, Jumat (4/2). Menurut Wirianti pembelajaran daring memang cukup merepotkan, terutama soal orangtua yang harus turun tangan membimbing anaknya belajar. “Sampai sudah kelas 2 SD anak saya malah belum lancar membaca maupun menulis. Padahal sebelumnya, kakaknya saat kelas 2 SD sudah bisa membaca,” ujarnya.
"Berat pak kalau kembali belajar daring. Kadang-kadang anak saya melawan saat disuruh belajar pengennya main. Terus cara pendampingan juga antara orangtua dan guru saat belajar kan berbeda. Pekerjaan juga gak fokus jadinya," ungkapnya.
Hal senada juga dikatakan orangtua siswa lainnya, I Made Suardana. Dia mengatakan, dengan belajar daring orangtua siswa direpotkan. Bukan hanya menguras waktu dan tenaga untuk mendampingi mereka belajar, namun juga menguras keuangan.
Dia yang sudah membayar uang sekolah juga harus membawa anaknya untuk les. Sebab, jika hanya didampingi orangtua tidak akan sama seperti belajar di sekolah. Akhirnya, orangtua siswa kembali harus mengeluarkan uang selain uang sekolah. "Selain tenaga dan waktu harus nambah uang les selain uang sekolah bulanan. Kuota juga harus kami beli karena kuota yang diberikan pemerintah lemot. Bahkan untuk ngirim tugas saja ke group classroom bisa gagal terus. Jadi mau tidak mau harus beli kuota lagi," imbuhnya.
Suardana mengatakan, siswa yang belajar daring biasanya belum paham pembelajaran seperti di PTM. Akan tetapi siswa dipaksa untuk melanjutkan kurikulum selanjutnya dengan alasan sudah dipelajari melalui daring. "Padahal anak saya belum tahu apa-apa. Pembelajaran harus terus berlanjut. Pemerintah harusnya mengkaji lagi penghentian PTM karena tidak semua sekolah terpapar Covid-19," ujarnya.
Seperti diberitakan Pemkot Denpasar memutuskan untuk menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) PAUD, SD, dan SMP. Penghentian dilakukan karena banyak kasus positif Covid-19 yang terjadi pada siswa dan guru. Seluruh sekolah kembali menjalani sekolah dalam jaringan (daring) alias online mulai, Jumat (4/2).
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi yang digelar Pemkot Denpasar dipimpin Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa dipandu Sekda Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana bersama Forum Perbekel/Lurah Kota Denpasar, Camat Denpasar, hingga organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di Ruang Praja Utama Kantor Walikota Denpasar, Kamis (3/2). 7 mis
1
Komentar