KPPAD Sayangkan Siswa Belajar Daring Dadakan
GIANYAR, NusaBali
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Gianyar mendadak ditiadakan mulai Jumat (4/1). Pengumuman mendadak ini hanya disampaikan melalui pesan berantai di WhatsApp group, rata-rata sebaran sekitar Pukul 06.00 Wita.
Dampaknya, para orangtua murid kelimpungan karena terlanjut anaknya tiba di sekolah, namun harus seegra dijemput lagi karena pembelajaran daring kembali secara mendadak. Mendadak daring yang mengagetkan ini disayangkan Komisioner KPPAD Provinsi Bali Made Ariyasa.
Dalam pesan berantai menyebut, info pembelajaran daring baru dikirim oleh dinas pukul 05.40 Wita. Bahwa pembelajaran PTM ditutup, untuk kenyamanan dan kesehatan anak-anak. Untuk itu, sejak Jumat (4/2) sampai batas waktu yang belum ditentukan, pembelajaran akan dilakukan secara daring). Penutupan PTM berlaku untuk siswa tingkat PAUD, SD, dan SMP yang menjadi kewenangan pemkab.
Atas informasi mendadak ini, sejumlah orangtua siswa pun terlanjur mengantarkan anaknya ke sekolah. Sebab tidak semua orangtua update informasi melalui pesan berantai WhatsApp. Adapula orangtua yang meski sudah mendapatkan pesan, namun belum sempat membuka HP saat subuh. "Ya terlalu mendadak. HP saya aktif, tapi pagi-pagi belum sempat lihat HP karena masih masak nyiapin bekal dan ngurus anak langsung antar ke sekolah," ungkap Ni Made Parwati, salah satu orangtua siswa.
Kini orangtua siswa kembali pulang dan kembali mengambil tugas tambahan sebagai guru di rumah.
Mendadak daring ini juga mengagetkan Komisioner KPPAD Provinsi Bali Made Ariyasa. Menurutnya instruksi yang diberikan hanya lewat WhatsApp dan disebarkan secara masif dengan sumber yang tidak resmi dan jelas, telah membuat banyak orangtua protes. "Di beberapa sekolah orangtua protes dan ribut, anak-anak mendadak dipulangkan dan pihak sekolah belum siap untuk pemenuhan hak anak mendapat pembelajaran daring," ujar Ariyasa kesal.
Pemerhati pendidikan anak asal Desa Mas, Kecamatan Ubud ini mengatakan, alangkah lebih baik jika tidak grasa- grusu. "Saya hanya sangat menyayangkan pola pengambilan keputusan atas sebuah kebijakan seperti ini," ungkapnya. Menurutnya penutupan PTM jangan dipukul rata. Semestinya ada upaya testing dan tracing secara acak untuk mendapatkan data yang memperkuat kebijakan. "Kami minta Pemerinta mengkaji ulang pelaksanaan PTM 100 persen ini dengan memberikan pilihan rekomendasi awal, melakukan pola hybrid atau kombinasi daring dengan PTM 50 persen. Selain itu kami mendorong pemerintah dengan satgas melakukan upaya testing dan tracing untuk memdapatkan data yang lebih konkret dalam mengambil sebuah keputusan atas kebijakan yang sangat darurat," tegas Ariyasa.
Yang menjadi kekahwatirannya pasca PTM ditutup adalah aktifitas anak di rumah. "Apakah bisa dijamin dengan keputusan daring mendadak seperti ini Anak pasti diam di rumah untuk belajar dengan tekun dan tenang serta taat pada prokes, juga tidak keluar dan mobilitas terjaga? Apakah tidak ada potensi penyebaran dan penularan kalau para orang tua sibuk dan tidak sempat menyiapkan diri untuk pendampingan di rumah dan di lingkungan? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang sebaiknya jadi pertimbangan," ujar Ariyasa.
Kepala Dinas Pendidikan Gianyar I Made Suradnya mengatakan pengumuman PTM ditiadakan memang mendadak. Dia mengaku baru menggelar rapat dengan Sekda Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, Jumat (4/2). Usai rapat, sekitar pukul 11.30 Wita keluar Surat Edaran Nomor 420/232/Disdik tertangal 3 Februari 2022, ditujukan kepada sekolah. Dalam SE ditandatangani Sekdakab Gianyar, ditegaskan menghentikan sementara PTM 100 persen dan diganti daring, sampai situasi kondusif. Pembelajaran dilaksanakan secara daring. "Ini menindaklanjuti SE Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek RI Nomor 2 Tahun 2022 tanggal 2 Februari 2022," jelas Suradnya. Peniadaan PTM 100 persen ini mengingat peningkatan kasus baru Covid-19 varian Omicron yang berkembang sangat cepat di Bali.7nvi
Komentar