Anak Muda Singaraja Rintis Usaha Cuci Sepatu
SINGARAJA, NusaBali
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia hampir dua tahun ini membuat perekonomian tersendat. Sebagian orang berpikir keras agar tetap bertahan hidup di tengah impitan ekonomi.
Sejumlah anak muda di Kota Singaraja, Buleleng, tak mau berpangku tangan. Mereka mencoba peruntungan dengan merintis usaha agar bisa mendapatkan tambahan untuk uang jajan.
Seperti yang dilakukan sejumlah pemuda asal Kota Singaraja, Mang Pande, Mangmok, Adit, Arya, dan Feri. Mereka mencoba untuk membuka usaha cuci sepatu yang diberi nama Sevanam Shoes Care di Jalan Kamboja, Kelurahan Banyuasri, Buleleng. Dengan modal awal Rp 500.000 per orang, mereka membeli alat-alat guna menyokong usahanya.
Para pemuda ini masih bujang serta ada yang masih menempuh pendidikan di bangku kuliah. Mereka tidak mau mengandalkan pemberian orangtua semata. Mereka juga berprinsip untuk meringankan beban orangtua karena pandemi. Ditambah lagi, kondisi pandemi seperti sekarang, dimana setiap orang dituntut untuk selalu kreatif.
Salah satu dari mereka, Feri menuturkan ide awal membuka usaha cuci sepatu tercipta dari salah satu temannya. Ketika itu mereka berbincang bersama, terbitlah fikiran bagaimana cara agar menghasilkan pundi-pundi rupiah di tengah kondisi pandemi Covid-19. Dari kumpul-kumpul bersama sembari ngopi bersama itu, ide membuat usaha cuci sepatu muncul. "Usaha ini memang masih jarang ada di Singaraja. Sehingga usaha ini yang menjadi pilihan kami," kata Feri, ditemui Jumat (4/2) siang.
Diakui feri, usaha yang mereka rintis memang belum 100 persen bisa dilakoni bersama empat sekawan. Status mereka yang masih kerja di tempat lain, serta dua temannya yang masih kuliah menyebabkan mereka harus pandai-pandai membagi waktu antara kerja, kuliah, dan bisnis. Hanya saja, mereka sepakat hal itu bukan semata-mata menjadikan halangan. "Kami punya kesibukan masing-masing. Tapi kami jadwalkan, kalau ada pelanggan kami kerjakan bersama-sama," ungkap Feri.
Usaha cuci sepatu ini dirintis sekitar Juli 2021. Awalnya mereka melakukan promosi mulut ke mulut. Pelanggannya pun hanya sekitaran teman-teman mereka. Belakangan, orderan mereka semakin banyak peminat karena mereka mulai merambah promosi lewat platform media sosial.
"Kalau pelanggan biasanya ada yang langsung datang kesini. Kadang kalau permintaannya di ambil ke rumah, kami ambil. Tidak ada biaya tambahan," ujar Feri.
Untuk biaya cuci sepatu, ada dua jenis pelayanan. Untuk cuci biasa mereka mematok harga Rp 25.000. Sedangkan cuci total kisaran harga Rp 30.000 - Rp 45.000 tergantung tingkat kekotoran dari sepatunya. Biasanya dalam waktu sehari mereka mampu melayani 4 sampai 5 pelanggan.
Waktu pengerjaannya pun beragam, tiga atau empat hari tergantung cuaca serta kesibukan dari mereka masing-masing.
Saat ini, mereka mengaku tidak menghitung secara pasti omzet yang mereka dapatkan per bulan. Meski demikian dengan usaha yang mereka rintis setidaknya bisa membantu meringankan orangtua. "Untungnya, kami tak tau pasti. Yang terpenting tetap jalan dulu. Kami juga masih putar modal untuk menutupi operasional," tutup Feri. 7mzk
Komentar