Lompat dari Jembatan Pria asal Bangli Tewas
Peristiwa Tragis di Jembatan Tukad Bubuh, Banjarangkan, Klungkung
SEMARAPURA, NusaBali
Warga digegerkan dengan penemuan mayat seorang pria di Tukad (Sungai) Bubuh, perbatasan Desa Bungbungan dengan Desa Timuhun, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Sabtu (5/2) sore. Diduga pria tersebut bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan.
Mayat pria yang ditemukan tewas di Tukad (Sungai) Bubuh tersebut diketahui bernama Putu Kenci, 45, warga Dusun Sama Undisan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli. Setelah berhasil dievakuasi jenazah korban langsung dibawa ke ruang jenazah RSUD Bangli.
Informasi di lapangan, kejadian ini bermula dari kecurigaan warga sekitar yang melihat sebuah sepeda motor Honda Scoopy DK 3839 PS dengan kunci masih nyantol parkir di atas jembatan penghubung Desa Bungbungan dengan Desa Timuhun, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, dari Sabtu pagi sekitar pukul 06.00 Wita.
Selanjutnya warga melaporkan kejadian ini ke petugas linmas Desa Timuhun dan ke Polsek Banjarangkan. Petugas pun langsung datang ke TKP untuk mengecek kendaraan tersebut. Dari pemeriksaan STNK yang berada di jok sepeda motor korban diketahui kendaraan itu dibawa oleh korban Putu Kenci.
"Dari informasi STNK kendaraan itu kami berkoordinasi dengan Polsek Tembuku, Bangli," kata Kapolsek Banjarangkan, AKP Nikolaus Sina Ruing. Setelah berhasil berkoordinasi dengan keluarga korban, polisi meminta keluarga korban untuk datang mengecek ke lokasi TKP. Petugas bersama keluarga pun mengecek ke bawah Tukad Bubuh, dan ditemukan korban dalam kondisi sudah meninggal dunia pada, Sabtu pukul 17.00 Wita. "Saat ditemukan tubuh korban hanya berjarak 2 meter terseret aliran air Tukad Bubuh," ujar AKP Rico.
Selanjutnya polisi bersama keluarga korban melakukan evakuasi. Setelah berhasil dijangkau jenazah korban langsung diangkat bersama-sama untuk dibawa naik ke atas jembatan. "Saat diidentifikasi kondisi korban mengalami luka patah pada kaki sebelah kanan, dan petah leher," kata AKP Rico.
Berdasarkan keterangan adik korban, Made Wirya, 40, kepada petugas kepolisian korban Putu Kenci sudah pergi meninggalkan rumah dengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy DK 3839 PS, Sabtu subuh pukul 05.00 Wita. Namun, keluarga korban menolak dilakukan otopsi dan menerima kejadian ini sebagai musibah. "Dugaan sementara korban bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan," kata AKP Rico. Setelah proses identifikasi selesai jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Bangli, pukul 19.30 Wita. Rencananya pihak keluarga akan melaksanakan upacara Ngaben pada Redite Pon Prangbakat, Minggu (6/2) hari ini.
Kepala Dusun (Kadus) Sama Undisan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli, Wayan Susila mengatakan pada Sabtu sore pihaknya mendapat informasi jika salah satu warganya tidak diketahui keberadaannya. Namun sepeda motor justru ditemukan di seputaran jembatan penghubung Desa Timuhun dan Bumbungan Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Kemudian dilakukan upaya pencarian di jurang bawah jembatan. Dilakukan penelusuran di lokasi tersebut tetapi hasil nihil.
"Warga kami melakukan pencarian sampai dua kali tapi tidak ada hasil. Baru sekitar pukul 17.00 Wita jazad I Putu Kenci ditemukan. Padahal sebelumnya titik ditemukannya korban ini sudah dilewati," sebutnya. Lokasi ditemukan kendaraan korban dengan rumah korban jaraknya sekitar 3 kilometer.
Disampaikan, begitu ditemukan dilakukan pemeriksaan pada tubuh Putu Kenci. Kata Wayan Susila jika Putu Kenci yang diduga melompat ke jurang tersebut mengalami patah tulang pada kaki kanan dan patah pada leher. "Menurut tim Inafis sebelum meninggal korban diperkirakan merasakan sakit yang luar biasa," ungkapnya. Lebih lanjut, jenazah Putu Kenci dititip sementara di RSU Bangli. Pihak keluarga akan menggelar upacara ngaben hari Minggu ini atau sehari pasca korban meninggal dunia. Sejatinya di rumah korban akan dilangsungkan upacara Dewa Yadnya (Ngrsi Gana). Namun karena terjadi musibah ini maka upacara ini batal dan langsung dilakukan upacara ngaben. Menurut Wayan Susila, keluarga sudah persiapan upacara Ngrsi Gana. Upacara itu pun akhirnya batal digelar dan sarana prasarana yang dipakai dialihkan untuk upacara ngaben.
"Lagi tiga hari rencana akan dilaksanakan upacara Ngrsi Gana di rumah keluarga korban," ujarnya. Ditanya terkait motif korban nekat lakukan aksinya, Kadus Wayan Susila mengaku tidak tahu persis apa yang melatar belakangi. Putu Kenci selama ini keseharian sebagai petani. Diketahui yang bersangkutan juga sebelumnya memiliki riwayat sakit. "Kalau tidak salah sakit liver. Namun kami tidak tahu persis alasannya sampai bunuh diri. Putu Kenci ini kini meninggalkan seorang istri bernama Ni Nengah Karmiani dan empat orang anak," sambungnya. Anak pertama dan kedua korban sudah lulus SMA, sedangkan anak ketiga dan keempat masih SD.
Menurut Wayan Susila, Putu Kenci yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara tergolong dalam keluarga yang kurang mampu. Di sisi lain Kasubag Hukum, Humas, dan Pemasaran RSU Bangli, Sang Kompyang Arie S Wijaya mengatakan jenasah Putu Kenci tiba di RSU Bangli sekitar pukul 19.30 Wita. Jenazah dibawah oleh kendaraan PMI Klungkung. "Jenazah langsung dibawa ke kamar jenazah. Tidak dilakukan pemeriksaan lagi karena sudah dilakukan visum dan olah TKP oleh pihak kepolisian Klungkung," terangnya.
Ditambahkan jenazah dititipkan sehari saja karena pihak keluarga akan menggelar upacara ngaben. "Besok (Minggu) jenazah akan diupacarai ngaben," kata Arie Wijaya. 7 esa, wan
Komentar