100 Hektare Sawah Terancam Kekeringan
Saluran Irigasi Subak di Desa Guwang dan Ketewel, Jebol
Semestinya dari Balai Wilayah Sungai Provinsi Bali yang menangani, kami harap ada perbaikan permanen ke depan.
GIANYAR, NusaBali
Ratusan petani di Desa Guwang dan Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, hampir dua pekan ini tidak bisa menggarap sawah. Sekitar 100 hektare (ha) sawah pada dua desa itu terancam kering karena tidak mendapatkan aliran air irigasi.
Kondisi tersebut disebabkan saluran air irigasi berupa aungan (terowongan) Subak Buluh sepanjang 12 meter jebol pada Rabu (19/1) lalu. Setelah jebol, material longsor langsung menutup terowongan air di bawahnya. "Ketebalan material longsor sekitar 3 meter, sulit dibersihkan secara manual oleh krama subak. Maka dari itu, kami minta bantuan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Gianyar," jelas Pekaseh Subak Gede Guwang Made Sudiarta, saat upaya penanganan jebol itu, Senin (7/2).
Baik saluran air maupun terowongan air ini, kata dia, sangat penting bagi petani. Karena saluran air ini tidak berfungsi, maka petani tak bisa menggarap sawah. "Terowongan ini peninggalan zaman Belanda. Panjangnya sekitar 10 meter. Ini yang tertutup material longsor, materialnya tidak hanya tanah, tapi ada beton," jelasnya.
Selama dua pekan ini, Made Sudiarta mengaku sudah berupaya mencari sumber air alternatif. Hanya saja, tidak mencukupi mengairi sawah anggotanya. "Ada aliran sungai dari barat, tapi debit airnya kecil tidak cukup untuk airi sawah. Di samping itu, sudah banyak yang motong-motong jalan air, jadi sangat sedikit bisa kami manfaatkan," jelasnya.
Made Sudiarta berharap saluran air dan terowongan air ini bisa segera dibersihkan agar petani bisa beraktivitas kembali. "Semenjak longsor ini, kami sudah koordinasi dengan beberapa pihak. Karena ini saluran sekunder semestinya dari Balai Wilayah Sungai Provinsi Bali yang menangani, kami harap ada perbaikan permanen ke depan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kegawatdaruratan dan Logistik BPBD Gianyar IGN Dibya Presasta mengaku optimis dua tim TRC yang dikerahkan bisa membersihkan saluran itu dalam sehari. "Ada dua tim TRC yang kami terjunkan untuk menangani longsor sumbat terowongan air ini. Pagi dan siang, kami upayakan sehari bisa selesai. Minimal bisa membuka bibir pintu air, kami bantu petani agar dapat air. Karena saat ini sawah mereka kering, kami bantu percepat ada air untuk sawah," ujarnya. BPBD Gianyar baru bisa melakukan penanganan sebab selama ini cukup banyak menangani sejumlah bencana. "Kemarin kami masih ada penanganan di Payangan, longsor juga," jelasnya.*nvi
Kondisi tersebut disebabkan saluran air irigasi berupa aungan (terowongan) Subak Buluh sepanjang 12 meter jebol pada Rabu (19/1) lalu. Setelah jebol, material longsor langsung menutup terowongan air di bawahnya. "Ketebalan material longsor sekitar 3 meter, sulit dibersihkan secara manual oleh krama subak. Maka dari itu, kami minta bantuan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Gianyar," jelas Pekaseh Subak Gede Guwang Made Sudiarta, saat upaya penanganan jebol itu, Senin (7/2).
Baik saluran air maupun terowongan air ini, kata dia, sangat penting bagi petani. Karena saluran air ini tidak berfungsi, maka petani tak bisa menggarap sawah. "Terowongan ini peninggalan zaman Belanda. Panjangnya sekitar 10 meter. Ini yang tertutup material longsor, materialnya tidak hanya tanah, tapi ada beton," jelasnya.
Selama dua pekan ini, Made Sudiarta mengaku sudah berupaya mencari sumber air alternatif. Hanya saja, tidak mencukupi mengairi sawah anggotanya. "Ada aliran sungai dari barat, tapi debit airnya kecil tidak cukup untuk airi sawah. Di samping itu, sudah banyak yang motong-motong jalan air, jadi sangat sedikit bisa kami manfaatkan," jelasnya.
Made Sudiarta berharap saluran air dan terowongan air ini bisa segera dibersihkan agar petani bisa beraktivitas kembali. "Semenjak longsor ini, kami sudah koordinasi dengan beberapa pihak. Karena ini saluran sekunder semestinya dari Balai Wilayah Sungai Provinsi Bali yang menangani, kami harap ada perbaikan permanen ke depan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kegawatdaruratan dan Logistik BPBD Gianyar IGN Dibya Presasta mengaku optimis dua tim TRC yang dikerahkan bisa membersihkan saluran itu dalam sehari. "Ada dua tim TRC yang kami terjunkan untuk menangani longsor sumbat terowongan air ini. Pagi dan siang, kami upayakan sehari bisa selesai. Minimal bisa membuka bibir pintu air, kami bantu petani agar dapat air. Karena saat ini sawah mereka kering, kami bantu percepat ada air untuk sawah," ujarnya. BPBD Gianyar baru bisa melakukan penanganan sebab selama ini cukup banyak menangani sejumlah bencana. "Kemarin kami masih ada penanganan di Payangan, longsor juga," jelasnya.*nvi
Komentar