Koster Canangkan Tumpek Krulut Jadi Hari Kasih Sayang
Valentine Day 14 Februari Bukan Budaya Bali
DENPASAR, NusaBali
Setelah sukses pelaksanaan perayaan rahina Tumpek Uye pada Saniscara Kliwon Uye, Sabtu, 29 Januari 2022 lalu, Gubernur Bali Wayan Koster kembali canangkan rahina Tumpek Krulut untuk dirayakan pada Saniscara Kliwon Krulut, Sabtu, 23 Juli 2022 mendatang.
Tumpek Krulut dicanangkan sebagai Hari Tresna Asih atau Kasih Sayang, untuk pengganti Valentine Day yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari.
Gubernur Koster menyebutkan, perayaan rahina Tumpek Krulut sebagai Hari Kasih Sayang bagi krama Bali sudah tertuang dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomot 04 Tahun 2022 tentang Tata-titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru. Menurut Gubernur Koster, selama ini perayaan Valentine Day (Hari Kasih Sayang) kebanyakan masyarakat dilaksanakan setiap 14 Februari. Padahal, Valentine Day bukan budaya krama Bali.
"Sesungguhnya, Hari Kasih Sayang yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari itu bukan budaya kita di Bali. Jadi, sudah waktunya kita melaksanakan Hari Tresna Asih atau Hari Kasih Sayang pada rahina Tumpek Krulut," ujar Gubernur Koster dalam keterangan persnya di Bale Gajah Rumah Jabatan Gubernur Bali, Kompleks Jaya Sabha Denpasar, Selasa (8/2) sore.
Gubernur Koster mengatakan, rahina Tumpek Krulut---yang jatuh 6 bulan sekali (210 hari sistem penanggalan Bali---pada Saniscara Kliwon Krulut---sebagai warisan adiluhung dari leluhur, patut patut dilestarikan, disosialisasikan, dan dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat Bali. Maka, saat Tumpek Krulut pada 23 Juli 2022 mendatang, seluruh krama Bali diminta melaksanakan perayaannya secara sekala dan niskala.
"Kita imbau saat rahina Tumpek Krulut nanti, ada perayaan secara sekala dan niskala," pinta Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDIP Bali ini.
Perayaaan Tumpek Krulut, kata Koster, diharapkan bisa menyamai sukses perayaan Tumpek Uye pada Saniscara Kliwon Uye, Sabtu, 29 Januari 2022 lalu. Tumpek Uye adalah hari suci untuk menghormati dan memuliakan hewan. Dan, itulah untuk kali pertama pemerintah bersama masyarakat melaksanakan perayaan rahina Tumpek Uye secara serentak di seluruh Bali.
Saat itu, seluruh komponen masyarakat dan lembaga pemerintah merayakan Tumpek Uye dengan upacara Danu Kerthi. Seluruh komponen masyarakat Bali mulai dari Pemprov Bali, Lembaga Vertikal di Bali, Pemkab/Pemkot se-Bali, Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, MDA Kabupaten/Kota se-Bali, MDA Kecamatan se-Bali, lembaga pendidikan se-Bali, desa/kelurahan se-Bali, desa adat se-Bali, hingga organisasi kemasyarakatan dan swasta se-Bali menyambut dengan semangat, antusias, dan penuh dedikasi merayakan Rahina Tumpek Uye. "Tumpek Uye sukses kita rayakan karena seluruh elemen masyarakat Bali punya dedikasi yang tinggi," papar Koster.
Perayaaan Tumpek Uye kala itu dilakukan secara sekala niskala. Secara niskala, dilakukan dengan sembahyang di tempat suci masing-masing instansi. Sedangkan kegiatan secara sekala dilakukan dengan melepas benih ikan ke danau, bendungan, Dam, sungai, telabah, mata air, serta melepas binatang dan/atau burung, serta resik sampah di sekitar danau, bendunganm dam, sungai, telabah, mata air.
Gubernur Koster sendiri saat itu memimpin langsung perayaan Rahina Tumpek Uye di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, didampingi Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, dan Pimpinan OPD Pemprov Bali. Kegiatan diawali dengan upacara Danu Kerthi dan Otonan Sarwa Wewalungan (hewan) yang dipuput Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pamayun, dilanjutkan dengan pelepasan benih ikan, burung, satwa, dan vaksinasi anjing Ras Bali. Acara diakhiri dengan membersihkan sampah plastik di sekitar Danau Buyan.
Sedangkan para Bupati/Walikota se-Bali juga memimpin perayaan Rahina Tumpek Uye di daerah masing-masing. Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, misalnya, memimpin perayaan Rahina Tumpek Uye di Danau Tamblingan. Sedangkan Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya memimpin perayaan Tumpek Uye di Danau Beratan, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta di Danau Batur, dan Bupati Klungkung Nyoman Sueirta di Pura Watu Klotok serta mangrove Desa Lembongan (Kecamatan Nusa Penida).
Gubernur Koster mengapresiasi keterlibatan awak media yang menyebarluaskan dan mensosialisasikan pentingnya menjaga kesucian, kelestarian, dan kebersihan danau, bendungan, dam, sungai, telabah, jelinjingan, dan mata air saat perayaan Tumpek Uye. "Karena saking viralnya berita perayaan Tumpek Uye, sampai mendapatkan apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup," katanya.
Seperti halnya perayaan Tumpek Uye bulan lalu, Gubernur Koster juga akan kembali memimpin langsung perayaan rahina Tumpek Krulut, 23 Juli 2022 mendatang. Selain perayaan Tumpek Krulut yang bermakna sebagai Hari Kasih Sayang, kata Koster, Pemprov Bali juga akan melaksanakan perayaan 4 tumpek lainnya: Tumpek Wayang, Tumpek Landep, Tumpek Wariga, dan Tumpek Kuningan, sesuai dengan SE Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru.
Perayaan rahina Tumpek Wayang akan dilaksanakan pada Saniscara Kliwon Wayang, Sabtu, 5 Maret 2022 depan. Kemudian, perayaan Tumpek Landep akan dilaksanakan pada Saniscara Kliwon Landep, Sabtu, 9 April 2022 mendatang. Sedangkan perayaan rahina Tumpek Wariga akan dilaksanakan pada Saniscara Kliwon Wariga, Sabtu, 14 Mei 2022. Sebaliknya, perayaan rahina Tumpek Kuningan akan dilaksanakan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu, 18 Juni 2022, atau 10 hari setelah Galungan.
Menurut Koster, seluruh perayaan rahina Tumpek, yang berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, merupakan implementasi dari visi pembangunan ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. Koster pun berharap perayaan rahina Tumpek dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga menjadi laku hidup (gaya hidup) masyarakat Bali.
"Perayaan rahina Tumpek merupakan salah satu upaya yang sangat fundamental, esensial, dan strategis dalam membangun karakter, jati diri, dan kualitas kehidupan masyarakat Bali dalam menghadapi dinamika perkembangan zaman dan modernisasi skala lokal, nasional, dan global," tandas politisi senior yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini. *nat
1
Komentar