Rumah Warga Isoman di Jembrana Ditandai dan Dibantu Sembako
NEGARA, NusaBali
Kapolsek Negara Kompol I Gusti Made Sudarma Putra bersama Camat Negara I Wayan Andy Suka Anjasmara turun memasang tanda di sejumlah rumah warga terkonfirmasi positif Covid-19 yang sedang melaksanakan isolasi mandiri (isoman), Selasa (8/2).
Di samping memasang tanda berupa kertas bertuliskan tidak menerima tamu, kehadiran Kapolsek bersama Camat Negara ini turut menyerahkan bantuan sembako kepada warga yang sedang melaksanakan isoman tersebut. Kapolsek Negara Kompol I Gusti Made Sudarma Putra mengatakan, pemasangan tulisan tidak menerima tamu itu, bertujuan untuk mengingatkan masyarakat lainnya bahwa ada warga yang sedang melakukan isoman. Tanda yang dipasang di depan rumah warga itu, akan dicabut setelah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 telah dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan.
"Selain memasang tulisan tidak menerima tamu, kami juga memberikan bantuan logistik berupa telor, beras dan mie instan kepada warga yang sedang isoman itu. Kami juga memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada warga yang isolasi agar bisa segera sembuh," ucap Kompol Sudarma Putra.
Kompol Sudarma Putra menambahkan, pemasangan tanda di rumah warga yang sedang melaksanakan isoman itu, bukan berarti menakut-nakuti warga sekitar. Sebelumnya dengan adanya pemasangan tanda itu, dirinya berharap adanya empati warga sekitar. Khususnya dalam bergotong royong membantu satu sama lain. Baik itu membantu makanan ataupun kebutuhan lainnya untuk warga yang sedang isoman.
"Untuk melawan pandemi ini, kita perlu saling bahu membahu. Bagaimana kita sama-sama menantu agar warga yang sedang isoman agar dapat menjalankan isolasi dengan baik dan bisa segera sembuh," ucap mantan Kasat Reskrim Polres Jembrana ini.
Seperti diketahui, dari pihak Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana terpaksa memberlakukan isoman terhadap beberapa warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 karena sejumlah tempat isoter untuk kategori orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) telah penuh. Saat ini, ada 6 temapt isoter OTG-GR dengan total kapasitas 84 bed yang tersedia di Jembrana.
Dari 6 tempat isoter OTG-GR itu, 4 diantaranya menggunakan 4 Puskesmas, yakni Puskemas Pekutatan 1, Puskemas Mendoyo 1, Puskemas Negara 2, dan Puskemas Melaya 2, dengan total kapasitas 40 bed. Kemudian 2 tempat isoter untuk OTG-GR lainnya, adalah menggunakan dua hotel, yakni Hotel Hapel (kapasitas 30 bed) di Desa Baluk, Kecamatan Negara, dan Hotel Galuh (kapasitas 14 bed) di Desa/Kecamatan Pekutatan.
Sementara khusus tempat isolasi khusus orang dengan gejala berat di 3 rumah sakit di Jembrana, yakni di RSU Negara, RS BaliMed, dan RS Bunda, dipastikan masih cukup aman. Seperti di RSU Negara. Dari total 88 bed yang tersedia di RS milik Pemkab Jembrana itu, sementara hanya terisi 10 orang pasien positif Covid-19. "Kalau di rumah sakit masih aman. Tetapi yang isoter untuk OTG-GR sudah penuh. Apalagi perkembangan kasus saat ini, lebih banyak yang OTG," ucap Sekretaris II Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana I Putu Agus Artana, Selasa kemarin.
Menurut Agus Artana, dari Satgas sebenarnya juga sudah berusaha menambah tempat isoter untuk OTG-GR dengan melakukan pendekatan ke beberapa hotel. Hanya saja beberapa hotel swasta yang dulunya pernah dijadikan isoter, enggan menyewakan kembali hotel mereka untuk isoter karena sudah mulai ada tamu. "Kita juga masih terus berupaya mencari isoter. Tetapi sementara ini, kita lihat yang isoman juga sudah tertib. Kita minta satgas desa/kelurahan yang mengawasi untuk para isoman itu," ujar Agus Artana. *ode
"Selain memasang tulisan tidak menerima tamu, kami juga memberikan bantuan logistik berupa telor, beras dan mie instan kepada warga yang sedang isoman itu. Kami juga memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada warga yang isolasi agar bisa segera sembuh," ucap Kompol Sudarma Putra.
Kompol Sudarma Putra menambahkan, pemasangan tanda di rumah warga yang sedang melaksanakan isoman itu, bukan berarti menakut-nakuti warga sekitar. Sebelumnya dengan adanya pemasangan tanda itu, dirinya berharap adanya empati warga sekitar. Khususnya dalam bergotong royong membantu satu sama lain. Baik itu membantu makanan ataupun kebutuhan lainnya untuk warga yang sedang isoman.
"Untuk melawan pandemi ini, kita perlu saling bahu membahu. Bagaimana kita sama-sama menantu agar warga yang sedang isoman agar dapat menjalankan isolasi dengan baik dan bisa segera sembuh," ucap mantan Kasat Reskrim Polres Jembrana ini.
Seperti diketahui, dari pihak Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana terpaksa memberlakukan isoman terhadap beberapa warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 karena sejumlah tempat isoter untuk kategori orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) telah penuh. Saat ini, ada 6 temapt isoter OTG-GR dengan total kapasitas 84 bed yang tersedia di Jembrana.
Dari 6 tempat isoter OTG-GR itu, 4 diantaranya menggunakan 4 Puskesmas, yakni Puskemas Pekutatan 1, Puskemas Mendoyo 1, Puskemas Negara 2, dan Puskemas Melaya 2, dengan total kapasitas 40 bed. Kemudian 2 tempat isoter untuk OTG-GR lainnya, adalah menggunakan dua hotel, yakni Hotel Hapel (kapasitas 30 bed) di Desa Baluk, Kecamatan Negara, dan Hotel Galuh (kapasitas 14 bed) di Desa/Kecamatan Pekutatan.
Sementara khusus tempat isolasi khusus orang dengan gejala berat di 3 rumah sakit di Jembrana, yakni di RSU Negara, RS BaliMed, dan RS Bunda, dipastikan masih cukup aman. Seperti di RSU Negara. Dari total 88 bed yang tersedia di RS milik Pemkab Jembrana itu, sementara hanya terisi 10 orang pasien positif Covid-19. "Kalau di rumah sakit masih aman. Tetapi yang isoter untuk OTG-GR sudah penuh. Apalagi perkembangan kasus saat ini, lebih banyak yang OTG," ucap Sekretaris II Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana I Putu Agus Artana, Selasa kemarin.
Menurut Agus Artana, dari Satgas sebenarnya juga sudah berusaha menambah tempat isoter untuk OTG-GR dengan melakukan pendekatan ke beberapa hotel. Hanya saja beberapa hotel swasta yang dulunya pernah dijadikan isoter, enggan menyewakan kembali hotel mereka untuk isoter karena sudah mulai ada tamu. "Kita juga masih terus berupaya mencari isoter. Tetapi sementara ini, kita lihat yang isoman juga sudah tertib. Kita minta satgas desa/kelurahan yang mengawasi untuk para isoman itu," ujar Agus Artana. *ode
1
Komentar