Pertemuan Parlemen Dunia Digelar Bubble di Nusa Dua
JAKARTA, NusaBali
Meskipun kasus positif Covid-19 varian Omicron sedang berkecamuk, agenda internasional Inter Parliamentary Union (IPU) General Asembbly alias Pertemuan Antar Parlemen se-Dunia tetap akan digelar di Bali, 20-24 Maret 2022 mendatang.
Pertemuan internasional yang bakal digelar di Kawasan ITDC Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung nanti akan dilaksanakan dengan sistem bubble. Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana, mengatakan sampai saat ini belum ada perubahan terkait agenda Pertemuan Antar Parlemen se-Dunia ini. Menurut Supadma, pertemuan internasional yang akan melibatkan sekitar 1.200 orang dari 120 negara tersebut tetap diagendakan di Nusa Dua.
"Sampai saat ini masih on (digelar di Nusa Dua Bali, Red), belum ada perubahan tempat. Pemprov Bali pun sudah sangat siap," ujar Supadma saat dikonfirmasi NusaBali di Jakarta, Rabu (9/2).
Supadma menyebutkan, pelaksanaan Pertemuan Antar Parlemen Dunia nanti akan menggunakan sistem bubble (gelembung). Artinya, kegiatan terpusat di satu kawasan, sementara peserta tidak bolah keluar lokasi.
Subadma optimistis dengan agenda internasional Pertmuan Antar Parlemen Dunia ini, pariwisata Bali bisa bangkit. Apalagi, banyak agenda internasional lainnya yang digelar di Bali 2022 ini. “Agenda internasional di Bali ini akan membangkitkan ekonomi masyarakat Bali yang terdampak pandemi Covid-19," ujar politisi Demokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini.
Disinggung terkait kasus positif Covid-19 varian Omicron yang tinggi di Bali, bahkan sehari mencapai 2.556 per Rabu kemarin, menurut Supadma, itu tidak menjadi hambatan untuk dilaksanakan Pertemuan Parlemen Dunia ini di Pulau Dewata. Sebab, Bali memiliki Kawasan ITDC Nusa Dua yang bisa dipakai sebagai tempat pertemuan berskala besar, dengan sistem bubble, sebagaimana halnya Festival Bulutangkis Internasional, akhir tahun 2021 lalu.
Supadma menegaskan, dengan sistem bubble, seluruh kegiatan dipusatkan di Nusa Dua dan peserta tidak keluar ke mana-mana. Begitu tiba di Bali, peserta dari 120 negara sudah langsung masuk ke kawasan Nusa Dua yang sudah dirancang sebagai lokasi pertemuan. "Pola bubble ini dianggap paling efektif mencegah penularan Covid-19," papar anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Demokrat Dapil Bali ini.
Semula, Supadma berharap Pertemuan Parlemen Dunia di Nusa Dua nanti tidak digelar secara bubble. Selain di Nusa Dua, kegiatan juga bisa disebar di kawasan Sanur (Kecamatan Denpasar Selatan) dan Ubud (Kecamatan Ubud, Gianyar). Versi Rudana, ketiga kawasan wisata tersebut sudah masuk Zona Hijau, dengan tingkat vaksinasi melebihi 100 persen dari target sasaran.
Selain itu, kalau kegiatan disebar ke Sanur dan Ubud juga, maka dampak agenda internasional ini bisa dinikmati pengusaha lokal. Pasalnya, pemilik hotel di Sanur dan Ubud rata-rata pengusaha lokal. Mereka juga bisa kecipratan rezeki secara merata.
Namun, karena pandemi Covid-19 berkecamuk, maka Pertemuan Parlemen Dunia nanti diputuskan diogelar secara bubble di Nusa Dua. Saat ini, kata Supadma, persiapan menyambut event internasional tersebut sudah maksimal. BKSAP DPR RI juga sudah beberapa kali melakukan penjajakan ke Bali, terutama untuk penanganan protokol kesehatan cegah penularan Covid-19.
Pertemuan Parlemen Dunia di Nusa Dua nanti akan membahas berbagai isu strategis soal ekonomi dan lingkungan. "Parlemen dunia akan membahas pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau, kesehatan, hingga pemberdayaan manusia. Selain itu, juga akan dibahas sejumlah agenda guna mencari solusi terbaik pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19," kata Supadma. *nat
Komentar