Bali Masih Menderita Karena Sektor Pariwisata
JAKARTA, NusaBali
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun lalu, terutama pada kuartal IV, sudah bangkit, namun pemulihan tidak dirasakan secara merata di seluruh Indonesia. Salah satunya, Bali.
Bali hingga kini masih kesulitan akibat sektor pariwisata yang belum pulih. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), secara tahunan ekonomi Bali tahun lalu masih terkontraksi atau minus 2,47 persen.
Angka tersebut terpaut jauh dengan rata-rata nasional yang pada tahun lalu tumbuh 3,69 persen. "Kita melihat Bali masih menderita karena dampak yang membekas akibat pandemi ini karena sektor pariwisata dan hospitality mengalami dampak cukup parah dan kita baru membuka akses ke Bali," ucap Ani, akrab sapaannya, pada acara Bank Mandiri Investment Forum, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (9/2).
Sepinya Pulau Dewata dari pendatang membuat ekonomi Bali masih terpuruk. Pasalnya, lebih dari 70 persen ekonominya berasal dari sektor pariwisata dan turunannya.
Baru dibuka kembali untuk dunia internasional tak lama ini, Ani berharap ekonomi Bali bisa tumbuh kuat pada tahun ini.
"Untuk pariwisata kami berharap pada 2022 pemulihan di Bali bisa lebih cepat," imbuhnya. Masih mengutip data BPS, pertumbuhan ekonomi dua pulau tetangga Bali yang bergantung pada pariwisata juga masih lesu.
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang memiliki Lombok mencatatkan pertumbuhan sepanjang 2021 sebesar 2,3 persen dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Labuan Bajo-nya cuma tumbuh 2,51 persen.
Sedangkan provinsi yang masih bertumbuh minus lainnya adalah Papua Barat dengan pertumbuhan negatif 0,51 persen. *
Komentar