Sindikat Pembobol ATM Didor
Otak komplotan mengaku dapat ilmu membobol mesin ATM dari seorang napi di LP Nusakambangan
Kurang dari Sebulan Berada di Bali, Sudah Bobol 14 TKP
DENPASAR, NusaBali
Tiga anggota sindikat pembobol mesin ATM yang telah beraksi di 14 TKP di Bali, dilumpuhkan Tim Buser Sat Reskrim Polresta Denpasar dengan cara didor karena berusaha kabur saat ditangkap, Kamis (23/2) sore. Komplotan pembobol ATM asal Lampung ini didor saat penggerebekan di rumah kontarakan kawasan Jalan Raya Uluwatu No-mor 120 Kelan, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung.
Komplotan pembobol ATM yang digerebek dan didor Tim Buser Polresta Denpasar, Kamis sore sekitar pukul 15.00 Wita, tersebut masing-masing Robani alias Rendi, 30, Kappi alias Pakwan, 30, dan Adi Wijaya, 30. Begitu berhasil dilumpuhkan, ketiga tersangka langsung diamankan ke Mapolresta Denpasar. Dari komplotan pembobol ATM ini, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa belasan kartu ATM dan besi yang diduga sebagai sarana untuk memuluskan aksinya. Selain itu, uang tunai Rp 45 juta juga diamankan polisi.
Kapolresta Denpasar, Kombes Hadi Purnomo, mengatakan penggerebekan tiga anggota sindikat pembobol ATM ini menindaklanjuti laporan dari pihak BRI, yang mengaku telah kehilangan uang Rp 321 juta dari ATM di Praja Raksaka, Jalan Bypass Ngurar Rai Denpasar Selatan, Selasa (21/2) lalu. Dalam laporan dengan registrasi LP-B/252/II/2017/Bali/Resta Denpasar tersebut, dua dari tiga pelaku pembobol ATM yang akhirnya didor ini terekam CCTV saat melancar-kan aksinya.
Berdasarkan rekaman CCTV, para pelaku terlihat jelas mengganjal bagian tempat keluar uang di mesin ATM dengan potongan besi, saat melakukan transakai. Dengan teknik seperti itu, setelah transaksi selesai, saldo di dalam ATM para pelaku tidak berkurang. Namun, uang di dalam anjungan tunai mandiri berkurang.
“Mesin ATM tidak mendeteksi adanya transaksi. Hanya disebutkan sebagai gangguan teknis. Tapi, uang dari dalam mesin itu tetap keluar dan terkuras sindikat ini,” beber Kombes Hadi Utomo dalam jumpa pers di Mapolresta Denpasar, Jumat (24/2) siang.
Begitu mendapat laporan dari pihak BRI soal ATM yang terkuras, Tim Buser Polresta Denpasar langsung terjun melakukan olah TKP. Selain itu, polisi juga menganalisa rekaman CCTV di ATM BRI Praja Raksaka. Dari situlah petugas mendapati ciri-ciri fisik para pelaku.
Kepolisian membutuhkan waktu tiga hari untuk memburu komplotan pembobol ATM asal Lampung ini. Walhasil, Kamis sore polisi berhasil menggerebek lokasi persembunyian di rymah kontarak kawasan Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta. Dari hasil pengembangan, komplotan pembobol mesin ATM ini tinggal berpindah-pindah tempat, untuk mengelabui polisi. Mereka bahkan sempat menginap di Hotel Pullman, kawasan wisata Kuta, yang bertarif Rp 3 juta per kamar semalam, agar seolah-olah mejadi wisatawan. Mereka juga menyewa mobil Toyota Avanza untuk melancarkan aksinya.
Namun, pada akhirnya, komplotan pembobol mesin ATM dari luar Bali ini tertangkap juga di sebuah reumah kontarakan kawasan Tuban, Kecamatan Kuta. “Para pelaku mencoba kabur, sehingga petugas mengambil tindakan tegas melumpuhkan mereka dengan timah panas. Ketiganya ditembak di kaki kiri,” jelas Kombes Hadi yang dalam rilis pers kemarin didampingi Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Reinhard Habonaran.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, komplotan pembobol ATM asal Lampung ini mengaku belum genap sebulan tinggal di Bali, sejak 27 Januari 2017 lalu. Dalam kurun waktu tersebut, mereka sudah beraksi membobol ATM di 14 lokasi berbeda di Kabupaten Gianyar, Bangli, dan Kota Denpasar. Mereka beraksi membobol ATM sejak 28 Januari hingga 21 Februari 2017.
Setiap melancarkan aksinya, ketiga pelaku selalu berkolaborasi. Dua orang masuk bersamaan ke dalam ATM, sementara satu lagi menunggu di mobil sambil mengawasi situasi. Yang menunggu di mobil adalah tersangka Adi Wijaya, sementara dua rekannya, Robini alias Rendi dan Keppi alias Pakwan masuk ke dalam ATM.
“Satu orang yakni Robani alias Rendi bertugas melakukan transaksi, satu orang lagi yaitu Kappi alias Pakwan bertugas menyelipkan besi pengganjal ke tempat keluarnya uang di mesin ATM. Besi pengganjal biasanya langsung dimasukkan saat mesin berbunyi,” papar Kombes Hadi.
Terungkap, dari ratusan juta rupiah hasil pemboblan ATM yang dilakukan komplotan ini, yang berhasil diamankan polisi tinggal Rp 45 juta. Selebihnya, uang hasil kejahatan dipakai foya-foya di tempat hiburan malam kawasan Badung dan Denpasar. Menurut Kombes Hadi, para tersangka pembobol ATM ini dijerat Pasal 363 KUHP tentang tindak pidana pencurian, dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.
Sementara itu, tersangka Robini alias Rendi diketahui sebagai otak komplotan pembobol mesin ATM asal Lampung yang telah beraksi di 14 TKP di Bali ini. Tersangka kelahiran Negara Bumi Ilir, Lampung, 6 Juni 1986, ini mengajak dua rekannya, Kappi alias Pakwan dan Adi Wijaya, untuk beraksi di Bali.
Menurut pengakuan tersangka Robini, beraksi di Bali jauh lebih mudah dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Pasalnya, di Bali ada banyak mesin ATM yang minim penjagaan. Mereka pun senang berkasi di Bali, karena banyak tempat wisata dan hiburan malam yang bisa dikunjungi. “Susai beraksi, biasanya para tersangka langsung dugem di tempat hiburan malam. Mereka hambur-hamburin uang hasil kejahatan,” beber Kombes Hadi.
Yang mengejutkan, kata Kombes Hadi, tersangka Robini mengaku punya guru dalam kejahatan membobol mesin ATM. Dia mendapatkan ilmu bagaimana caranya membobol mesin ATM dari seorang narapidana berinisial W yang kini mendekam di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
“Dia sudah cukup mahir dan tinggkat keberhasilannya (dalam membobol mesin ATM) itu tidak diragukan lagi. Otak pelakunya dapat ilmu dari seorang napi di Nusakambangan. Setiap beraksi, pihak bank tidak bisa melacak didatabase mereka,” kata mantan Kapolres Gianyar ini. * dar
1
Komentar