Duduk di Komisi XI, Tutik Langsung Reses
Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani ditugasi Fraksi Demokrat duduk di Komisi XI (yang membidangi lembaga keuangan dan perbankan) DPR RI.
DENPASAR, NusaBali
Sehari pasca dilantik sebagai anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali untuk mengisi kursi lowong yang tidak pernah diduduki Jero Wacik, Jumat (24/2) Putu Tutik langsung pulang kandang untuk reses (penyerapan aspirasi).
Kepada NusaBali, Putu Tutik mengatakan dirinya telah menghadap Ketua Fraksi Demokrat DPR RI, Edy Bhaskoro Yudhoyono alias Ibas usai diambil sumpah jabatannya sebagai wakil rakyat Bali di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/2) sore. “Saya resmi ditugaskan duduk di Komisi XI oleh Ketua Fraksi Demokrat,” ungkap Sirakndi Demokrat asal Singaraja ini per telepon, Jumat kemarin.
Menurut Putu Tutik, dirinya sempat membidik Komisi X DPR RI yang membidangi masalah kesehatan, pendidikan, pemuda-olahraga, adat, budaya, dan pariwisata. Selain itu, dirinya juga mengincar Komisi IV DPR RI yang membidangi masalah pertanian dan kelautan. Namun, oleh Fraksi Demokrat, dia ditugasi duduk di Komisi XI. Putu Tutik satu komisi dengan I Gusti Agung Ray Wirajaya, politisi PDIP asal Denpasar yang sudah tiga periode menjadi anggota DPR RI.
Khusus Komisi X yang gagal diincar Putu Tutik, ada dua wakil Bali duduk di sana. Mereka masing-masing Wayan Koster (anggota Fraksi PDIP DPR RI yang sudah tiga periode jadi wakil rakyat Bali di Senayan) dan IB Putu Sukarta (anggota Fraksi Gerindra DPR RI Dapil Bali yang baru satu periode duduk di Senayan).
Sedangkan di Komisi IV yang gagal diincar Putu Tutik, juga ada dua wakil rakyat Bali duduk di sana. Mereka masing-masing I Made Urip (anggota Fraksi PDIP DPR RI yang sudah empat periode jadi wakil rakyat Bali di Senayan) dan AA Bagus Adhi Mahendra Putra (anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali yang baru satu periode duduk di Senayan).
Sementara anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali lainnya, I Putu Sudiartana, duduk di Komisi III yang membidangi masalah hukum. Namun, politisi Denokrat asal Desa Bongasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Badung tersebut kini nonaktif setelah ditangkap KPK akibat kasus suap setahun lalu.
Sebaliknya, dua wakil rakyat Bali liannya dari parpol berbesa, Gede Sumarjaya Linggih (Fraksi Golkar) dan Nyomnan Dhamantra (Fraksi PDIP), kini duduk di Komisi VI DPR RI. Komisi VI ini membidangi masalah perdagangan, perindustrian, investasi, Koperasi, UKM & BUMN, dan standarisasi nasional.
“Sekarang saya beradaptasi saja dulu, siapkan program-program untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali,” ujar Putu Tutik yang notabene mantan Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014 dan Calon Bupati Buleleng di Pilkada 2012.
Istri dari I Gede Dharma Wijaya (mantan Calon Wakil Bupati Buleleng di Pilkada 2017) ini menyebutkan, dirinya tidak masalah dengan penugasan duduk di Komisi XI DPR RI. Sebab, dia berpengalaman sebagai Ketua Komisi II DPRD Bali yang membidangi perbankkan, keuangan, pajak daerah cukup. “Tugas Komisi XI DPR RI hampir sama dengan Komisi II DPRD Bali,” katanya.
Mitra kerja Komisi XI DPR RI, kata Putu Tutik, adalah Kementerian Keuangan, Bappenas, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Statistik, BPK, Bank Indonesia, Lembaga Keuangan bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan. “Sebagai wakil rakyat Bali, penugasan di komisi bagi saya harus siap. Memang sempat ada rencana duduk di komisi yang membidangi kesehatan dan pertanian. Tapi, sudah penuh dan akhirnya ditugaskan di Komisi XI,” ujar Srikandi Politik yang kini menjabat Sekretaris Departemen Perlindungan-Pemberdayaan Perempuan dan Anak DPP Demokrat.
Putu Tutik sendiri kemarin sudah langsung turun ke Bali dalam rangka reses (penyerapan aspirasi), yang sudah terjadwal oleh Sekretariat DPR RI. Dia juga harus mengurus kelengkapan administrasi lainnya untuk mengabdi dengan sisa waktu sampai Oktober 2019 mendatang.
Rencananya, reses di Bali akan dimulai Sabtu (25/2) ini dengan menemui sejumlah konstituennya. Putu Tutik sudah punya jadwal padat untuk menemui pemilihnya di kabupaten/kota se-Bali “Langsung reses, teman-teman Dapil Bali sudah pada turun. Saya reses sambil mengurus kelengkapan administrasi yang diminta Sekretariat DPR RI,” tandas Putu Tutik.
Putu Tutik sebelumnya dilantik sebagai anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali, Kamis siang, untuk mengisi kursi Jero Wacik yang kosong sealama 2,5 tahun tanpa pernah diduduki. Masalahnya, Jero Wacik tak pernah dilantik menjadi anggota DPR RI lantaran terjerat kasus korupsi.
Dengan pengisian kursi Jero Wacik oleh Putu Tutik, berarti tinggal satu kursi Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali 2014-2019 lagi yang masih lowong karena pejabatnya non aktif. Kursi tersebut sempat diduduki Putu Sudiartana yang dilantik 1 Oktober 2014, namun politisi Demokrat asal Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Badung ini keburu ditangkap KPK karena kasus suap, setahun lalu. Yang berhak mengisi kursi Sudiartana dengan status PAW nanti adalah Putu Supadma Rudana. * nat
Sehari pasca dilantik sebagai anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali untuk mengisi kursi lowong yang tidak pernah diduduki Jero Wacik, Jumat (24/2) Putu Tutik langsung pulang kandang untuk reses (penyerapan aspirasi).
Kepada NusaBali, Putu Tutik mengatakan dirinya telah menghadap Ketua Fraksi Demokrat DPR RI, Edy Bhaskoro Yudhoyono alias Ibas usai diambil sumpah jabatannya sebagai wakil rakyat Bali di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/2) sore. “Saya resmi ditugaskan duduk di Komisi XI oleh Ketua Fraksi Demokrat,” ungkap Sirakndi Demokrat asal Singaraja ini per telepon, Jumat kemarin.
Menurut Putu Tutik, dirinya sempat membidik Komisi X DPR RI yang membidangi masalah kesehatan, pendidikan, pemuda-olahraga, adat, budaya, dan pariwisata. Selain itu, dirinya juga mengincar Komisi IV DPR RI yang membidangi masalah pertanian dan kelautan. Namun, oleh Fraksi Demokrat, dia ditugasi duduk di Komisi XI. Putu Tutik satu komisi dengan I Gusti Agung Ray Wirajaya, politisi PDIP asal Denpasar yang sudah tiga periode menjadi anggota DPR RI.
Khusus Komisi X yang gagal diincar Putu Tutik, ada dua wakil Bali duduk di sana. Mereka masing-masing Wayan Koster (anggota Fraksi PDIP DPR RI yang sudah tiga periode jadi wakil rakyat Bali di Senayan) dan IB Putu Sukarta (anggota Fraksi Gerindra DPR RI Dapil Bali yang baru satu periode duduk di Senayan).
Sedangkan di Komisi IV yang gagal diincar Putu Tutik, juga ada dua wakil rakyat Bali duduk di sana. Mereka masing-masing I Made Urip (anggota Fraksi PDIP DPR RI yang sudah empat periode jadi wakil rakyat Bali di Senayan) dan AA Bagus Adhi Mahendra Putra (anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali yang baru satu periode duduk di Senayan).
Sementara anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali lainnya, I Putu Sudiartana, duduk di Komisi III yang membidangi masalah hukum. Namun, politisi Denokrat asal Desa Bongasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Badung tersebut kini nonaktif setelah ditangkap KPK akibat kasus suap setahun lalu.
Sebaliknya, dua wakil rakyat Bali liannya dari parpol berbesa, Gede Sumarjaya Linggih (Fraksi Golkar) dan Nyomnan Dhamantra (Fraksi PDIP), kini duduk di Komisi VI DPR RI. Komisi VI ini membidangi masalah perdagangan, perindustrian, investasi, Koperasi, UKM & BUMN, dan standarisasi nasional.
“Sekarang saya beradaptasi saja dulu, siapkan program-program untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali,” ujar Putu Tutik yang notabene mantan Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014 dan Calon Bupati Buleleng di Pilkada 2012.
Istri dari I Gede Dharma Wijaya (mantan Calon Wakil Bupati Buleleng di Pilkada 2017) ini menyebutkan, dirinya tidak masalah dengan penugasan duduk di Komisi XI DPR RI. Sebab, dia berpengalaman sebagai Ketua Komisi II DPRD Bali yang membidangi perbankkan, keuangan, pajak daerah cukup. “Tugas Komisi XI DPR RI hampir sama dengan Komisi II DPRD Bali,” katanya.
Mitra kerja Komisi XI DPR RI, kata Putu Tutik, adalah Kementerian Keuangan, Bappenas, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Statistik, BPK, Bank Indonesia, Lembaga Keuangan bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan. “Sebagai wakil rakyat Bali, penugasan di komisi bagi saya harus siap. Memang sempat ada rencana duduk di komisi yang membidangi kesehatan dan pertanian. Tapi, sudah penuh dan akhirnya ditugaskan di Komisi XI,” ujar Srikandi Politik yang kini menjabat Sekretaris Departemen Perlindungan-Pemberdayaan Perempuan dan Anak DPP Demokrat.
Putu Tutik sendiri kemarin sudah langsung turun ke Bali dalam rangka reses (penyerapan aspirasi), yang sudah terjadwal oleh Sekretariat DPR RI. Dia juga harus mengurus kelengkapan administrasi lainnya untuk mengabdi dengan sisa waktu sampai Oktober 2019 mendatang.
Rencananya, reses di Bali akan dimulai Sabtu (25/2) ini dengan menemui sejumlah konstituennya. Putu Tutik sudah punya jadwal padat untuk menemui pemilihnya di kabupaten/kota se-Bali “Langsung reses, teman-teman Dapil Bali sudah pada turun. Saya reses sambil mengurus kelengkapan administrasi yang diminta Sekretariat DPR RI,” tandas Putu Tutik.
Putu Tutik sebelumnya dilantik sebagai anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali, Kamis siang, untuk mengisi kursi Jero Wacik yang kosong sealama 2,5 tahun tanpa pernah diduduki. Masalahnya, Jero Wacik tak pernah dilantik menjadi anggota DPR RI lantaran terjerat kasus korupsi.
Dengan pengisian kursi Jero Wacik oleh Putu Tutik, berarti tinggal satu kursi Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali 2014-2019 lagi yang masih lowong karena pejabatnya non aktif. Kursi tersebut sempat diduduki Putu Sudiartana yang dilantik 1 Oktober 2014, namun politisi Demokrat asal Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Badung ini keburu ditangkap KPK karena kasus suap, setahun lalu. Yang berhak mengisi kursi Sudiartana dengan status PAW nanti adalah Putu Supadma Rudana. * nat
Komentar