Minta Jual Produk Lokal
Gubernur Koster Resmikan Pasar Seni Sukawati
Dibangun atas perjuangan Gubernur Koster dengan biaya APBN, Pasar Seni Sukawati dilengkapi terowongan terhubung Blok A, Blok B, Blok C
GIANYAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster resmikan Pasar Seni Sukawati Blok C di Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar bersamaan dengan penyerahan bangunan megah pasar tersebut dari Kementerian PUPR kepada Bupati Gianyar pada Sukra Pon Prangbakat, Jumat (11/2) pagi. Dalam arahannya, Gubernur Koster minta pedagang di Pasar Seni Sukawati jual produk lokal Bali.
Pembangunan Pasar Seni Sukawati Blok C ini sepenuhnya dibiayai APBN dengan anggaran sebesar Rp 83,60 miliar. Sebelumnya, Pasar Seni Sukawati Blok A dan Blok B sudah lebih dulu diserahterimakan dan diresmikan Gubernur Koster pada Buda Paing Landep, Rabu, 10 Februari 2021. Selain itu, juga telah diresmikan Pasar Rakyat Gianyar tepat Purnamaning Kapitu pada Saniscara Pon Pahang, Sabtu, 18 Desember 2021 lalu.
Baik Pasar Seni Sukawati Blok C, Pasar Seni Sukawati Blok A dan Blok B, maupun Pasar Rakyat Gianyar yang bangunannya cukup megah, didanai dari APBN. Semuanya dibangun di era Gubernur Koster. Usulan pembangunan Pasar Seni Sukawati diajukan Gubernur Koster ke pusat saat masih duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali. Sedangkan usulan pembangunan Pasar Rakyat Gianyar diajukan Gubernut Koster ke Pusat pasca Pemilu 2019.
Pasar Seni Sukawati Blok C yang baru diresmikan kemarin, akan menampung 594 pedagang. Mereka jualan pada 529 los ukuran 1,75 meter x 1,75 meter dan 65 toko ukuran 3 meter x 2 meter. Blok C ini ebelumnya merupakan pasar umum yang menjual hasil bumi dan sembako, namun kini Pasar Senin Blok C berubah total menjual produk seni, kain, aksesoris, dan sejenisnya.
Lantai basement memiliki kapasitas 279 unit kendaraan. Yang menarik, ada terowongan mewah sepanjang 22 meter yang menghubungkan basement Pasar Seni Sukawati Blok A, Blok B, dan Blok C. Terowongan dengan lebar 5,6 meter dan tinggi 2,8 meter ini menelan biaya Rp 6,55 miliar.
Gubernur Koster menyebutkan, Pasar Seni Sukawati ini bisa terwujud berkat kerja cerdasnya sejak masih duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali. Menurut Gubernur Koster, tidaklah mudah mendapatkan anggaran dari APBN. Bukan saja untuk pembangunan pasar, sejumlah program infrastruktur yang diajukan Gubernur Koster dengan dana APBN juga sebagian besar sudah terealisasi. Termasuk Shortcut Singaraja-Mengwitani, Pelabuhan Segitiga Emas, Pusat Kebudayaan Bali, Pembangunan Penataan Kawasan Suci Pura Besakih, dan Jalan Tol Gilima-nuk-Denpasar.
"Saya bertemu Presiden RI untuk mengajukan sejumlah program infrastruktur di Bali. Shortcut Singaraja-Mengwitani yang jadi satua saja sejak dulu, di era saya dapat terwujud. Pasar Sukawati Blok A, Blok B, dan Blok C juga bisa dibanguan dengan megah," ujar Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Gubernur Koster pun mengucapkan terimakasih kepada Presiden Jokowi yang telah luar biasa memberikan perhatian untuk Bali, termasuk kucurkan bantuan APBN, sehingga Pasar Seni Sukawati dapat berdiri dengan megah. Ucapan terimakasih juga disampaikan Gubernur Koster kepada Presiden RI ke-5 (periode 2001-2004), Megawati Soekarnoputri, karena telah menginisiasi ide pembangunan Pasar Seni Sukawati ini.
Setelah Pasar Seni Sukawati dibangun cukup megah dengan konsep gedung hijau, sirkulasi udara bagus, dan cahaya bagus, kata Gubernur Koster, selanjutnya bagaimana agar berfungsi untuk melaksanakan kebijakan Gubernur Bali dalam visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Ada tiga hal yang diminta Gubernur Koster dalam pengelolaan pasar Seni Sukawati.
Pertama, pengelolaannya harus profesional, termasuk yang menjadi perhatian serius di dalamnya adalah masalah sampah. “Saya minta sampahnya harus terkelola dengan berbasis sumber,” katanya. Kedua, tidak boleh menggunakan plastik kemasan sekali pakai. "Jangan ada tas kresek, pipet, styrofoam. Bahkan, kalau bisa, jangan ada kemasan minuman dari bahan plastik, supaya pasar ini betul-betul bersih. Maka, Bupati Gianyar dan jajarannya, serta pedagang saya minta agar tertib,” tandas Koster.
Ketiga, Koster meminta agar pedagang di pasar Seni Sukawati memakai busana adat Bali, khususnya hari Kamis. Mereka juga diminta mengenakan kain Tenun Endek Bali setiap Selasa.
Yang tak kalah penting, Koster mengingatkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Lokal Bali. Jadi, pedagang di Pasar Seni Sukawati harus menjual produk lokal Bali, baju buatan Bali, kamen buatan, tas bikinan Bali, topi hiasan Made in Bali, dan sebagainya.
“Saya mengajak Bupati Gianyar, Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, dan para pedagang untuk bersama-sama melaksanakan pemasaran dan pemanfaatan produk pertanian, perikanan, dan industri lokal Bali. Ya, supaya pasar ini dapat menjadi pusat pengembangan dan memajukan ekonomi rakyat di Gianyar,” katanya.
Koster menegaskan, Pasar Seni Sukawati harus diisi dengan produk-produk lokal Bali yang bersumber dari hasil pertanian hingga kerajinan di Kabupaten Gianyar, sehingga petani dan masyarakat merasakan manfaatnya. “Kalau kekurangan, silakan isi produk lokal Bali dari kabupaten/Kota di Bali, seperti beras Bali, salak Bali, ayam Bali, sapi Bali, manggis Bali, jeruk Bali, kopi Bali, arak Bali, hingga garam Bali,” pinta politisi bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.
Di akhir sambutannya, Koster menegaskan produk lokal Bali yang luar biasa harus dimanfaatkan, supaya sentra-sentra yang ada di Bali hidup. “Pasar ini harus membangkitkan petani, nelayan, perajin, pelaku IKM/UMKM di Bali,” terang Koster.
Koster mengingatkan, jumlah penduduk Bali hanya 4,3 juta jiwa. Kalau 4,3 juta orang ini tidak dimaksimalkan menggunakan produk lokal Bali, lantas siapa yang disuruh? “Jadi, inilah tujuan adanya Pergub Bali Nomor 99 Tahun 2018 untuk menumbuhkan ekonomi lokal Bali, yang mampu memberikan kesejahteraan kepada krama Bali sesuai dengan wejangan para leluhur/tetua Bali yang tertuang dalam Bhisama Batur Kalawasan: Kita hidup di Bali, harus saling menghidupi, urip yang menguripi.”
Sementara itu, Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra mengungkapkan bahwa Pasar Seni Sukawati Blok A dan B merupakan perjuangan Gubernur Koster ketika masih menjadi anggota Komisi X DPR RI. Sedangkan Pasar Seni Sukawati Blok C yang di serahterimakan kemarin, juga merupakan perjuangan Gubernur Koster pasca Pemilu 2019.
"Tiga hari setelah Pemilu 2019, saya dihubungi sama Bapak Gubernur untuk ikut menghadap Bapak Presiden. Saat itu, saya mengajukan Pasar Sukawati ini agar mendapatkan bantuan renovasi. Akhirnya, diterima oleh Bapak Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono, Red) di hadapan Bapak Presiden dan hasilnya seperti yang sudah selesai hari ini (kemarin), sangat megah sekali,” tandas Bupati yang juga Ketua DPC PDIP Gianyar ini. *nvi
Pembangunan Pasar Seni Sukawati Blok C ini sepenuhnya dibiayai APBN dengan anggaran sebesar Rp 83,60 miliar. Sebelumnya, Pasar Seni Sukawati Blok A dan Blok B sudah lebih dulu diserahterimakan dan diresmikan Gubernur Koster pada Buda Paing Landep, Rabu, 10 Februari 2021. Selain itu, juga telah diresmikan Pasar Rakyat Gianyar tepat Purnamaning Kapitu pada Saniscara Pon Pahang, Sabtu, 18 Desember 2021 lalu.
Baik Pasar Seni Sukawati Blok C, Pasar Seni Sukawati Blok A dan Blok B, maupun Pasar Rakyat Gianyar yang bangunannya cukup megah, didanai dari APBN. Semuanya dibangun di era Gubernur Koster. Usulan pembangunan Pasar Seni Sukawati diajukan Gubernur Koster ke pusat saat masih duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali. Sedangkan usulan pembangunan Pasar Rakyat Gianyar diajukan Gubernut Koster ke Pusat pasca Pemilu 2019.
Pasar Seni Sukawati Blok C yang baru diresmikan kemarin, akan menampung 594 pedagang. Mereka jualan pada 529 los ukuran 1,75 meter x 1,75 meter dan 65 toko ukuran 3 meter x 2 meter. Blok C ini ebelumnya merupakan pasar umum yang menjual hasil bumi dan sembako, namun kini Pasar Senin Blok C berubah total menjual produk seni, kain, aksesoris, dan sejenisnya.
Lantai basement memiliki kapasitas 279 unit kendaraan. Yang menarik, ada terowongan mewah sepanjang 22 meter yang menghubungkan basement Pasar Seni Sukawati Blok A, Blok B, dan Blok C. Terowongan dengan lebar 5,6 meter dan tinggi 2,8 meter ini menelan biaya Rp 6,55 miliar.
Gubernur Koster menyebutkan, Pasar Seni Sukawati ini bisa terwujud berkat kerja cerdasnya sejak masih duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali. Menurut Gubernur Koster, tidaklah mudah mendapatkan anggaran dari APBN. Bukan saja untuk pembangunan pasar, sejumlah program infrastruktur yang diajukan Gubernur Koster dengan dana APBN juga sebagian besar sudah terealisasi. Termasuk Shortcut Singaraja-Mengwitani, Pelabuhan Segitiga Emas, Pusat Kebudayaan Bali, Pembangunan Penataan Kawasan Suci Pura Besakih, dan Jalan Tol Gilima-nuk-Denpasar.
"Saya bertemu Presiden RI untuk mengajukan sejumlah program infrastruktur di Bali. Shortcut Singaraja-Mengwitani yang jadi satua saja sejak dulu, di era saya dapat terwujud. Pasar Sukawati Blok A, Blok B, dan Blok C juga bisa dibanguan dengan megah," ujar Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Gubernur Koster pun mengucapkan terimakasih kepada Presiden Jokowi yang telah luar biasa memberikan perhatian untuk Bali, termasuk kucurkan bantuan APBN, sehingga Pasar Seni Sukawati dapat berdiri dengan megah. Ucapan terimakasih juga disampaikan Gubernur Koster kepada Presiden RI ke-5 (periode 2001-2004), Megawati Soekarnoputri, karena telah menginisiasi ide pembangunan Pasar Seni Sukawati ini.
Setelah Pasar Seni Sukawati dibangun cukup megah dengan konsep gedung hijau, sirkulasi udara bagus, dan cahaya bagus, kata Gubernur Koster, selanjutnya bagaimana agar berfungsi untuk melaksanakan kebijakan Gubernur Bali dalam visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Ada tiga hal yang diminta Gubernur Koster dalam pengelolaan pasar Seni Sukawati.
Pertama, pengelolaannya harus profesional, termasuk yang menjadi perhatian serius di dalamnya adalah masalah sampah. “Saya minta sampahnya harus terkelola dengan berbasis sumber,” katanya. Kedua, tidak boleh menggunakan plastik kemasan sekali pakai. "Jangan ada tas kresek, pipet, styrofoam. Bahkan, kalau bisa, jangan ada kemasan minuman dari bahan plastik, supaya pasar ini betul-betul bersih. Maka, Bupati Gianyar dan jajarannya, serta pedagang saya minta agar tertib,” tandas Koster.
Ketiga, Koster meminta agar pedagang di pasar Seni Sukawati memakai busana adat Bali, khususnya hari Kamis. Mereka juga diminta mengenakan kain Tenun Endek Bali setiap Selasa.
Yang tak kalah penting, Koster mengingatkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Lokal Bali. Jadi, pedagang di Pasar Seni Sukawati harus menjual produk lokal Bali, baju buatan Bali, kamen buatan, tas bikinan Bali, topi hiasan Made in Bali, dan sebagainya.
“Saya mengajak Bupati Gianyar, Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, dan para pedagang untuk bersama-sama melaksanakan pemasaran dan pemanfaatan produk pertanian, perikanan, dan industri lokal Bali. Ya, supaya pasar ini dapat menjadi pusat pengembangan dan memajukan ekonomi rakyat di Gianyar,” katanya.
Koster menegaskan, Pasar Seni Sukawati harus diisi dengan produk-produk lokal Bali yang bersumber dari hasil pertanian hingga kerajinan di Kabupaten Gianyar, sehingga petani dan masyarakat merasakan manfaatnya. “Kalau kekurangan, silakan isi produk lokal Bali dari kabupaten/Kota di Bali, seperti beras Bali, salak Bali, ayam Bali, sapi Bali, manggis Bali, jeruk Bali, kopi Bali, arak Bali, hingga garam Bali,” pinta politisi bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.
Di akhir sambutannya, Koster menegaskan produk lokal Bali yang luar biasa harus dimanfaatkan, supaya sentra-sentra yang ada di Bali hidup. “Pasar ini harus membangkitkan petani, nelayan, perajin, pelaku IKM/UMKM di Bali,” terang Koster.
Koster mengingatkan, jumlah penduduk Bali hanya 4,3 juta jiwa. Kalau 4,3 juta orang ini tidak dimaksimalkan menggunakan produk lokal Bali, lantas siapa yang disuruh? “Jadi, inilah tujuan adanya Pergub Bali Nomor 99 Tahun 2018 untuk menumbuhkan ekonomi lokal Bali, yang mampu memberikan kesejahteraan kepada krama Bali sesuai dengan wejangan para leluhur/tetua Bali yang tertuang dalam Bhisama Batur Kalawasan: Kita hidup di Bali, harus saling menghidupi, urip yang menguripi.”
Sementara itu, Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra mengungkapkan bahwa Pasar Seni Sukawati Blok A dan B merupakan perjuangan Gubernur Koster ketika masih menjadi anggota Komisi X DPR RI. Sedangkan Pasar Seni Sukawati Blok C yang di serahterimakan kemarin, juga merupakan perjuangan Gubernur Koster pasca Pemilu 2019.
"Tiga hari setelah Pemilu 2019, saya dihubungi sama Bapak Gubernur untuk ikut menghadap Bapak Presiden. Saat itu, saya mengajukan Pasar Sukawati ini agar mendapatkan bantuan renovasi. Akhirnya, diterima oleh Bapak Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono, Red) di hadapan Bapak Presiden dan hasilnya seperti yang sudah selesai hari ini (kemarin), sangat megah sekali,” tandas Bupati yang juga Ketua DPC PDIP Gianyar ini. *nvi
1
Komentar