Berawal Tiga Petak Kolam, Kini Capai Puluhan dengan Hasil Rp 10 Jutaan Per Bulan
Kisah Sukses Wayan Pageh Artana asal Jehem, Tembuku, Bangli Geluti Usaha Budidaya Ikan Nila
BANGLI, NusaBali
Wayan Pageh Artana, 45, sejak tahun 2009 lalu menggeluti usaha budidaya ikan nila. Usahanya tersebut awalnya hanya mengandalkan tiga petak kolam.
Seiring waktu, usaha tersebut berangsur mengalami perkembangan bahkan kini ayah dua anak ini memiliki puluhan petak kolam ikan. Tidak hanya nila tetapi kini dibudidayakan pula ikan koi.
Warga Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli ini mengaku menggeluti budidaya ikan terutama nila karena dorongan dari kerabatnya. Usaha tersebut dimulai sejak tahun 2009 lalu. Karena modal masih terbatas untuk kolam baru tiga petak saja. "Saat itu kolam belum permanen, saya pakai terpal. Saya punya modal saat itu hanya Rp 3 juta. Selain untuk menyiapkan kolam juga untuk membeli benih," ungkap Wayan Pageh.
Dari kolam yang hanya tiga petak tersebut, Wayan Pageh mampu mengembangkan usahanya. Menurut suami dari Ni Nyoman Sulendri ini untuk pangsa pasar ikan nila cukup besar. Ikan nila yang dihasilkan biasa dijual kepada petani di kawasan Danau Batur untuk proses penggemukan. "Saya bersyukur masih dipercaya untuk suplai ikan. Memang untuk usaha ini yang menjadi tuntutan adalah kualitas," ujarnya.
Lanjutnya, setelah beberapa tahun berjalan, Wayan Pageh mampu menambah jumlah kolam. Karena tidak memiliki lahan sendiri dia pun bekerjasama dengan kerabatnya dengan sistem sewa. Untuk kolam nila sudah ada 16 petak. Melihat perkembangan pasar, dirinya juga merambah untuk budidaya lele.
Dalam kurun waktu 4-5 bulan Wayan Pageh mampu menjual nila sebanyak 500.000 ekor dan 30.000 ekor lele. "Kolam nila saat ini ada 16 petak, 10 petak kolam lele. Ukuran berbeda-beda sesuai lokasi lahan," jelasnya. Dari penjualan nila dan lele tersebut Wayan Pageh mengaku bisa mendapat Rp 10 jutaan per bulan.
Selama ini dirinya dibantu oleh istri dan kedua anaknya baik untuk memberi makan ikan ataupun saat panen. Karena memiliki ketertarikan pada ikan, Wayan Pageh yang juga seorang tukang ukir kayu ini juga mengembangkan budidaya ikan koi. "Awalnya melihat koi milik teman, saya tertarik untuk memelihara. Saat itu tahun 2018-an Koi cukup booming, saya pun mencoba untuk serius membudidayakan. Tadinya hanya hobi dan saya coba untuk kembangkan," tuturnya.
Koi yang dibudidayakan masih jenis lokal, tetapi dirinya juga memiliki beberapa ekor Koi impor. Untuk koi lokal harga cenderung lebih murah dari koi impor. Pihaknya berniat untuk membudidayakan koi impor. Diakui saat ini dirinya masih agak kesulitan untuk penjualan koi.
Wayan Pageh sempat merugi puluhan juta lantaran ikan yang akan dipanen justru mati seluruhnya. Selain itu ikan lele juga ribuan ekor mati. Lantaran posisi kolam cukup di bawah kemudian air sungai naik, ikan yang ada di kolam terbawa arus. "Kejadian baru-baru ini. Sempat hujan deras dan debit ait meningkat. Karena posisi kolam di bawah jadi ikan terbawa air di sungai. Akhirnya banyak yang sampai ke areal sawah masyarakat," kenangnya.
Di sisi lain untuk pakan, Wayan Pageh menggunakan pakan jadi untuk nila dan lele. Sedangkan untuk Koi, dirinya memberikan pakan berupa maggot. Bahkan untuk maggot, Wayan Pageh membudidayakan sendiri.
Melihat sisa sayuran dan buah di rumahnya, maka dirinya mencoba membudidayakan maggot. Maggot yang dihasilkan bisa mengcover 100 persen kebutuhan pakan koi yang jumlahnya ratusan ekor. "Pakan koi sudah sepenuhnya diberikan maggot. Untuk menghasilkan maggot ini tidaklah sulit. Medianya pun memanfaatkan sayuran dan buah sisa. Sampah organik di rumah tangga bisa memiliki nilai ekonomis," sambungnya.
Pageh pun ingin mengembangkan budidaya maggot, sehingga hasilnya tidak hanya bisa dipakai sendiri tapi juga bisa dijual. Kemampuan untuk budidaya ikan maupun maggot dipelajari dari youtube. "Untuk dapat mengembangkan budidaya koi dirinya banyak belajar dari youtube. Saya hanya lulusan SD jadi anak saya yang mengajari untuk buka youtube," kata Wayan Pageh yang merupakan lulusan SDN 5 Jehem ini.
Ilmu yang didapat coba untuk dipraktekkan. Tidak dipungkiri dalam usaha ini beberapa kali alami kegagalan. Dari kegagalan itu Wayan Pageh tahu dari sisi mananya yang perlu dibenahi. Hal tersebut lalu diajarkan kepada anak-anaknya, meski masih usia muda anak-anak ikut terlibat dalam usaha budidaya ikan. *esa
1
Komentar