Bendungan Tamblang Tuntas Oktober 2022
Koster Tinjau Bendungan Sidan-Bendungan Tamblang
Progres baru 48,32 persen, Bendungan Sidan yang berada di perbatasan Badung-Bangli-Gianyar ditarget selesai tahun 2024.
MANGUPURA, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster secara estafet meninjau proyek Bendungan Sidan (di perbatasan Kabupaten Badung-Bangli-Gianyar) dan Bendungan Tamblang (di perbatasan Kecamatan Sawan-Kecamatan Kubutambahan, Buleleng), Minggu (13/2). Terungkap, progres Bendungan Sidan saat ini baru mencapai 48,32 persen dan ditarget tuntas tahun 2024, sementara progres Bendungan Tamblang sudah tembus 69,25 persen dan ditarget rampung Oktober 2022 depan.
Pembangunan fisik Bendungan Sidan sudah berlangsung selama 3 tahun, sejak kegiatan grodbreaking (peletakan batu pertama) dilakukan Gubernur Koster pada 4 April 2019. Sedangkan proyek Bedungan Sidan sudah berjalan 1,5 tahun sejak kegiatan groundbreaking dilakukan Gubernur Koster pada 12 Agustus 2020.
Dalam peninjauan kemarin, Gubernur Koster lebih dulu meninjau proyek Bendungan Sidan, Minggu pagi sekitar pukul 09.30 Wita. Dari Bendungan Sidan, Gubernur Koster dan rombongan lanjut tinjau proyek Shortcut (Jalan Pintas) Titik 7A-7B-7C-Titik 8 di Jalur Denpasar-Singaraja kawasan Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, siang pukul 12.30 Wita. Usai dari lokasi proyek shortcut, barulah Gubernur Koster meluncur ke Bendungan Tamblang, sore sekitar pukul 15.00 Wita.
Dalam peninjauan tiga megaproyek tersebut, Gubernur Koster didampingi pula Kadis PUPR Provinsi Bali Nusakti Yasa Weda dan Kadis Kominfo & Statitik Provinsi Bali, I Gede Pramana. Saat kunjungi Bendungan Sidan, rombongan diterima langsung Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Bandungan BWS Bali-Penida Kementerian PUPR, I Gusti Putu Wandira.
Gubernur Koster mengatakan, pembangunan Bendungan Sidan---yang berkapasitas 3,8 juta meter kubik dan mampu menghasilkan air baku 1,75 liter per detik untuk untuk mencukupi kebutuhan air masyarakat---dibagi dalam dua paket. Untuk Paket I sudah selesai 100 persen per 31 Desember 2021. Untuk Paket II segera dilanjutkan, tinggal menunggu proses tender. “Untuk Paket I anggaran yang sudah terserap sebesar Rp 808.603.374.134 (atau Rp 808,603 miliar). Sedangkan untuk Paket II dengan pagu anggaran Rp 864.698.874.000 (atau Rp 864,699 miliar) saat ini masih dalam proses tender,” ujar Gubernur Koster.
Jika tidak ada kendala, Paket II proyek Bendungan Sidan sudah teken kontrak pada April 2022. Dengan begitu, proyek diharapkan bisa segera dilanjutkan dan selesai sesuai target tahun 2024. “Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu,” harap Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Gubernur Koster memaparkan, Bendungan Sidan diproyeksikan sebagai penyedia air baku 1,75 meter kubik per detik. Kemudian, menambah cadangan listrik, karena bendungan juga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) 0,65 megawatt (MW). Manfaat lainnya, juga bisa dijadikan untuk menunjang sektor pariwisata. Tak kalah pentingnya, bendungan ini juga sebagai kawasan konservasi
Menurut Gubernur Koster, jika Bendungan Sidan sudah selesai dibangun, maka bisa menyuplai kebutuhan air baku untuk di kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita). Pembagiannya, 759 liter per detik untuk Denpasar, 500 liter per detik untuk Badung, 300 liter per detik untuk Gianyar, dan 200 liter per detik untuk Tabanan. Untuk menjaga keberlanjutan airnya, kata Koster, harus ada program konservasi di sekitar Bendungan Sidan, agar debit airnya konstan atau tidak berkurang.
Sementara, Kasatker Bandungan BWS Bali-Penida, I Gusti Putu Wandira, mengatakan progres pembangunan untuk paket I sudah dinyatakan selesai. Realisasi anggaran pun juga sudah 100 persen. “Namun, dari keseluruhan pekerjaan itu, progres baru 48,32 persen. Untuk sisa pengerjaan sekitar 51,68 persen lagi, akan dilanjutkan tahun ini,” jelas Wandira.
Bendungan Sidan sendiri dibangun di atas lahan seluas 82,73 hektare di 5 desa bertetangga pada 3 kaupaten di Bali (Badung, Bangli, Gianyar). Bagian terluas bangunan fisik Bendungan Sidan berada di Desa Belok Sidan (Kecamatan Petang, Badung) mencapai 27,06 hektare. Sedangkan luas fisik bendungan di kawasan Desa Buahan Kaja (Kecamatan Payangan, Gianyar) mencapai 25,23 hektare.
Menyusul kemudian di kawasan Desa Bunutin (Kecamatan Kintamani, Bangli) luasnya mencapai 17,74 hektare, di Desa Mengani Bunutin (Kecamatan Kintamani, Bangli) seluas 15,89 hektar), dan di kawasan Desa Langgahan Bunutin (Kecamatan Kintamani, Bangli) dengan luas 0,77 hektare.
Sementara itu, Bendungan Tamblang yang berlokasi di perbatasan 4 desa bertetangga kawasan Kecamatan Sawan-Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, saat ini progresnya sudah mencapai 69,25 persen. Bendungan Tamblang yang mampu menampung 7,6 juta meter kubik air dan dibangun dengan anggaran total Rp 1,03 triliun ini ditarget tuntas Oktober 2022 mendatang.
“Saya sebagai gubernur membantu lakukan pemantauan proyek Kementerian PUPR di Bali. Bendungan Tamblang yang dibangun multiyears sesuai laporan Balai (Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Red), bisa dipercepat pengerjaannya, sehingga Oktober 2022 sudah selesai,” terang Gubernur Koster.
Menurut Koster, masyarakat di empat kecamatan di Buleleng pun akan segera memanfaatkan keberadaan Bendungan Tamblang, jika dapat diselesaikan lebih cepat. Penggunaan airnya adalah untuk saluran irigasi dan air baku di Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Tejakula, dan Kecamatan Buleleng.
“Lebih cepat Bendungan Tamblang selesai, masyarakat Buleleng bagian bawah tidak ada lagi cerita kekurangan dan kesulitan air saat kemarau. Kebutuhan dasar masyarakat yakni ketersediaan air di Buleleng sudah bisa dipenuhi dengan bendungan ini,” katanya sembari menyebut Bendungan Tamblang bisa mengairi sawah seluas 588 hektare di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan, serta pemanfaatan air baku 510 liter per detik.
Koster menyebutkan, proyek Bendungan Tamblang yang mampu menampung 7,6 juta meter kubuk air dari aliran Sungai Daya ini dibangun dengan anggaran total Rp 1,03 triliun. Rinciannya, Rp 249 miliar untuk pembebasan lahan seluas 58,79 hektare dan Rp 793,79 miliar untuk pembangunan fisik bendungan.
Dalam kunjungan kemarin, Koster juga sempat membahas nama bendungan. Nama Bendungan Tamblang dinilai kurang adil. Pasalnya, bendungan ini berada di empat desa bertetangga perbatasan dua kecamatan di Buleleng Timur. Keempat desa tersebut, masing-masing Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), dan Desa Sawan (Kecamatan Sawan). “Nanti kita akan carikan nama yang lebih tepat sesuai dengan visi Nangun Sad Kerthi Loka Bali,” tegas Gubernur yang sempat tiga periode duduk du Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019) ini.
Di sisi lain, Kasatker Bendungan BWS Bali-Penida, IGP Wandira, menjelaskan progres proyek Bendungan Tamblang saat ini sudah mencapai 69,25 persen. Ini mengalami deviasi 4,42 persen dari target. Karena itu, tantangan untuk menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu perjanjian yang disepakati yakni 26 Desember 2022, pun disanggupi.
Melihat progres proyek saat ini, Wandira optimistis rekanan dapat menyelesaikan Bendungan Tamblang pada Oktober 2022 depan. “Saat ini sedang pengerjaan grouting untuk memperkuat dasar bendungan, kemudian pembangunan intake tower dan spillway. Terowongan pengelak juga sudah berfungsi sehingga aliran air sungai tidak terganggu dan proyek bendungan tetap jalan,” papar Wandira. *ari,k23
Pembangunan fisik Bendungan Sidan sudah berlangsung selama 3 tahun, sejak kegiatan grodbreaking (peletakan batu pertama) dilakukan Gubernur Koster pada 4 April 2019. Sedangkan proyek Bedungan Sidan sudah berjalan 1,5 tahun sejak kegiatan groundbreaking dilakukan Gubernur Koster pada 12 Agustus 2020.
Dalam peninjauan kemarin, Gubernur Koster lebih dulu meninjau proyek Bendungan Sidan, Minggu pagi sekitar pukul 09.30 Wita. Dari Bendungan Sidan, Gubernur Koster dan rombongan lanjut tinjau proyek Shortcut (Jalan Pintas) Titik 7A-7B-7C-Titik 8 di Jalur Denpasar-Singaraja kawasan Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, siang pukul 12.30 Wita. Usai dari lokasi proyek shortcut, barulah Gubernur Koster meluncur ke Bendungan Tamblang, sore sekitar pukul 15.00 Wita.
Dalam peninjauan tiga megaproyek tersebut, Gubernur Koster didampingi pula Kadis PUPR Provinsi Bali Nusakti Yasa Weda dan Kadis Kominfo & Statitik Provinsi Bali, I Gede Pramana. Saat kunjungi Bendungan Sidan, rombongan diterima langsung Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Bandungan BWS Bali-Penida Kementerian PUPR, I Gusti Putu Wandira.
Gubernur Koster mengatakan, pembangunan Bendungan Sidan---yang berkapasitas 3,8 juta meter kubik dan mampu menghasilkan air baku 1,75 liter per detik untuk untuk mencukupi kebutuhan air masyarakat---dibagi dalam dua paket. Untuk Paket I sudah selesai 100 persen per 31 Desember 2021. Untuk Paket II segera dilanjutkan, tinggal menunggu proses tender. “Untuk Paket I anggaran yang sudah terserap sebesar Rp 808.603.374.134 (atau Rp 808,603 miliar). Sedangkan untuk Paket II dengan pagu anggaran Rp 864.698.874.000 (atau Rp 864,699 miliar) saat ini masih dalam proses tender,” ujar Gubernur Koster.
Jika tidak ada kendala, Paket II proyek Bendungan Sidan sudah teken kontrak pada April 2022. Dengan begitu, proyek diharapkan bisa segera dilanjutkan dan selesai sesuai target tahun 2024. “Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu,” harap Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Gubernur Koster memaparkan, Bendungan Sidan diproyeksikan sebagai penyedia air baku 1,75 meter kubik per detik. Kemudian, menambah cadangan listrik, karena bendungan juga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) 0,65 megawatt (MW). Manfaat lainnya, juga bisa dijadikan untuk menunjang sektor pariwisata. Tak kalah pentingnya, bendungan ini juga sebagai kawasan konservasi
Menurut Gubernur Koster, jika Bendungan Sidan sudah selesai dibangun, maka bisa menyuplai kebutuhan air baku untuk di kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita). Pembagiannya, 759 liter per detik untuk Denpasar, 500 liter per detik untuk Badung, 300 liter per detik untuk Gianyar, dan 200 liter per detik untuk Tabanan. Untuk menjaga keberlanjutan airnya, kata Koster, harus ada program konservasi di sekitar Bendungan Sidan, agar debit airnya konstan atau tidak berkurang.
Sementara, Kasatker Bandungan BWS Bali-Penida, I Gusti Putu Wandira, mengatakan progres pembangunan untuk paket I sudah dinyatakan selesai. Realisasi anggaran pun juga sudah 100 persen. “Namun, dari keseluruhan pekerjaan itu, progres baru 48,32 persen. Untuk sisa pengerjaan sekitar 51,68 persen lagi, akan dilanjutkan tahun ini,” jelas Wandira.
Bendungan Sidan sendiri dibangun di atas lahan seluas 82,73 hektare di 5 desa bertetangga pada 3 kaupaten di Bali (Badung, Bangli, Gianyar). Bagian terluas bangunan fisik Bendungan Sidan berada di Desa Belok Sidan (Kecamatan Petang, Badung) mencapai 27,06 hektare. Sedangkan luas fisik bendungan di kawasan Desa Buahan Kaja (Kecamatan Payangan, Gianyar) mencapai 25,23 hektare.
Menyusul kemudian di kawasan Desa Bunutin (Kecamatan Kintamani, Bangli) luasnya mencapai 17,74 hektare, di Desa Mengani Bunutin (Kecamatan Kintamani, Bangli) seluas 15,89 hektar), dan di kawasan Desa Langgahan Bunutin (Kecamatan Kintamani, Bangli) dengan luas 0,77 hektare.
Sementara itu, Bendungan Tamblang yang berlokasi di perbatasan 4 desa bertetangga kawasan Kecamatan Sawan-Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, saat ini progresnya sudah mencapai 69,25 persen. Bendungan Tamblang yang mampu menampung 7,6 juta meter kubik air dan dibangun dengan anggaran total Rp 1,03 triliun ini ditarget tuntas Oktober 2022 mendatang.
“Saya sebagai gubernur membantu lakukan pemantauan proyek Kementerian PUPR di Bali. Bendungan Tamblang yang dibangun multiyears sesuai laporan Balai (Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Red), bisa dipercepat pengerjaannya, sehingga Oktober 2022 sudah selesai,” terang Gubernur Koster.
Menurut Koster, masyarakat di empat kecamatan di Buleleng pun akan segera memanfaatkan keberadaan Bendungan Tamblang, jika dapat diselesaikan lebih cepat. Penggunaan airnya adalah untuk saluran irigasi dan air baku di Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Tejakula, dan Kecamatan Buleleng.
“Lebih cepat Bendungan Tamblang selesai, masyarakat Buleleng bagian bawah tidak ada lagi cerita kekurangan dan kesulitan air saat kemarau. Kebutuhan dasar masyarakat yakni ketersediaan air di Buleleng sudah bisa dipenuhi dengan bendungan ini,” katanya sembari menyebut Bendungan Tamblang bisa mengairi sawah seluas 588 hektare di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan, serta pemanfaatan air baku 510 liter per detik.
Koster menyebutkan, proyek Bendungan Tamblang yang mampu menampung 7,6 juta meter kubuk air dari aliran Sungai Daya ini dibangun dengan anggaran total Rp 1,03 triliun. Rinciannya, Rp 249 miliar untuk pembebasan lahan seluas 58,79 hektare dan Rp 793,79 miliar untuk pembangunan fisik bendungan.
Dalam kunjungan kemarin, Koster juga sempat membahas nama bendungan. Nama Bendungan Tamblang dinilai kurang adil. Pasalnya, bendungan ini berada di empat desa bertetangga perbatasan dua kecamatan di Buleleng Timur. Keempat desa tersebut, masing-masing Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), dan Desa Sawan (Kecamatan Sawan). “Nanti kita akan carikan nama yang lebih tepat sesuai dengan visi Nangun Sad Kerthi Loka Bali,” tegas Gubernur yang sempat tiga periode duduk du Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019) ini.
Di sisi lain, Kasatker Bendungan BWS Bali-Penida, IGP Wandira, menjelaskan progres proyek Bendungan Tamblang saat ini sudah mencapai 69,25 persen. Ini mengalami deviasi 4,42 persen dari target. Karena itu, tantangan untuk menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu perjanjian yang disepakati yakni 26 Desember 2022, pun disanggupi.
Melihat progres proyek saat ini, Wandira optimistis rekanan dapat menyelesaikan Bendungan Tamblang pada Oktober 2022 depan. “Saat ini sedang pengerjaan grouting untuk memperkuat dasar bendungan, kemudian pembangunan intake tower dan spillway. Terowongan pengelak juga sudah berfungsi sehingga aliran air sungai tidak terganggu dan proyek bendungan tetap jalan,” papar Wandira. *ari,k23
1
Komentar