Penerbangan ke Bali Dongkrak Ekspor
Diharapkan, makin banyak maskapai buka penerbangan langsung ke Bali
DENPASAR, NusaBali
Kalangan pengusaha ekspedisi, khususnya jasa kargo berharap penerbangan langsung dari dan ke Bali ke luar negeri semakin banyak. Hal tersebut menyusul sudah dimulainya kehadiran penerbangan internasional, yakni Garuda Indonesia dari Narita (Jepang) ke Bali.
Semakin banyak penerbangan langsung ke Bali diyakini mendorong lebih banyak ekspor Bali via kargo. Terutama produk-produk atau komoditas segar, seperti buah-buahan, produk ikan dan yang lainnya.
Sejumlah kota besar di Eropa yang bisa diharapkan sebagai pintu masuk ekspor komoditas dari Bali masih blank atau tidak terakses penerbangan langsung ke Bali. Kota- kota tersebut diantaranya Paris, Milan, Roma, Frankfurt dan yang lainnya.
Karena itulah ekspor produk atau komoditas Bali, tidak bisa langsung dilakukan ke Eropa dan juga Amerika Serikat. Namun via Jakarta.
Dari Denpasar, penerbangan domestik kemudian ke Jakarta (Bandara Soekarno- Hatta) baru nanti ke kota- kota di kawasan Eropa dan Amerika.
“Karena belum ada penerbangan (internasional) ke Bali, pasca pandemi,” ujar I Gede Suanda, salah seorang manager usaha layanan jasa kargo, Minggu (13/2).
Dikatakan sejumlah komoditas ekspor Bali memang harus dengan kargo. Terutama komoditas segar. Diantara produk ikan segar, ikan, hias kerang dan yang lain dan buah-buahan.
Walau demikian, Suanda menuturkan pengiriman atau ekspor relatif stabil. Namun jelas berkurang volumenya dibanding dengan sebelum pandemi Covid-19.
“Tetapi dalam suasana masa pandemi ini masih cukup stabil,” ujar Suanda.
Diharapkan penerbangan langsung kembali seperti dari Garuda dari Narita (Jepang) ke Bali bisa dilakukan kembali oleh maskapai lain.
Terpisah Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (Kabid PLN) Dinas Perdagangan dan Perindustrian(Disdagprin) Provinsi Bali Ni Wayan Lestari, membenarkan tidak adanya penerbangan langsung ke Bali menjadi kendala peningkatkan ekspor Bali. “Ya memang faktor itu (penerbangan),” ujarnya.
Persoalan tersebut kata Lestari, juga sudah terungkap dalam webinar yang dilakukan Kementerian Perdagangan sebelumnya. “ Di sana (di webinar ) sudah juga disampaikan,” ujar Lestari.
Tidak hanya kendala penerbangan, kenaikkan kasus Covid-19 yang yang disusul dengan penerapan PPKM, dikatakan Lestari tentu berimbas juga terhadap ekspor Bali.
“Mudahan-mudahan setelah penerbangan Garuda dari Narita(Jepang) ke Bali, akan disusul penerbangan internasional lainnya,” harap Lestari.
Tegasnya, jelas produk-produk segar seperti ikan tuna maupun buah -buahan dan produk segar lainnya, yang memerlukan pengiriman lewat kargo, agar lebih cepat sampai di negara tujuan, dalam keadaan segar. *K17
Semakin banyak penerbangan langsung ke Bali diyakini mendorong lebih banyak ekspor Bali via kargo. Terutama produk-produk atau komoditas segar, seperti buah-buahan, produk ikan dan yang lainnya.
Sejumlah kota besar di Eropa yang bisa diharapkan sebagai pintu masuk ekspor komoditas dari Bali masih blank atau tidak terakses penerbangan langsung ke Bali. Kota- kota tersebut diantaranya Paris, Milan, Roma, Frankfurt dan yang lainnya.
Karena itulah ekspor produk atau komoditas Bali, tidak bisa langsung dilakukan ke Eropa dan juga Amerika Serikat. Namun via Jakarta.
Dari Denpasar, penerbangan domestik kemudian ke Jakarta (Bandara Soekarno- Hatta) baru nanti ke kota- kota di kawasan Eropa dan Amerika.
“Karena belum ada penerbangan (internasional) ke Bali, pasca pandemi,” ujar I Gede Suanda, salah seorang manager usaha layanan jasa kargo, Minggu (13/2).
Dikatakan sejumlah komoditas ekspor Bali memang harus dengan kargo. Terutama komoditas segar. Diantara produk ikan segar, ikan, hias kerang dan yang lain dan buah-buahan.
Walau demikian, Suanda menuturkan pengiriman atau ekspor relatif stabil. Namun jelas berkurang volumenya dibanding dengan sebelum pandemi Covid-19.
“Tetapi dalam suasana masa pandemi ini masih cukup stabil,” ujar Suanda.
Diharapkan penerbangan langsung kembali seperti dari Garuda dari Narita (Jepang) ke Bali bisa dilakukan kembali oleh maskapai lain.
Terpisah Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (Kabid PLN) Dinas Perdagangan dan Perindustrian(Disdagprin) Provinsi Bali Ni Wayan Lestari, membenarkan tidak adanya penerbangan langsung ke Bali menjadi kendala peningkatkan ekspor Bali. “Ya memang faktor itu (penerbangan),” ujarnya.
Persoalan tersebut kata Lestari, juga sudah terungkap dalam webinar yang dilakukan Kementerian Perdagangan sebelumnya. “ Di sana (di webinar ) sudah juga disampaikan,” ujar Lestari.
Tidak hanya kendala penerbangan, kenaikkan kasus Covid-19 yang yang disusul dengan penerapan PPKM, dikatakan Lestari tentu berimbas juga terhadap ekspor Bali.
“Mudahan-mudahan setelah penerbangan Garuda dari Narita(Jepang) ke Bali, akan disusul penerbangan internasional lainnya,” harap Lestari.
Tegasnya, jelas produk-produk segar seperti ikan tuna maupun buah -buahan dan produk segar lainnya, yang memerlukan pengiriman lewat kargo, agar lebih cepat sampai di negara tujuan, dalam keadaan segar. *K17
Komentar