Penjualan Bunga Valentine di Denpasar Merosot
DENPASAR, NusaBali.com - Menurunnya perekonomian di tengah pandemi tampaknya ikut mempengaruhi animo masyarakat merayakan hari valentine. Para pedagang bunga potong yang biasanya ramai diserbu , kali ini tidak mengalami peningkatan penjualan yang signifikan.
Kenaikan yang terjadi masih tipis, di kisaran 20 persen. Bahkan pedagang bunga di sentra penjualan bunga potong di Kota Denpasar, Jalan Mayjen Sutoyo, menyebut jika dibanding dengan hari Valentine tahun lalu, penjualan tahun ini masih kalah.
Namun, hal itu tampaknya juga sudah diantisipasi oleh para pedagang. Dari sisi stok misalnya, bunga potong yang dibeli kepada suplier tidak sebanyak pada hari valentine di masa sebelum pandemi. Hal itu untuk mengurangi potensi kerugian dari bunga yang tidak laku terjual.
“Kalau dibanding dengan hari biasa tidak banyak perbedaannya, kenaikannya hanya sekitar 20 persen,” ujar Herlan, pemilik Nay’s Flower’s Shop, ditemui di tempat usahanya, Jalan Mayjen Sutoyo, Denpasar, Senin (14/2/2022) siang.
Herlan mengungkapkan, para pembeli yang datang tidak hanya dari kalangan muda saja, banyak juga orang tua yang datang. Demikian juga yang datang tidak didominasi oleh kaum pria, namun perempuan pun ada yang datang membeli bunga di hari valentine.
Ia menambahkan, jika dibanding dengan hari valentine tahun lalu, penjualan bunga potong tahun 2021 lalu bahkan lebih baik dibanding tahun ini. Namun jangan dibandingkan dengan sebelum pandemi.
“Kalau sebelum pandemi orang-orang sudah pada berdesakan di sini, kita bisa sampai kurang istirahat,” kata Herlan.
Harga bunga potong yang paling banyak dicari pada momen Valentine biasanya adalah mawar merah, yang didatangkan Herlan dari Malang, Jawa Timur. Pada hari Valentine, satu tangkai mawar merah ia jual seharga Rp 7.000.
Senada dengan Herlan, pedagang bunga lainnya di seputaran Jalan Mayjen Sutoyo, Fadliyah, mengatakan penjualan bunga di hari Valentine tahun ini relatif kecil peningkatannya jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Untuk momen Valentine tahun ini, Fadliyah memesan mawar tambahan tidak lebih dari 1.000 tangkai.
“Kalau dulu kan penuh di sini, sampai macet di jalan. Seminggu sebelum hari-H juga biasanya sudah banyak pesanan,” kata Fadliyah pemilik toko bunga Adiba.
Fadliyah memberi harga ‘pandemi’ di hari Valentine tahun ini. Satu tangkai mawar ia jual di harga Rp 5.000. “Orang keadaannya kayak gini, udah mentok aja di Rp 5.000,” ucapnya.
Bima Wahyu, 23, ditemui saat memilih-milih bunga yang akan dia beli mengatakan, ia mencari bunga untuk diberikan kepada kekasih, khusus di hari valentine. Menurutnya memberi bunga merupakan simbol kasih sayang kepada pasangan.
Mengenai harga bunga potong yang biasanya naik pada momen Valentine, ia pun tidak keberatan. “Harganya masih standar, tidak terlalu mahal,” ujarnya malu-malu.
1
Komentar