Cap Go Meh Tutup Rangkaian Imlek, Ratusan Umat Jalani Ritual Tolak Bala
SINGARAJA, NusaBali
Umat Tri Dharma di Buleleng mengakhiri rangkaian Hari Raya Imlek 2573 dengan sembahyang Cap Go Meh.
Sejumlah rohaniawan di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Ling Gwan Kiong Singaraja di kawasan eks Pelabuhan Buleleng, nampak sibuk melakukan ritual, Selasa (15/2) kemarin. Ratusan umat juga tercatat mengikuti upacara ciswak (tolak bala).
Ketua TITD Ling Gwan Kiong, Wira Sanjaya Selasa kemarin menjelaskan, sembahyang Cap Go Meh merupakan rangkaian terakhir Hari Raya Imlek. Persembahyangan dilakukan rohaniawan untuk memohon restu kepada Tuhan dan para dewa-dewi sebelum menutup tahun dan menjalani kehidupan di tahun baru 2573.
Di penghujung tahun China 2572 juga dilakukan ritual tolak bala. Menurut Wira Sanjaya sesuai kepercayaan umat tri dharma dalam peredaran horoskop setiap tahunnya, ada beberapa shio yang mengalami ketidak harmonisan dengan shio yang datang di tahun baru. Ketidakharmonisan ini akan berdampak pada umat yang lahir pada tahun yang bersangkutan.
“Tahun ini adalah tahun macan air, menurut kepercayaan Tionghoa ada beberapa shio yang mengalami ketidakharmonisan atau ciong. Yang ciong besar adalah yang lahir di tahun monyet dan macan. Ciong kecil bagi yang lahir di tahun ular dan babi,” ungkap Wira Sanjaya. Namun ketidakharmonisan yang dapat mengakibatkan kemalangan bagi umat dapat diatasi dengan ritual ciswak.
Data pengurus TITD, upacara ciswak tahun ini diikuti oleh 218 orang umat. Mereka menjalani ritual tolak bala dengan rangkaian persembahyangan bersama, pemotongan ujung rambut, pelemparan sejumlah kacang-kacangan mengelilingi tempat suci dihantarkan oleh doa rohaniawan. Kemudian melepas hewan atau binatang ke alam liar.
Namun dalam pelaksanaan tahun ini karena masih pandemi, umat yang menjalani tolak bala hanya dihadirkan perwakilan di TITD Ling Gwan Kiong. Selebihnya menjalani ritual di rumah masing-masing. “Karena pandemi jadi tidak bisa semua datang langsung hanya perwakilan saja. Yang lain melaksanakan ritual di rumah masing-masing. Tetapi masing-masing umat sudah menyetorkan potongan rambut yang ditempati amplop merah diisi nama dan tahun lahir, nanti rohaniawan yang mendoakan di sini,” imbuh Wira Sanjaya.
Pengurus TITD pun telah menyiapkan biji kacang-kacangan dan air suci di areal tempat ibadah. Umat yang akan melaksanakan ciswak bisa mengambil dan melaksanakan ritual di rumah masing-masing.*k23
1
Komentar