Koster Izinkan Pawai Ogoh-ogoh Nyepi
Aspirasinya Didukung, Yowana Berterimakasih kepada Gubernur
Gubernur Koster siapkan total Rp 1,9 miliar untuk hadiah lomba ogoh-ogoh Nyepi Tahun Baru Saka 1944
DENPASAR, NusaBali
Pasikian Yowana Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali temui Gubernur Bali Wayan Koster untuk sampaikan aspirasi terkait pelaksanaan pawai ogoh-ogoh Nyepi Tahun Baru Saka 1944, Rabu (16/2) pagi. Dari pertemuan itu, Gubernur Koster memberikan izin kepada para yowana (generasi muda) untuk melaksanakan ritual nyomya ogoh-ogoh di wewidangan banjar masing-masing saat pang-rupukan Nyepi Tahun Baru 1944 tepat Tilem Kasanga pada Buda Paing Wayang, Selasa, 2 Maret 2022 malam.
Ikut dalam rombongan yang audiensi ke Gubernur Koster di Rumah Jabatan Jaya Sabha Denpasar, Rabu pagi pukul 09.30 Wita, antara lain, Manggala Pasikian Yowana Kota Denpasar AA Angga Harta Yana, serta seniman Nyoman Gede Sentana Putra atau Kedux Garage (asal Denpasar) dan Ida Bagus Nyoman Surya Wigenam (asal Tampaksiring, Gianyar). Sedangkan Gubernur Koster didampingi Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Saputra.
Gubernur Koster langsung memberikan kesempatan kepada para yowana untuk melaksanakan ritual nyomya ogoh-ogoh di wewidangan banjar masing-masing saat malam pangrupukan Nyepi, setelah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Bendesa Agung MDA Purovinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet dan Penyarikan Agung MDA Provinsi Bali, I Ketut Sumarta.
“Saya sebagai Gubernur Bali bersama MDA Provinsi Bali menyetujui keinginan yang disampaikan melalui aspirasi para yowana. Kepada para yowana yang sudah membuat ogoh-ogoh, saya minta teruskan dibuat sampai selesai, sampai tuntas, jangan berhenti sebelum 2 Maret 2022,” jelas Gubernur Koster disambut tepuk tangan perwakilan yowana dan seniman.
Menurut Gubernur Koster, ritual nyomya ogoh-ogoh bisa dilaksanakan di wewidangan banjar masing-masing, dengan berbagai ketentuan. Antara lain, ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan (tanpa bahan plastik dan styrofoam), peserta pawai maksimal 25 orang yowana, dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan Covid-19. Peserta harus pakai masker, sudah vaksinasi 2 kali, dan mengikuti swab antigen yang difasilitasi secara gratis oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Gubernur Koster sangat menghargai dan mengapresiasi hasil karya seni, inovasi, dan kreativitas para yowana, sebagai bagian dalam membangun karakter dan jiwa seni-budaya dalam produk ogoh-ogoh yang mereka ciptakan. Karena itu, seperti tahun 2021 lalu, kali ini pun akan dilakukan penilaian terhadap karya ogoh-ogoh para yowana. Hasil penilaian ini akan dijadikan dasar untuk memberikan hadiah kepada pemenang, yaitu karya terbaik untuk 3 ogoh-ogoh di masing-masing kecamatan, kemudian diberikan hadiah untuk peringkat I, II, dan III di semua kabupaten/kota se-Bali.
Total Rp 1,9 miliar disiapkan Gubernutr Koster untuk hadiah lomba ogoh-ogoh ini. Rinciannya, untuk tingkat kecamatan, 3 karya ogoh-ogoh terbaik akan diberikan hadiah masing-masing Rp 5 juta. Untuk tingkat kabupaten/kota, untuk peringkat I diberi hadiah Rp 50 juta, peringkat II dapat Rp 35 juta, dan peringkat III kebagian hadiah Rp 25 juta. Ini berlagi di semua kabupaten/kota se-Bali.
“Ini akan diproses oleh tim penilai yang turun ke masing-masing banjar untuk menilai karya ogoh-ogohnya. Yang dinilai ini bukan perlombaannya, tapi karya dari ogoh-ogohnya berdasarkan kreasi dan inovasi,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Sementara itu, Pasikian Yowana MDA Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali serta para seniman, menyatakan terimakasih kepada Gubernur Koster karena telah izinkan dan mendukung kegiatan ritual nyomya ogoh-ogoh saat malam pangrupukan Nyepi Tahun Baru Saka 1944 nanti. Aspirasi yowana dan seniman tersebut dibacakan oleh Dewa Ardita di hadapan Gubernur Koster saat audiensi kemarin.
Dewa Ardita menyebutkan, ada tiga tujuan pokok dilaksanakannya nyomya ogoh-ogoh. Pertama, untuk menetralisir dan membersihkan hal-hal dari pengaruh negatif agar menjadi positif, demi terwjudnya ketenteraman bhuana alit dan bhuana agung. Kedua, untuk menciptakan jiwa seni dan budaya di kalangan yowana, sesuai dengan semangat Tri Sakti Bung Karno yakni ‘berkepribadian dalam kebudayaan’. “Ketiga, mengcounter oknum-oknum tak bertanggung jawab yang dimanfaatkan oleh orang yang bekepentingan dengan memanfaatkan isu ditiadakannya pawai ogoh-ogoh untuk kepentingan politik Pemilu 2024,” jelas Dewa Ardita.
Dalam kesempatan itu, Pasikian Yowana MDA Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali menyatakan rasa kangen dengan Gubernur Koster, yang memiliki jiwa seni dan budaya untuk hadir kembali di tengah-tengah yowana dan memberikan support kepada mereka yang sedang membuat ogoh-ogoh sebagai bentuk ekspresi seni luar biasa. “Pasikian Yowana MDA Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali menyadari Bapak Gubernur Bali sangat teliti dan berhati-hati dalam mengambil keputusan, apalagi perkembangan keputusan di pemerintah pusat sangat dinamis dari segi waktu dan isi keputusannya dalam menangani pandemi Covid-19,” katanya.
Pasikian Yowana MDA Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali sangat menyadari dan memahami bahwa pasca adanya pandemi Covid-19 yang telah berjalan 2 tahun, tidak seorang pun berhasil menangani bencana alam ini. Pndemi ini menyebabkan banyak perubahan kehidupan sosial. “Dampak negatif secara khusus juga kami cermati mulai timbul di permukaan, karena hal ini disebabkan oleh adanya oknum yang tidak bertanggung jawab melemparkan, memelintir segala informasi menjadi hoax, dan menyebabkan degradasi moral dalam bertutur kata seperti yang terjadi di media sosial.”
Atas dukungan penuh Gubernur Koster terhadap dilaksanakannya nyomya ogoh-ogoh, kata Dewa Ardita, ini momentum untuk mengembalikan semangat yowana dalam berkesenian dengan Prokes Covid-19 ketat. Pasikian Yowana MDA Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali juga menilai ini adalah momentum yang tepat untuk mendukung penuh kepemimpinan Gubernur Koster dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’.
“Ini momentum untuk mengharmoniskan kembali hubungan yang dulu sangat baik, bersatu, tanpa ujaran kebencian di media sosial, guna bersama-sama mendukung Gubernur Bali yang telah bekerja tanpa mengenal waktu libur. Ini juga momentum untuk menjaga taksu Bali di mata dunia, sekaligus menjadi komitmen nyata kami sebagai yowana untuk menjalankan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 dengan penuh sukacita. Komitmen nyata mendukung Presiden RI dan Gubernur Bali dalam menyukseskan Bali sebagai tuan rumah KTT G-20,” katanya.
Di akhir pertemuannya, Pasikian Yowana MDA Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali menyatakan sangat tresna (sayang), hormat, dan bangga dengan kepemimpinan Gubernur Koster yang serius mengurusi Pulau Bali ini secara sekala dan niskala. “Hal itu terbukti dengan adanya Perda dan Pergub yang pro terhadap masyarakat, alam, hingga budaya Bali. Kemudian, adanya pembangunan infrastruktur di Kawasan Suci Pura Besakih, pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, pembangunan Pelabuhan Segitiga Emas, pembangunan Shorcut Singaraja-Mengwitani, hingga pembangunan Bendungan Sidan dan Bendungan Tamblang.” *mis
Ikut dalam rombongan yang audiensi ke Gubernur Koster di Rumah Jabatan Jaya Sabha Denpasar, Rabu pagi pukul 09.30 Wita, antara lain, Manggala Pasikian Yowana Kota Denpasar AA Angga Harta Yana, serta seniman Nyoman Gede Sentana Putra atau Kedux Garage (asal Denpasar) dan Ida Bagus Nyoman Surya Wigenam (asal Tampaksiring, Gianyar). Sedangkan Gubernur Koster didampingi Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Saputra.
Gubernur Koster langsung memberikan kesempatan kepada para yowana untuk melaksanakan ritual nyomya ogoh-ogoh di wewidangan banjar masing-masing saat malam pangrupukan Nyepi, setelah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Bendesa Agung MDA Purovinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet dan Penyarikan Agung MDA Provinsi Bali, I Ketut Sumarta.
“Saya sebagai Gubernur Bali bersama MDA Provinsi Bali menyetujui keinginan yang disampaikan melalui aspirasi para yowana. Kepada para yowana yang sudah membuat ogoh-ogoh, saya minta teruskan dibuat sampai selesai, sampai tuntas, jangan berhenti sebelum 2 Maret 2022,” jelas Gubernur Koster disambut tepuk tangan perwakilan yowana dan seniman.
Menurut Gubernur Koster, ritual nyomya ogoh-ogoh bisa dilaksanakan di wewidangan banjar masing-masing, dengan berbagai ketentuan. Antara lain, ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan (tanpa bahan plastik dan styrofoam), peserta pawai maksimal 25 orang yowana, dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan Covid-19. Peserta harus pakai masker, sudah vaksinasi 2 kali, dan mengikuti swab antigen yang difasilitasi secara gratis oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Gubernur Koster sangat menghargai dan mengapresiasi hasil karya seni, inovasi, dan kreativitas para yowana, sebagai bagian dalam membangun karakter dan jiwa seni-budaya dalam produk ogoh-ogoh yang mereka ciptakan. Karena itu, seperti tahun 2021 lalu, kali ini pun akan dilakukan penilaian terhadap karya ogoh-ogoh para yowana. Hasil penilaian ini akan dijadikan dasar untuk memberikan hadiah kepada pemenang, yaitu karya terbaik untuk 3 ogoh-ogoh di masing-masing kecamatan, kemudian diberikan hadiah untuk peringkat I, II, dan III di semua kabupaten/kota se-Bali.
Total Rp 1,9 miliar disiapkan Gubernutr Koster untuk hadiah lomba ogoh-ogoh ini. Rinciannya, untuk tingkat kecamatan, 3 karya ogoh-ogoh terbaik akan diberikan hadiah masing-masing Rp 5 juta. Untuk tingkat kabupaten/kota, untuk peringkat I diberi hadiah Rp 50 juta, peringkat II dapat Rp 35 juta, dan peringkat III kebagian hadiah Rp 25 juta. Ini berlagi di semua kabupaten/kota se-Bali.
“Ini akan diproses oleh tim penilai yang turun ke masing-masing banjar untuk menilai karya ogoh-ogohnya. Yang dinilai ini bukan perlombaannya, tapi karya dari ogoh-ogohnya berdasarkan kreasi dan inovasi,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Sementara itu, Pasikian Yowana MDA Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali serta para seniman, menyatakan terimakasih kepada Gubernur Koster karena telah izinkan dan mendukung kegiatan ritual nyomya ogoh-ogoh saat malam pangrupukan Nyepi Tahun Baru Saka 1944 nanti. Aspirasi yowana dan seniman tersebut dibacakan oleh Dewa Ardita di hadapan Gubernur Koster saat audiensi kemarin.
Dewa Ardita menyebutkan, ada tiga tujuan pokok dilaksanakannya nyomya ogoh-ogoh. Pertama, untuk menetralisir dan membersihkan hal-hal dari pengaruh negatif agar menjadi positif, demi terwjudnya ketenteraman bhuana alit dan bhuana agung. Kedua, untuk menciptakan jiwa seni dan budaya di kalangan yowana, sesuai dengan semangat Tri Sakti Bung Karno yakni ‘berkepribadian dalam kebudayaan’. “Ketiga, mengcounter oknum-oknum tak bertanggung jawab yang dimanfaatkan oleh orang yang bekepentingan dengan memanfaatkan isu ditiadakannya pawai ogoh-ogoh untuk kepentingan politik Pemilu 2024,” jelas Dewa Ardita.
Dalam kesempatan itu, Pasikian Yowana MDA Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali menyatakan rasa kangen dengan Gubernur Koster, yang memiliki jiwa seni dan budaya untuk hadir kembali di tengah-tengah yowana dan memberikan support kepada mereka yang sedang membuat ogoh-ogoh sebagai bentuk ekspresi seni luar biasa. “Pasikian Yowana MDA Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali menyadari Bapak Gubernur Bali sangat teliti dan berhati-hati dalam mengambil keputusan, apalagi perkembangan keputusan di pemerintah pusat sangat dinamis dari segi waktu dan isi keputusannya dalam menangani pandemi Covid-19,” katanya.
Pasikian Yowana MDA Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali sangat menyadari dan memahami bahwa pasca adanya pandemi Covid-19 yang telah berjalan 2 tahun, tidak seorang pun berhasil menangani bencana alam ini. Pndemi ini menyebabkan banyak perubahan kehidupan sosial. “Dampak negatif secara khusus juga kami cermati mulai timbul di permukaan, karena hal ini disebabkan oleh adanya oknum yang tidak bertanggung jawab melemparkan, memelintir segala informasi menjadi hoax, dan menyebabkan degradasi moral dalam bertutur kata seperti yang terjadi di media sosial.”
Atas dukungan penuh Gubernur Koster terhadap dilaksanakannya nyomya ogoh-ogoh, kata Dewa Ardita, ini momentum untuk mengembalikan semangat yowana dalam berkesenian dengan Prokes Covid-19 ketat. Pasikian Yowana MDA Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali juga menilai ini adalah momentum yang tepat untuk mendukung penuh kepemimpinan Gubernur Koster dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’.
“Ini momentum untuk mengharmoniskan kembali hubungan yang dulu sangat baik, bersatu, tanpa ujaran kebencian di media sosial, guna bersama-sama mendukung Gubernur Bali yang telah bekerja tanpa mengenal waktu libur. Ini juga momentum untuk menjaga taksu Bali di mata dunia, sekaligus menjadi komitmen nyata kami sebagai yowana untuk menjalankan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 dengan penuh sukacita. Komitmen nyata mendukung Presiden RI dan Gubernur Bali dalam menyukseskan Bali sebagai tuan rumah KTT G-20,” katanya.
Di akhir pertemuannya, Pasikian Yowana MDA Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali menyatakan sangat tresna (sayang), hormat, dan bangga dengan kepemimpinan Gubernur Koster yang serius mengurusi Pulau Bali ini secara sekala dan niskala. “Hal itu terbukti dengan adanya Perda dan Pergub yang pro terhadap masyarakat, alam, hingga budaya Bali. Kemudian, adanya pembangunan infrastruktur di Kawasan Suci Pura Besakih, pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, pembangunan Pelabuhan Segitiga Emas, pembangunan Shorcut Singaraja-Mengwitani, hingga pembangunan Bendungan Sidan dan Bendungan Tamblang.” *mis
Komentar