Bendungan Tamblang Diproyeksikan Jadi DTW Baru
Penataan nanti di antaranya pembangunan anjung pandang, spot terbaik untuk melihat pemandangan Bendungan Tamblang dari atas.
SINGARAJA, NusaBali
Proyek Bendungan Tamblang yang berlokasi di perbatasan empat desa di wilayah Kecamatan Sawan dan Kubutambahan juga dirancang menjadi destinasi tempat wisata (DTW) baru di Buleleng. Penataan bendungan setelah proyek pembangunan fisiknya selesai akan dipercantik dengan penambahan sejumlah ornamen, patung hingga taman.
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Bendungan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida I Gusti Putu Wandira, menjelaskan selain dibangun untuk mengatasi persoalan ketersediaan air bersih dan air irigasi, Bendungan Tamblang juga dirancang memiliki nilai lebih. Sehingga bisa dikelola sebagai objek wisata.
BWS Bali – Penida pun sudah merencanakan penataan kawasan dengan apik. Salah satunya pintu masuk bendungan dibuat asri. Diawali dengan gapura masuk khas ornamen Bali. Sepanjang jalan masuk di sisi kanan dan kiri jalan akan dihiasi dengan sejumlah patung angsa putih. Lalu di rest area juga akan dibangun patung Dewi Sri yang di bawahnya dilengkapi dengan kolam air. Patung Dewi Sri dipilih sebagai lambang kemakmuran atas keberadaan Bendungan Tamblang.
Selain itu, juga dibangun anjung pandang. Spot terbaik untuk melihat pemandangan Bendungan Tamblang dari atas. Rancangan pengembangan pariwisata ini pun ditunjang dengan pemandangan alam yang ada di sekitarnya. Temuan saluran irigasi kuno yang diperkirakan dibangun pada abad XI di sejumlah titik Bendungan Tamblang saat dilakukan penggalian, juga berpotensi sebagai daya tarik tersendiri. Meskipun sebagian saluran irigasi kuno dihapuskan karena berada tepat di badan bendungan.
“Pengembangan ke pariwisata sudah ada konsep. Mudah-mudahan bisa berbarengan dengan anggaran pembangunan fisik. Kalau tidak, nanti penataan dianggarkan khusus,” ucap Wandira, Rabu (16/2).
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara dihubungi terpisah mengatakan belum menyusun perencanaan terkait potensi destinasi Bendungan Tamblang. Namun Dody yang sempat menjabat sebagai Kadis Kebudayaan dan sempat melihat langsung irigasi kuno saat ditemukan, mengaku tertarik membuatkan narasinya. Termasuk akan dikaitkan dengan temuan sarkofagus dan benda kuno lainnya di seputaran Desa Sawan, dekat dengan lokasi bendungan.
“Rencananya kami akan audiensi lagi dengan BWS dan penyedia proyek. Karena temuan irigasi kuno dan tinggalan sejarah di radius bendungan sangat menarik jika dibuatkan semacam paket wisata sejarah. Tentu kami akan buat narasinya dulu kalau misalnya pengelolaan diserahkan ke kabupaten.” kata Dody Sukma. *k23
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Bendungan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida I Gusti Putu Wandira, menjelaskan selain dibangun untuk mengatasi persoalan ketersediaan air bersih dan air irigasi, Bendungan Tamblang juga dirancang memiliki nilai lebih. Sehingga bisa dikelola sebagai objek wisata.
BWS Bali – Penida pun sudah merencanakan penataan kawasan dengan apik. Salah satunya pintu masuk bendungan dibuat asri. Diawali dengan gapura masuk khas ornamen Bali. Sepanjang jalan masuk di sisi kanan dan kiri jalan akan dihiasi dengan sejumlah patung angsa putih. Lalu di rest area juga akan dibangun patung Dewi Sri yang di bawahnya dilengkapi dengan kolam air. Patung Dewi Sri dipilih sebagai lambang kemakmuran atas keberadaan Bendungan Tamblang.
Selain itu, juga dibangun anjung pandang. Spot terbaik untuk melihat pemandangan Bendungan Tamblang dari atas. Rancangan pengembangan pariwisata ini pun ditunjang dengan pemandangan alam yang ada di sekitarnya. Temuan saluran irigasi kuno yang diperkirakan dibangun pada abad XI di sejumlah titik Bendungan Tamblang saat dilakukan penggalian, juga berpotensi sebagai daya tarik tersendiri. Meskipun sebagian saluran irigasi kuno dihapuskan karena berada tepat di badan bendungan.
“Pengembangan ke pariwisata sudah ada konsep. Mudah-mudahan bisa berbarengan dengan anggaran pembangunan fisik. Kalau tidak, nanti penataan dianggarkan khusus,” ucap Wandira, Rabu (16/2).
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara dihubungi terpisah mengatakan belum menyusun perencanaan terkait potensi destinasi Bendungan Tamblang. Namun Dody yang sempat menjabat sebagai Kadis Kebudayaan dan sempat melihat langsung irigasi kuno saat ditemukan, mengaku tertarik membuatkan narasinya. Termasuk akan dikaitkan dengan temuan sarkofagus dan benda kuno lainnya di seputaran Desa Sawan, dekat dengan lokasi bendungan.
“Rencananya kami akan audiensi lagi dengan BWS dan penyedia proyek. Karena temuan irigasi kuno dan tinggalan sejarah di radius bendungan sangat menarik jika dibuatkan semacam paket wisata sejarah. Tentu kami akan buat narasinya dulu kalau misalnya pengelolaan diserahkan ke kabupaten.” kata Dody Sukma. *k23
1
Komentar